Sinopsis My Love From Another Star Episode 17 Part 1


Min Joon berkata saat ia ditinggal di bumi, ia tak dapat menghentikan keinginan untuk pulang ke planet asalnya. Oleh karena itulah ia menerima pekerjaan di bagian meteorology. 


Min  Joon menghabiskan dengan membaca buku hingga larut malam hingga salah satu rekan kerjanya menggoda Min Joon. Jangan-jangan nanti orang berpikir kalau seluruh pekerjaan bagian meteorology dikerjakan oleh Min Joon seorang saja.

Min Joon hanya tersenyum dan temannya bertanya buku apa yang sedang Min Joon baca. Min Joon menunjukkan buku tersebut dan berkata kalau ia kagum pada pengarang buku tersebut, Lee Son Ji, yang bisa menghitung gerhana bulan dan matahari secara tepat, bahkan bisa memperikirakan orbit lima planet secara benar.


Teman itu heran, apa mungkin Min Joon berpikir kalau dunia itu bulat dan berputar. Min Joon mengiyakan dan temannya itu kaget, “Astaga! Jika bumi itu berputar, pasti semua orang akan merasa pusing jika berdiri. Dan dari mana kau tahui kalau bumi itu bulat?”


Min Joon tertawa geli, membuat temannya heran. Min Joon pun menjelaskan sambil menerawang, “Jika kau melihatnya dari jauh, kau bisa melihat kalau Bumi itu sangatlah cantik.”

“Apa kau pernah melihatnya?”

Min Joon hanya tersenyum tanpa menjawab.


Pada kita, Min Joon menjelaskan kalau dari kejauhan, Bumi itu sangatlah cantik. Banyak orang dari planetnya yang ingin tahu tentang Bumi dan ingin berkunjung . Mereka membuat sebuah asteroid yang kelihatan seperti asteroid biasa. Agar asteroid itu tak terlihat dalam oleh bumi, asteroid itu dimasukkan pada sebuah orbit asteroid yang memiliki waktu putar 404 tahun bumi.


“Apakah aku harus menunggu lagi selama itu jika kali ini aku melewatkan kesempatan? Aku tak tahu apa yang akan terjadi. Gravitasi bisa menghilangkan orbit. Dan yang lebih penting, jika aku tak dapat kembali kali ini,” mata Min Joon menerawang. “Aku mungkin akan menghilang tak lama lagi. Aku mungkin akan mati.”

My Love From Another Star Episode 17


Song Yi heran dengan permintaan Min Joon yang minta untuk melakukan semua keinginan Song Yi dalam waktu sebulan. Mengapa mereka harus melakukan itu? Ia masih belum mengerti saat Min Joon menjawab kalau ia akan segera pergi. Pergi kemana?


“Kembali ke tempat asalku. Dalam waktu sebulan, aku akan pergi ke tempat asalku,” Min Joon tak tahan menatap mata Song Yi yang sudah berkaca-kaca, tanpa terasa matanya basah.


“Kau akan pergi?” Song Yi berbisik tak percaya. Tapi Song Yi mencoba tabah dan mengijinkan Min Joon untuk pergi. “Dan kapan kau akan kembali? Hmm? Katakan padaku. Aku akan sabar menunggu.”

Min Joon menunduk, tak tega melihat mata Song Yi yang berharap saat berkata, “Satu tahun? Dua tahun?” Min Joon menunduk semakin dalam mendengar suara Song Yi bergetar saat meneruskan, “Sepuluh tahun? Apa kau tak akan kembali lagi?”


Min Joon mengangguk dan menunduk, menahan tangis yang sudah membuncah di dadanya.  Dan semua ini baru dimengerti oleh Song Yi yang sekarang merasa marah, terkhianati. “Jadi inikah alasannya? Hal teregois yang pernah kau lakukan? Jadi karena inikah, kau brengsek?”


“Kau adalah orang paling brengsek yang pernah aku temui!” Song Yi berteriak marah. “Satu bulan? Hanya satu bulan?” Min Joon tak bisa menjawab, Song Yi pun tak menunggu jawaban. Ia langsung pergi meninggalkan Min Joon.


Ia menemui Se Mi yang akan pulang ke Seoul. Ia meminta Se Mi memberikan tumpangan kepadanya untuk pulang. Tanpa menunggu jawaban ia langsung masuk mobil.


Sepanjang perjalanan, Song Yi menangis tersedu-sedu, membuat Beom dan Min Ah khawatir. Se Mi bingung dan mencoba bertanya, tapi Song Yi malah mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar Se Mi diam. Ia pun bertanya. Pada Beom, “Bisakah kau matikan lagunya? Aku sedang tidak mood mendengarkan.”


Beom serta merta mematikan tape, membuat Se Mi menegur, “Beom, ini kan mobilku.” Tapi Beom kali ini berani membantah, “Maaf, tapi kata noona ia sedang tidak mood.”


Belum sempat Se Mi berkomentar, Song Yi sudah bersuara lagi “Apakah kau punya ‘Seperti tertembak..Tidak.. Aku akan menyingkir agar kau bisa terus hiduupp..” dengan suara bergetar dan parau Song Yi menyanyikan lagu-lagu mellow.


Se Mi bingung melihat temannya yang tak biasanya begini. Sementara Min Ah dan Beom tak kuasa menahan kesedihan melihat Song Yi yang terus sambil meminta Beom mencarikan lagu “Ku tak bisa biarkan kau pergiiiiii…”


Yoon Jae dan ibu sedang mendengarkan berita tentang komet terbesar abadi ini ISON yang diduga telah hancur setelah mendekati matahari, karena tak tahan dengan panas dan gravitasi matahari. Ada pula berita tentang Deep South, asteroid yang kembali muncul setelah 400 tahun yang lalu pernah melintasi orbit Bumi. Dan sebentar lagi akan terjadi hujan meteor yang paling besar di abad ini.


Song Yi muncul dengan memakai kacamata hitam, membuat ibu heran. Tapi Song Yi tak menjawab, malah langsung masuk ke dalam kamar. Ibu bertanya pada Yoon Jae yang memberi dugaan kalau mungkin Min Joon Hyungnya menolak Song Yi. Ibu benar-benar kesal pada Min Joon dan akan memberi pelajaran jika ia berhasil menemui Min Joon.


Tapi Yoon Jae adalah team Min Joon sejati. “Dia itu jauh lebih baik daripada noona.” Ibu kesal dan memukul bahu Yoon Jae hingga putranya kesakitan.


Di lokasi syuting, sutradara mendapat laporan kalau Song Yi menghilang, membuat sutradara bertanya-tanya apakah ini cara Song Yi untuk balas dendam karena kemarin mereka meninggalkan Song Yi sendirian. Sutradara berniat akan mengganti Song Yi dengan aktris lain.


Min Joon mendekat dan sebelum Sutradara marah-marah padanya, ia memberitahu kalau Song Yi sekarang kembali ke Seoul untuk berobat ke rumah sakit. 


“Saya yakin kalian pasti ingat bagaimana Chun Song Yi jatuh dan harus dioperasi karena kesalahan tim kalian. Anda malah menyuruh mengulang adegan yang sama sebanyak 9 kali dan kemudian berkata akan mempergunakan pengambilan adegan yang pertama. Song Yi sekarang terluka dan pergi ke rumah sakit karena adegan itu.”


Sutradara tak bisa berkata apa-apa saat Min Joon dengan wajah datar berkata kalau Song Yi merasa menyesal karena membuat jadwal syuting tertunda. Sutradara langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi manis dan berkata kalau ia akan segera menjadwal ulang adegan Song Yi itu.


Hwi Kyung mendapatkan daftar nama part timer yang bekerja di hari kecelakaan itu. Benar saja. Ada nama dan foto asisten Jae Kyung di daftar itu. Ia menghubungi nomor telepon yang tertera, tapi nomor itu tak aktif. Kecurigaannya semakin meruncing.


Di bawah Hwi Kyung bertemu dengan Jae Kyung yang katanya baru pulang dari tempat penampungan hewan. Ia memberi ucapan selamat pada Jae Kyung yang menerima Penghargaan Usahawan Muda. Ia juga mengajak Jae Kyung untuk berziarah ke makam kakak mereka.

Tapi Jae Kyung menolak karena ia ada masih ada pekerjaan besok. Hwi Kyung merasa kakak mereka pasti merasa sedih, “Kakak dulu lebih sayang padamu daripada aku.”

Setelah Jae Kyung berlalu, ekspresi ceria Hwi Kyung berubah.


Min Joon kembali ke rumah dan mendengar Song Yi masih menangis dan ibunya yang khawatir pada putrinya. Ia hanya bisa menghela nafas dengan muram. Ia membaca buku yang dulu pernah dipinjamkan pada Song Yi. Dengan suara tangisan Song Yi yang terdengar dari ruang kamar Min Joon, kita mendengar suara Min Joon yang membacakan potongan cerita dari buku tersebut.


Lihatlah padaku.
Kau membuat sebuah harapan untukku, Nek.
Aku telah belajar tentang cinta.


Benar-benar sangat buruk.
Rasanya sakit. Hatiku terluka.
Kumohon bantulan aku.


Pagi-pagi sekali, Min Joon mendengar ibu bertanya pada Song Yi yang sudah bersiap untuk pergi. Song Yi menjawab pendek kalau ia akan jogging. Min Joon pun menyusul Song Yi dan meminta Song Yi untuk berhenti sebentar karena ada yang ingin ia bicarakan pada Song Yi


Tapi Song Yi menolak karena berbeda dengannya, ia tak ingin bicara pada Min Joon. Ia segera mempercepat langkahnya, tapi Min Joon berhasil menjajarinya dan bertanya mengapa Song Yi tak menjawab panggilan teleponnya. Song Yi langsung menjawab sinis, “Kenapa juga aku harus menjawabnya? Kau kan akan pergi dalam sebulan.”

“Karena itulah dulu aku bilang kalau hubungan ini tak akan berhasil,” dalih Min Joon.

Tapi Song Yi memotongnya, “Ya! Karena itu aku mundur Sudah kukatakan kalau aku akan melepaskanmu. Tapi kau malah muncul tiba-tiba dan menjadi manajerku. Kau yang membuatku melayang dan menciumku. Itu semua adalah kau!”


Song Yi berlari namun dengan mudah Min Joon menyusulnya. Ia melakukan itu karena Song Yi telah membuatnya khawatir karena telah menandatangani dengan orang yang tak benar. Tapi Song Yi tak percaya, bagaimana mungkin Jae Kyung itu orang yang tak benar.

“Dan ada gosip kalau kau bertunangan!”

“Kurasa aku akan bertunangan,” Song Yi terus berjalan cepat, tak peduli Min Joon yang berteriak kaget. “Aku akan bertunangan dengan siapa saja pada hari keberangkatanmu untuk menunjukkan padamu.”


Song Yi mengacuhkan Min Joon, bahkan mengangkat telepon dari Hwi Kyung dan berjalan semakin cepat, membuat Min Joon semakin kesal. Ia berteriak untuk menghentikan Song Yi, tapi Song Yi terus berjalan pergi.


Teriakan Min Joon itu menarik perhatian seorang gadis yang sedang duduk di kamar. Mata gadis itu terbelalak melihat Min Joon dan berseru memanggilnya, “Profesor!”


Min Joon berbalik dan melihat gadis itu menghampirinya, tersenyum senang melihatnya, “Oh, ini beneran Anda? Saya kira saya tak akan bisa melihat Anda lagi.”

“Siapa..,” Min Joon ragu-ragu.


Gadis itu menepuk perut Min Joon akrab, mencoba mengingatkan Min Joon. “Ini saya, Go Hye Mi. Saya mengambil mata kuliah Anda tahun lalu dan tahun sebelumnya juga. Saya bilang kalau Anda mirip sekali dengan mantan pacar saya, Sam Dong.”


Hahaha… ternyata Suzy jadi cameo dengan menjadi Hye Mi (Dream High). Min Joon benar-benar tak ingat muridnya, Hye Mi, yang mengosongkan lembar jawaban saat ujian akhir sehingga ia mendapat nilai F dan hampir diusir oleh orang tuanya karena hal ini. Min Joon akhirnya pura-pura kalau ia mungkin mengingat Hye Mi sedikit.


Dan memang hal itu membuat Hye Mi senang sekali. ia menduga kalau Min Joon tak mengingatnya karena sekarang ia jauh lebih cantik dan lebih kurus daripada tahun lalu. Min Joon tersenyum sopan, dan Hye Mi semakin senang. Ia pun bercanda, membuat senyum terbit di wajah Min Joon dan tawa renyahnya berkumandang di taman.


Song Yi berbalik dan melihat Min Joon tertawa bersama seorang gadis muda yang bahkan berani berbisik-bisik dan menepuk-nepuk lengan Min Joon. Ia mendelik cemburu melihat gadis itu sekarang mengulurkan tangan, hendak menyentuh pipi Min Joon untuk mengambil sesuatu dari wajahnya.


Ia langsung bergerak cepat. Ia menurunkan pelindung wajahnya sehingga wajahnya tak terlihat, dan berjalan mundur, memisahkan kedua orang itu.


Min Joon langsung terdorong mundur dan handphone-nya jatuh ke aspal. Song Yi tak menyesal, bahkan terlihat menantang dengan semua gerak pemanasannya. Tapi hal ini malah membuat Hye Mi menyadari kalau Min Joon sudah berganti dari pager menjadi handphone baru dan meminta nomor teleponnya.


Min Joon mencoba menolak, tapi Hye Mi memohon dengan manja, membuat Min Joon tak enak hati dan setuju.


Song Yi pun berlari dan sambil membelakangi  Hye Mi ia memberi ultimatum, “Bukankah ada sesuatu yang ingin kau ucapkan? Sekarang waktu yang tepat untuk mengatakannya. Kau ingin bicara sekarang atau tak akan melihatku lagi selamanya? Cepat pilih!”


Ia pun meninggalkan Min Joon yang terburu-buru minta maaf pada Hye Mi dan langsung meninggalkannya. Hye Mi bertanya-tanya siapa wanita bertopi itu, “Mirip dengan tiruannya Chun Song Yi.”


Setelah hanya berdua, Song Yi berhenti dan berbalik, “Apa yang terjadi jika kau tak pergi? Bisakah kau tak pergi?” Min Joon tak menjawab. Song Yi pun berkata kalau tak semua orang harus kembali ke rumahnya. Di Seoul sini juga banyak orang yang berasal dari luar Seoul dan sekarang menganggap Seoul sebagai rumah kedua mereka. Tapi Min Joon berkata kalau hal yang dicontohkan Song Yi itu beda levelnya.


“Aku tak tahu bedanya dan tak peduli. Kau sudah tinggal di sini selama beratus-ratus tahun. Kenapa kau pulang sekarang? Tepat pada saat kau bertemu denganku. Kita bahkan belum sempat berkencan. Kenapa harus sekarang?” tuntut Song Yi keras. Min Joon diam tak menjawab. Dengan suara lebih tenang, Song Yi bertanya, “Bisakah kalau kau tak pulang dan berada di sisiku?”

Min Joon menunduk dan Song Yi pun meneruskan, “Jika kau tak bisa, maka jangan buat aku bingung. Karena itu, jika kau pergi maka pergilah diam-diam dan tinggalkan aku sendiri.”


Min Joon mendongak dan menatap Song Yi, “Jika maumu seperti itu, maka aku akan melakukannya,” Min Joon pun berbalik dan meninggalkan Song Yi.

Song Yi pun berbalik dan pergi berlawanan arah.


Hwi Kyung dan ibunya berziarah ke makam kakaknya. Ia bertanya bagaimana mungkin kakaknya meninggal karena kecelakaan mobil dan mabuk. Seingatnya kakaknya tak suka minum. Sehari setelah kecelakaan itu adalah hari kelulusannya dan sebelumnya kakaknya berjanji untuk menghadiri wisudanya.

Ibunya menjelaskan kalau kakak Hwi Kyung saat itu menderita depresi. Ia pun juga baru tahu hal itu dari otopsi yang menemukan adanya obat antidepresi dalam darah. “Hubungan dengan gadis yang ia suka ternyata kandas. Sepertinya karena itulah kakakmu mengambil keputusan drastic,” tangis ibu.


Hwi Kyung menatap  makam kakaknya, “Setahuku kakak tak mungkin seperti itu. Pasti ada sesuatu yang salah.”


Hwi Kyung pun pergi ke perpustakaan untuk mencari berita tentang kematian kakaknya. Ia menemukan obat-obatan yang dipergunakan kakaknya. Ia pun juga memeriksa berita tentang Han Yoo Ra dan obat-obatan yang dipergunakan sebelum Yoo Ra bunuh diri. Cocok. Keduanya memakai obat yang sama.


Hwi Kyung pun menemui Yoo Seok dan memperkenalkan diri. Mendengar cerita dari Hwi Kyung, Yoo Seok bertanya mengapa Hwi Kyung malah menceritakan hal ini, padahal Jae Kyung adalah kakaknya.

Hwi Kyung menjawab, “Kurasa aku harus menghentikannya karena ia adalah kakakku. Karena itu, aku ingin tahu seberapa banyak yang telah dilakukan kakakku.” Ia memberikan secarik kertas yang berisi informasi alamat RSJ Haneul.


Song Yi mengajakBok Ja makan daging. Walau ia tak ikut makan daging, ia hanya makan kolagen-nya saja. Ia ingin awet muda. Melihat Song Yi minum soju, Bok Ja berkomentar  kalau ingin awet muda, Song Yi juga harus menghindari minum-minum. Song Yi berkomentar kalau ia tak bisa menghentikan kebiasaan minumnya, karena hidup sangatlah berat untuknya.


Pengacara Jang mengunjungi Min Joon dan membawakan makgulli untuk minum-minum. Mulanya Min Joon menolak karena ia tak bisa minum tapi Pengacara Jang membujuknya, karena kali ini hanya ada mereka berdua saja.


Min Joon pun meneguk sedikit dan berkata, “Dulu kau pernah bertanya kan bagaimana rasanya aku hidup sendiri untuk waktu yang sangat lama? Apakah aku pernah merasa kesepian?”


Sekarang Min Joon tahu jawabannya. “Saat aku sendirian, aku tak merasa kesepian. Namun untuk pertama kalinya aku mencintai seseorang. Dan sekarang ketika aku harus meninggalkanya, aku merasa sangat kesepian. Seolah-olah hanya aku sendiri di dunia ini.” Min Joon meneguk makgulli-nya sampai habis.


Pada Bok Ja, Song Yi juga mengaku kalau ia bisa memutar waktu, ia akan memutarnya, sehingga ia tak akan bertemu dengan Min Joon. “Sehingga aku tak akan meyukainya seperti sekarang. Saat memikirkan aku hidup tanpa dirinya, membuatku sangat sedih sehingga rasanya ingin mati.”


Min Joon mulai mabuk. Lampu mati-nyala-mati-nyala, berkedap-kedip mengikuti mood Min Joon. Pengacara Jang meminta Min Joon untuk berhenti minum. Min Joon bertanya apa yang harus ia lakukan sekarang? Tak mendengar jawaban dari Pengacara Jang, ia pun mengerang.

Lampu di rumahnya pun padam.


Song Yi kembali ke rumah dan berganti baju. Tiba-tiba lampu mati. Begitu pula listrik di seluruh gedung apartemennya. Dan gedung apartemen sebelahnya. Haduhhh…


Pengacara Jang menyalakan lilin dan menggerutu, menyalahkan diri sendiri. “Tak seharusnya aku membuatnya minum-minum. Kupikir ia akan membuat benda-benda terbang atau semacamnya.”


Tiba-tiba Min Joon terbangun dan walau dengan mata terpejam, ia  berkata, “Sudah tak ada waktu lagi. Kenapa juga aku masih ada di sini? Kenapa juga aku membuang-buang waktu yang berharga ini denganmu?”


Haha.. Pengacara Jang melongo dan sedikit sakit hati dengan ucapan Min Joon, “Saya mengerti perasaan Anda. Tapi Anda tak perlu mengatakan hal itu.”


Seperti tak mendengar ucapan Pengacara Jang, Min Joon meneruskan, “Sekarang ini, setiap jam, setiap menit dan setiap detik, sangat berharga untukku. Kenapa aku harus buang-buang waktu ini? Kenapa? Aku tak ingin bersamamu, Pengacara Jang! Ini bukanlah tempatku. Bukan di sini!!” Min Joon memukul-mukul pahanya sendiri, menekankan maksudnya. “Aishh..!”


Lilin pun mati. Pengacara Jang menyalakan lampu sambil menggerutu, “Orang bilang kau akan bicara dari hati saat kau mabuk. Sekarang aku tahu kata hatimu yang sebenarnya.30 tahun persahabatan tak ada artinya saat seorang gadis muncul.”

Setelah lilin menyala, Pengacara Jang kaget karena Min Joon menghilang.


Min Joon ternyata ada di balkon untuk melihat iklan Song Yi yang bisa ia lihat dari balkon. Tapi bukan wajah Song Yi di sana, melainkan Se Mi. Ia pun menuduh, “Apa ayang kau lakukan di sanaaa?”


Pengacara Jang mendengar suara  Min Joon di luar dan buru-buru keluar. Ia melihat Min Joon yang sudah mabuk berat menyuruh Se Mi untuk minggir, “Aku keluar karena ingin melihat Chun Song Yi. Tapi kenapa kau yang ada di sana, dasar munafik! Minggir! Itu tempatnya Chun Song Yi!!”


Haduhh.. Pengacara Jang hanya bisa menggandeng Min Joon dan memintanya masuk. Tapi Min Joon malah terkulai di pagar balkon. Dan sekejap, lampu yang menerangi baliho iklan Se Mi juga ikut mati.


Bwahaha… Pengacara Jang kesal dan memukul punggung Min Joon, “Tak bisakah kau mencari tempat lain untuk menggunakan kekuatanmu?”


Min Joon mengerang lagi. Dan satu per satu gedung di dekat baliho itu mati. Bwahaha.. Pengacara Jang menghela nafas, “Aku benar-benar tak boleh membuatmu minum-minum.” Dan upss.. hampir saja badan Min Joon yang nangkring di pagar terjungkal ke bawah saking mabuknya. Untung Pengacara Jang langsung memeganginya.


Pengacara Jang pun menemani Min Joon yang tertidur di sofa. Ia sudah terlelap tidur saat Min Joon menghilang.


.. dan ada di tempat tidur Song Yi. LOL. Bener-bener kangen nih si Min Joon. Song Yi mulanya kaget melihat Min Joon tidur di tempat tidurnya. Ia mencoba membangunkan Min Joon, tapi dengan setengah hati. Tentu saja Min Joon tak bangun.


Song Yi pun mendekat dan mencium bau alcohol dari tubuh Min Joon. Ia juga mendengar Min Joon bergumam dalam tidurnya, “Aku tak mau bersamamu, Pengacara Jang.”


Song Yi pun bertanya, “Bagaimana denganku?” Min Joon mengerang pelan. Song Yi pun mengorek lebih dalam lagi, “Kau ingin bersama dengan siapa?”


“Chun Song Yi,” gumam Min Joon. Aww…. Senyum Song Yi langsung melebar dan malu-malu. Tapi mau.


Keesokan harinya, mati lampu yang menyebar di Seoul menjadi berita utama koran pagi. Min Joon terbangun dari mabuknya dan melihat ke kamar yang bukan kamarnya. Ia memegang selimut bulu yang bukan selimutnya. Ia pun buru-buru turun dari tempat tidur.


Namun ia berhenti karena melihat Song Yi duduk di sofa dengan tatapan menghakimi.

Komentar :


Bwahaha.. Min Joon ketangkep dan dapat masalaaaahhh besarrr!! Kekeke… tampangnya itu loh, kayak anak nakal yang ketangkap tangan.


Btw, baru kali ini saya nangis sambil ketawa. Bener-bener miris mendengar tangisan Song Yi yang bener-ener menyayat hati, tapi juga gak sangguk nahan ketawa mendengar suara ancur Song Yi yang nyanyi di mobil Se Mi.