Sinopsis Emergency Couple Episode 3

Episode sebelumnya

Seorang pri mabu dan stress menyandera Chang min. Dia menodongan senjata ke Chang min dan bersiap menembaknya karena keinginannya tidak terpenuhi. Di saat yang sama, Jin hee langsung menyetrumnya menggunakan defibrillator. Alhasil, si pria dan Chang min langsung jatuh tidak sadarkan diri.

Episode 3


Semuanya langsung berlari mendekati Chang min dengan panik sementara Jin hee masih berdiri dengan gemetar. Tangannya masih memegang defibrillator.

dr. Gook mencoba mendengarkan jantungnya. Sepertinya Chang min terkena cardiac arrest (hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan mendadak, red). dr.


Tapi ternyata ada juga seorang anggota keamanan terkena luka tembak.

UGD langsung sibuk.

dr. Gook bertugas menangani Chang min sementara petugas keamanan yang luka tembak ditangani oleh dr. Shim Ji hye.



Dengan tangan gemetar, Jin hee jadi kesulitan menempelkanelektroda (alat yang ditempelkan ke tubuh pasien untuk mengukur aktivitas listrik jantung, red) pada tubuh Chang min. dr. Gook sampai harus membantunya. Jin hee kembali memegang kepalanya dengan kedua tangannya (kayaknya ini kebiasaan Jin hee deh). Ah reum melirik meliriknya tajam. Ada sedikit amarah dalam tatapan Ah reum.

dr. Gook bertanya berapa besar listrik yang Jin hee gunakan di defibrillator tadi. 800 joule, jawab Jin hee *OMONA. Jelas saja dr. Gook langsung memarahinya. “Apa kau ingin membunuh orang?” tanyanya. Tapi Young gyu membela Jin hee. Dia yakin kalau Jin hee hanya berniat menolong Chang min.

Tidak ada yang membantah lagi karena tiba-tiba Chang min terkena Ventricular fibrillation atau V-fib (suatu keadaan dimana jantung berhenti tiba-tiba dan bisa fatal jika tidak segera diobati, red).


dr. Gook segera melakukan CPR dengan menekan dada Chang min. Dia kembali mencoba mengejutkan jantung Chang min dengan defibrillator tapi tidak berhasil. Dia lalu menyuruh salah seorang dari Jin hee, Young gyu, atau Ah reum untuk melakukan CPR.
Young gyu dan Ah reum terlihat bingung tapi Jin hee segera menawarkan diri.


Dengan sekuat tenaga Jin hee menekan dada Chang min sementara dr. Gook mengawasi layar monitor.

(Saya agak sedikit aneh di sini. Kenapa dr. Gook nyuruh intern untuk melakukan CPR ya? Dan juga pada saat CPR, dia Cuma berdiri berkacak pinggang sambil menatap monitor. Jadi kayak tidak punya kerjaan gitu. Atau ada diantara chingu yang bekerja di RS dan bisa menjelaskan kepada saya yang awam ini?)

Di ruangan lain...



dr. Shim yang sebenarnya belum memulai tugasnya terpaksa harus turun tangan. Sambil memeriksa dia bertanya kepada residen siapa dokter yang bertugas malam ini. Kenapa dia tidak ditempat? Si residen memberitahu bahwa dokter yang bertugas adalah Prof. Ahn Young pil. Dia sudah meneleponnya tapi belum tiba karena sedang dalam perjalanan.
dr. Shim meliriknya tajam. Bagaimana bisa seorang dokter meninggalkan RS ketika giliran jaganya tiba sementara dokter di UGD tidak banyak?

Kembali ke ruangan dimana Chang min dirawat.


Suster Huh tidak tahan melihat Jin hee yang sudah terlihat kelelahan melakukan CPR. Dia meminta orang lain menggantinya. dr. Gook juga menyuruhnya untuk minggir tapi Jin hee berkeras melakukannya. dr. Gook sampai meninggikan suaranya agar Jin hee berhenti.
Young gyu pun turun tangan. Dia meminta Jin hee memegangambu bag (alat alatan yang digunakan untuk membantu pasien bernafas, red) dan ganti melakukan CPR. Tapi tetap tak ada perubahan.



Dan Jin hee memutuskan untuk melakukannya. Dia melepaskan ambu bag dan melakukan nafas buatan. Mouth-to-mouth, tanpa isntruksi. Semua orang terkejut dengan apa yang Jin hee lakukan.


Tapi ajaib. Cara itu berhasil mengembalikan nafas Chang min dan membuat jantungnya kembali berdetak normal. Semuanya akhirnya bisa bernafas lega. Jin hee menatap Chang min yang masih tidak sadar.


Suster Choi kemudian datang dan meminta dr. Gook agar datang ke ruangan dimana pasien yang tertembak tadi di rawat. Direktur RS juga ada di sana sekarang.


Direktur menunggu dengan gelisah karena Prof. Ahn belum juga muncul. Tidak lama orang yang dinanti datang. Direktur RS menanyakan alasan dia meninggalkan tugasnya dan membuat dr. Shim harus turun tangan. Prof Ahn menjawab sambil tersenyum ringan. Dia ada tamu di luar tadi *malas banget deh liat orang yang seenaknya begitu, meninggalkan tugas untuk sesuatu yang pasti tidak penting.


Prof Ahn segera melakukan tugasnya. dr. Shim menjelaskan bahwa luka sudah disterilkan dan pendarahan sudah dihentikan. Tapi pelurunya harus segera dikeluarkan. Anehnya, Prof Ahn tidak menemukan peluru yang dimaksud. Apa mungkin peluru itu sudah keluar akrena menembus tubuh si pasien?

Berdasarkan lukanya, dr. Shim yakin peluru masih di dalam tubuh pasien karena peluru itu tidak menembus tubuhnya. Prof Ahn berkata sekali lagi bahwa dia sudah mencari tapi tidak menemukannya. Direktur juga tidak percaya tapi Prof Ahn malah mempersilahkan direktur untuk mencarinya sendiri jika dia tidak mempercayaianya.

Tekana darah pasien tiba-tiba menurun. Prof Ahn mendiagnosa pasien terkena Sepsis (infeksi bakteri di dalam darah, red). Karena itu mereka harus mengeluarkan jaringan nekrosisnya dulu (jaringan dalam tubuh yang sudah mati, red).


“Kalau peluru tidak menembus tubuh dan tidak ada di sekitar luka, maka pelurunya bisa saja bergerak mengikuti aliran darah,” ucap dr. Gook yang sudah tiba sedari tadi dan hanya mengamati.

Ah reum baru tahu kalau hal itu bisa terjadi. Prof Ahn terlihat tidak suka karena disela oleh dr. Gook. Dia memintanya untuk pulang saja karena tugasnya sudah selesai. Dia sudah bersiap untuk membedah ketika sekali lagi dr. Gook menyelanya. Menurutnya mereka harus menemukan pelurunya terlebih dahulu dengan USG daripada mengeluarkan jaringan neroksisnya. Bagaimana jika peluru itu bergerak menuju paru atau jantung pasien?


Prof Ahn kembali mengingatkan dr. Gook bahwa dialah yang mengambil keputusan sekarang. dr. Shim yang setuju dengan dr. Gook menyindir Prof. Ahn. Jika Prof Ahn tidak bisa menemukannya, dia bersedia melakukannya.

Di sudutkan seperti itu, Prof Ahn berpikir sesaat. Ah reum dan Young gyu menunggu dengan tegang apa yang akan terjadi. Dan Prof Ahn akhirnya menyerah.


Prof Ahn memeriksa dengan USG di sekitar luka, tapi pelurunya tidak ada. “Lebih ke atas,” ucap dr. Gook, kesannya seperti memerintah. Prof Ahn menggerutu sendiri bahwa sepertinya dia akan memeriksa seluruh tubuh. Namun begitu, tangannya bergerak ke bagian dada pasien. Semua orang mengamati monitor dengan seksama.

“Tunggu! Itu dia,” dr. Gook menemukan pelurunya. Dia benar. Peluru itu ada di dada sebelah kiri pasien. Prof Ahn menyebut ini sebagai pembunuhan. Dia pun menyuruh residen untuk menyiapkan ruang operasi.


Dr. Shim tersenyum simpul. Direktur juga memuji dr. Gook karena diagnosanya benar. Prof Ahn membenarkan. Itu sebabnya dia disebut ‘devil’. dr. Gook hanya berkespresi datar menanggapi ucapan mereka.

Kembali ke ruangan dimana Chang min dirawat.


Jin hee menunggunya. Dia terus menatap Chang min. Suster Huh yang bertugas mengawasi Chang min menenangkan Jin hee. Denyut nadinya sudah normal. Jadi dia yakin sebentar lagi Chang min akan sadar.


Jin hee menunggu seorag diri. Dia mengatai dirinya sendiri ‘bodoh’ lalu kembali memukul kembali kepalanya (gemes deh kalau lihat Ji hyo unni melakukan ini heheh). Dr. Gook yang sedang berjalan ke arahnya melihat apa yang Jin hee lakukan.


Dia menghampirinya dan bertanya apa alasan Jin hee melakukan hal senekat itu. Dia memberitahu Jin hee bahwa tadi pagi Chang min datang kepadanya dan memintanya untuk memindahkan Jin hee ke bagian lain. Aneh saja menurut dr. Gook. Jin hee nekat menyelamatkan Chang min sementara Chang min ingin sekali menendangnya keluar. Jangan-jangan benar mereka ada sesuatu. dr. Gook bertanya curiga.
Jin hee tidak tahu harus menjawab apa. Untung saja suster Hu menyelamatkannya. Dia memberitahu dr. Gook bahwa Chang min sudah sadar. Jin hee tersenyum lega.


dr. Gook menepuk-nepuk pipi Chang min sambil memanggil namanya. Tidak lama dia terbangung. Semuanya tersenyum senang karenanya.
“Apa? Apakah aku sudah mati?” kalimat itu yang Chang min ucapkan pertama kali dan membuat semua orang tertawa.

Chang min meraba badannya dan berkata bahwa dia merasa kena tembakan. dr. Gook meralat. Bikan tembakan, tapi kesetrum defibrillator. Chang min masih belum paham. Young gyu menambahkan bahwa itu terjadi saat Jin hee mencoba menyelamatkannya.


Chang min mengangkat kepalanya dan menunjuk Jin hee yang ada di hadapannya. Jin hee tidak berani menatap Chang min.


Suster Choi masuk. Dia senang Chang min akhirnya sadar. dr. Gook menanyakan pria mabuk yang baru saja membuat kekacauan. Suster Choi menjawab bahwa dia sudah sadar dan dibawa pergi. Dia juga memberitahu bahwa ada pasien lain yang akan tiba dalam 5 menit. Karena itu, Chang min harus segera dipindahkan. Chang min langsung protes heheh.


Keempat intern (minus Jin hee, red) membawa Chang min ke tempat tidur. Setelah Chang min berbaring, Young-ae kembali memuji Jin hee karena berani menyelamatkan Chang min. Chang min mencoba merekonstruksi kembali apa yang terjadi dalam ingatannya.


“Dasar beruang bodoh,” kutuk Chang min tanpa sadar. Tentu saja yang dia maksud adalah Jin hee. Tapi karena dia tanpa ada asap atau api langsung mengucapkannya, keempat rekannya jadi terheran-heran. Sang hyuk sampai merasa kalau dirinyalah yang dimaksud oleh Chang min heheh.

Chang min mencoba mengalihkan pembicaraan saat melihat tatapan mereka. Dia meminta tolong diambilkan air. Ah reum berkata dia yang akan melakukannya. Chang min juga meminta mereka untuk kembali bekerja. Dia baik-baik saja.


Setelah semuanya pergi, Chang min mencoba menutup matanya. Saat itu Jin hee datang menjenguknya. Chang min agak terkejut melihatnya karena awalnya dia mengira kalau itu Ah reum.

Takut takut Jin hee menanyakan keadaan Chang min. Melihat Jin hee, Chang min terlihat marah. Dia segera melepaskan infusnya (sedikit berlebihan kayaknya, red) dan meminta Jin hee mengikutinya. Mereka harus bicara.


Chang min mengajak Jin hee bicara empat mata. Ekspresi Chang min sedikit membuat Jin hee gentar. Dan benar saja. Bukannya berterima kasih, Chang min malah memarahi Jin hee. Dia bertanya apa dia Jin hee tidak tahu kalau defibrillator itu bisa membunuh orang? Apa dia memang berniat membunuhnya?

Jin hee ingin menjelaskan tapi Chang min tidak memberikannya kesempatan berbicara.

Chang min kembali bertanya apa JIn hee baru mau pergi kalau ada yang meninggal?

“Aku...hanya mencoba menyelamatkanmu,” ucap Jin hee pelan.

“Menyelamatkan siapa? Dengan sengatan listrik dari defibrillator itu? Hah! Aku lebih senang mati tertembak bajingan itu,” balas Chang min *waaahhh Chang min keterlaluan.

“Hei! Aku tidak mengaharapkan ucapan terima kasih darimu, tapi apa yang kau katakan itu keterlaluan,” Jin hee akhirnya membalas. “Aku berusaha keras menyelamatkanmu tapi sekarang apa?” lanjutnya.

“Menyelamatkanku? Kau ingin membunuhkan dengan defibrillator dan sekarang kau bilang berusaha menyelematkanku?” Chang min berkeras dengan pendapatnya sendiri.

“Seharusnya kau sudah ditembak mati. Aku yang sudah gila,” ucap Jin hee.

“Hei, kenapa kau melakukannya? Memangnya kau siapa? hanya karena mengenakan jas dokter, kau sudah merasa sangat hebat? Kalau kau ini dokter, seekor lalat akan berubah menjadi burung, kau tahu itu?” Chang min kembali merendakan Jin hee.

“Kau sendiri bagaimana? Memangnya apa yang membuatmu lebih baik dariku untuk menjadi dokter?” tantang Jin hee. “Sekarang kita berdua adalah intern,” lanjutnya.

Tapi tetap saja menurut Chang min mereka ada di kelas yang berbeda. Chang min memang tidak berubah. Tetap saja kata-katanya sangat kasar, menurut Jin hee. Menurut Chang min Jin hee juga tidak berubah. Tetap saja bodoh dan tidak bisa mengerti.

Chang min kembali mencoba menyadarkan Jin hee betapa teman tim mereka merasa tidak nyaman oleh keberadaan Jin hee. Karena itu, sebaiknya Jin hee harusnya segera keluar.


Jin hee ingin membalas tapi Sang hyuk dan Young-ae tiba-tiba muncul sambil suap-suapan. Seperti biasa, memperlihatkan kemesraan mereka. Chang min yang amarahnya belum hilang langsung melabrak mereka. Menurutnya ini UGD, bukan tempat pamer kemesraan. Kasihan juga neglihat Sang hyuk benar-benar speechless dimarahi seperti itu hehehe.


Chang min kembali ke tempat tidurnya. Young gyu bertanya dari mana saja dia berkeliaran. Chang min mengeluh dan berkata dia seperti ingin mati saja. Young gyu melarangnya berkata seperti itu karena ahjumma (Jin hee, red) sudah berusaha keras menyelamatkannya. Dia sendiri heran Jin hee itu bodoh atau pemberani? Tentu saja Chang min menjawab kalau Jin hee itu bodoh.
Young gyu kemudian bertanya tiba-tiba, “Apa mungkin ahjumma itu menyukaimu?” Chang min yang sedang meminum air yang Ah reum siapkan untuknya langsung menyemprot Young gyu.


Chang min memintanya untuk tidak berkata seperti itu. Tapi Young gyu merasa kalau Jin hee memang menyukai Chang min. Kalau tidak, kenapa dia nekat menyelamatkan Chang min? Dia mnceritakan Chang min bagaimana kerasnya Jin hee melakukan CPR demi menyelamatkannya. Jin hee sampai berkeringat karenanya. Chang min mulai memperhatikan cerita Young gyu.

Young gyu menambahkan bahwa dokter kepala sudah menyuruhnnya untuk berhenti tapi Jin hee tetap melakukannya. Young gyu lalu mendekatkan wajahnya kepada Chang min yang langsung menghindar. Chang min bertanya apa Jin hee melakukannya? Dari mulut ke mulut? Young gyu membenarkan. “Bahkan menurutku, itulah yang membuat Hyung bernafas kembali,” ucapnya. Chang min terlihat mencerna cerita Young gyu.

Waktunya para intern pulang.



Terjadi sesuatu di depan ruko ibu Jin hee (ibunya menjalankan bisnis salon kecil-kecilan, red).


Seorang petugas datang untuk menyita sebuah alat yang ibunya Jin hee dapatkan dari temannya. Menurut petugas kepemilikan barang tersebut ilegal jika dia tidak memiliki lisensi medis. Untung saja Jin hee muncul saat itu. Segera ibunye menariknya dan meminta lisensi medis Jin hee. Dan dengan bangganya dia memperlihatkan lisensi itu kepada si petugas. Lihat kan?? Begitu maksudnya heheh.


Dan karena Jin hee telah menyelamatkannya, ibunya dan teman memijit Jin hee yang baru pulang itu. Terapi batu katanya. Dari obrolan mereka ibu Jin hee menyebutkan bahwa Jin hee mengikuti tes masuk kedokteran namun gagal sebanyak 2 kali. Dan setelah berhasil lulus, dia belajar selama 4 tahun. Begitulah dia menghabiskan 6 tahunnya setelah bercerai.

Ibu Jin hee sendiri telah menghabiskan banyak hal untuk membantu Jin hee menjadi seoran dokter. Dan sekarang dia bercita-cita membuka klinik dermatologi di Gangnam bersama Jin hee.

Adegan ini tidak saya ceritakan secara detail. Hanya informasi yang bisa saya dapatkan yang saa tulis buat chingu.


Jin hee masuk ke kamarnya dan berbaring. Dia teringat kembali kejadian semalam. Saat Chang min berusaha mencegahnya berdiri dan itu membuatnya menjadi sandera pira mabuk dan stress. Dia bertanya-tanya kenapa mesti dirinya?


“Dan apa? Dia bilang lebih baik mati tertembak?” Jin hee langsung bangun karena emosi. “Baiklah. Mati saja sana! Matilah!”
Jin hee mengambil sebuah bantal dan menagrahkan tangannya ke bantal itu, menyerupai senjata “Dor! Dor! Dor! Matilah kau!” *I like this scene heheh

Kembali ke RS di saat hari sudah siang (atau sore?)


Jin hee menghampiri dr. Shim dan menyerahkan laporan yang dititipkan oleh dr. Kim Kin ki kepadanya. Melihat papan namanya, dr. Shim mengenali Jin hee dari cerita dr. Gook. “Chang tul”, batu sandungan atau batu keras. Julukan yang diberikan dr. Gook kepada Jin hee di hari pertamanya bertugas.

Sambil berjalan dr. Shim menanyakan isi laporan yang Jin hee bawa tadi. Jin hee menjelaskan dengan panjang lebar tapi kemudian dr. Shim memotongnya. Dia tahu kalau Jin hee hanya menghapal dan tugas seorang dokter bukanlah menghapal. Dia ingin mendengar diagnosa Jin hee berdasarkan laporan itu.


Perlahan Jin hee berkata bahwa itu adalah kanker. Tumor pada ginjal, kanker kandung kemih, kanker prostat.

dr. Shim sepertinya puas dengan jawaban Jin hee tapi seperti dr. Gook, ekspresinya datar. Dia hanya berkata “Aku akan mengawasimu” sebelum pergi. Jin hee langsung bernafas lega *Kasihan melihat Jin hee selalu dilipiti ketegangan. Kalau kemarin hanya karena dr. Gook, sekarang nambah karena dr. Shim.


Chang min membeli minuman dari mesin dan tanpa sengaja dia melihat Jin hee di seberang sedang menyiapkan peralatan. Chang min berpikir sejenak lalu kembali memasukkan koin ke mesin dan membeli sekaleng lagi minuman *Ouu Chang min sepertinya merasa bersalah dan merasa berterima kasih kepada Jin hee ^o^





Perlahan Chang min mendekat Jin hee. Dia mencoba membaca situasi tapi tiba-tiba Jin hee berbalik. Keduanya sama-sama terkejut dan Chang min refleks menyembunyikan minuman kaleng yang dia pegang.

“Kenapa? Apa? Sekarang apa?” sewot Jin hee begitu melihat Chang min *aduuhh Jin hee, Chang min tuh lagi baik kenapa langsung disemprot hahahah.

“Memangnya aku kenapa? Pergilah!” balas Chang min. Niat baiknya langsung batal :D


Dari belakang Young gyu datang dan langsung mengambil minuman yang dipegang Chang min. Sambil tersenyum dia berkata apa minuman itu untuknya. Chang min mengangguk lemah dan membiarkan dia mengambilnya



Ah reum dan Jin hee bersama-sama merawat seorang pasien. Si pasien tertarik kepada Ah reum dan meminta nomor teleponnya. Ah reum menolak dengan alasan dia sudah menikah. Jin hee terkejut mendengarnya.


Dan karena penasaran, Jin hee bertanya kepada Ah reum apa benar jawabannya tadi. Tentu saja tidak, jawab Ah reum. Dia melakukan itu untuk menolak dengan sopan. Ah reum merasa Jin hee tidak pernah berada di situasi tadi (ada pria yang meminta nomor hpnya, red) karena Jin hee tidak bisa membaca situasi. Jin hee menghela nafas kesal mendengar ucapan Ah reum *hohoho Jin hee diremehkan lagi.


Untung saja suster Choi muncul (kalau tidak, mungkin akan ada perdebatan panjang yang saya sendiri ingin melihatnya heheh). Dia meminta tolong kepada salah seorang diantara mereka untuk menjahit luka seorang pasien korban kecelakaan. Suster Choi menjelaskan bahwa dia hanya menderita luka ringan. Dahinya sobek. 

Ah reum menawarkan diri begitu juga Jin hee. Suster Choi kemudian memilih Jin hee karena Ah reum sudah pernah latihan menjahit pada hari pertamanya menjadi intern (waktu itu dia dibantu oleh dr. Kim Min ki, red)


Jin hee menghampiri dr. Kim Min ki (akhirnya saya tahu nama residen yang satu ini hehe) yang sedang memeriksa pasien yang lukanya akan dijahit oleh Jin hee. Dia menekan pelan kaki pasien dan bertanya apa dia kesakitan. Tapi si pasien menggeleng. Anehnya tekanan darahnya terus turun. 

dr. Kim kembali bertanya kepada pasien dimana dia merasakan sakit. Si pasien dengan mata terpejam dan menahan sakit menunjuk dahinya. Dr. Kim berpendapat itu karena luka di dahinya.

Dr. Kim kemudian menugaskan Jin hee untuk memberikan jahitan terlebih dahulu dan melakukan CT scan karena ada pasien lain yang juga mencarinya sejak kemarin. Dr. Kim juga meminta Jin hee untuk memperhatikan tekanan darahnya. Jin hee mengangguk.


Jin hee membersihkan luka pasien terlebih dahulu. Tapi tiba-tiba si pasien membuka matanya dan menepis tangan Jin hee. Jin hee sangat kaget karenanya.



Si pasien terlihat kebingungan dan bertanya dia dimana, kenapa dia ada di sana. Dia pun langsung berdiri dan melepas infusnya. Jin hee berusaha menahannya agar tidak bergerak karena tekanan darahnya sedang turun. Tapi si pasien memaksa dan mendorong Jin hee. Chang min yang melihat kejadian itu langsung turun tangan.


Dia ikut menghalangi pasien dan memintanya untuk tetap dirawat. Si pasien membentaknya agar tidak menghalangi jalannya. Dan saat itu dia merasakan sakit di kepalanya. Kemudian dia mencari-cari jaketnya. Dia berjalan kembali ke tempat tidur untuk mengambil jaketnya. Jalannya pincang dan tidak lama dia jatuh tidak sadarkan diri.


Jin hee bertanya kepada Chang min apa sebenarnya yang terjadi pada pasien itu. Chang min balik bertanya apa yang dr. Kim tugaskan kepadanya. “Lakukan CT scan di kepalanya dan memeriksa tekanan darahnya,” jawab Jin hee. Chang min kemudian meraba-raba kepada pasien dan mendapati kalau kepala berdarah.

“Ini sepertinya intraceberal hemorrage (pendarahan di dalam otak, red),” ucap Chang min. “Dia bertingkah seperti ini karenasaraf Kranialnya rusak (12 pasang saraf pada manusia yang mencuat dari otak, red).”

Chang min kembali meraba tengkuk pasien dan berkata bahwa sepertinya ruas tulang belakangnya juga patah.

Jin hee terkejut dan tidak percaya. Itu karena tadi si pasien masih bisa berjalan. Chang min memberitahu Jin hee bahwa itu bisa terjadi. Dan sekarang yang terpenting adalah memindahkannya dari sana. Keduanya lalu meminta suster untuk membantu.


dr. Gook datang dan bertanya apa yang terjadi. Jin hee mencoba menjelaskan tapi hanya hal umum seperti tekana darah turun, pasien menolak diobati. Chang min langsung memotongnya dan menyampaikan diagnosanya. Mereka harus menunggu hasil CT scan tapi sepertinya si pasien terkena intraceberal hemorrage. Chang min menyampaikan gejala-gejala yang membuatnya berkesimpulan demikian.

dr. Kim datang bersama Sang hyuk yang membawa hasil CT scan. dr. Gook bertanya apa dr. Kim sudah memeriksa pasien secara menyeluruh? Apa dia tahu tentang ruas tulangnya yang patah? Dr. Kim tertunduk dan menjawab tidak tahu. Langsung saja dr. Gook memarahinya. Bagaimana mungkin intern lebih tahu kondisi pasien yang dia tangani?


Sang hyuk dan Young gyu memuji kemampuan Chang min. Dr. Kim bahkan kena marah karena dia (sepertinya Sang hyuk sudah menceritakan apa yang tadi terjadi, red). Chang min memang intern seperti mereka, tapi levelnya berbeda. 

Young-ae berpendapat kalau terlalu pintar bisa membawa masalah. Ah reum tidak setuju. Menurutnya Chang min itu berbakat. Dan itu membuatnya kerena. Begitu juga dengan dr. Gook. Dengan belagak bingung dia bertanya harus memilih siapa? Young gyu langsung menawarkan dirinya. “Pilih aku saja,” ucapnya sambil tersenyum lebar :D


Suster Huh muncul dan bertanya apa mereka mau makan siang. Semuanya mengiyakan tapi tiba-tiba terdengar bunyi sirine dan sebuah pengumuman. RS sedang melakukan uji sistem dan suara sirine tadi adalah sebuah tes alarm. Suster Huh bernafas lega karena tadinya dia mengira telah terjadi sesuatu.


Di saat yang sama, ternyata Chang min harus makan siang di luar dengan gadis yang dipilihkan ibunya. Dengan kata lain, dia akan kencan buta :O

Chang min protes karena ibunya menyuruh keluar pada jam makan siang yang hanya sebentar. Ibunya memberitahu Chang min bahwa bibi-bibinya bertaruh kalau Chang min akan ditolak. Si gadis adalah putri menteri dan dia tidak suka pria biasa. Tapi dirinya berkata sebaliknya. Dia yakin kalau gadis itu akan luluh kepada Chang min sejak awal.

Chang min bertanya kenapa ibunya bisa seyakin itu? Memangnya apa kelebihannya? Ibunya menjawab bahwa tidak punya kekurangan selain telah membuang-buang waktu dengan gadis itu (Jin hee, red). Dan Chang min menganggap itu adalah kekurangannya. Lagipula dia belum ingin menikah. Ibunya menenangkannya. Dia akan mengurus itu. Dia akan menghapus masa lalu Chang min dan memberikannya status baru. Chang min adalah calon dokter yang belum menikah atau bercerai.

Chang min melongo mendengarnya dan hanya bisa mengangguk setuju.


Chang min tiba. Perlahan dia berjalan mendekati seorang gadis yang sedang berdiri menunggu (Wah dari belakang terlihat menjanjikan, red)


“Maaf, apa aku terlambat?” sapa Chang min, tersenyum. Si gadis perlahan menoleh dengan senyum lebarnya. Buahahahah Jeong juri :D (dia itu komedian di korea sana, red). 


Jin hee sedang menikmati makan siangnya seorang diri dan Ah reum muncul di hadapannya. Dia ingin makan bersama Jin hee. Dia merasa kasihan karena Jin hee selalu makan sendiri. Jin hee menjawab dia baik-baik saja.

Ah reum kemudian menanyakan usia Jin hee. Apa benar dia berumur 33 tahun? Jin hee mengiayakan dan balik bertanya. Apa Ah reum bertanya seperti itu karena penasaran kenapa dia menjadi seorang intern di usia segitu? Ah reum tertawa dan menjawab bukan seperti itu. Dia hanya menganggap Jin hee terlihat lebih muda dari umurnya (baby face gitu, red) *hohoho emang Ji hyo eonni itu selalu terlihat muda dan imut heheh. Eh tapi Jin hee tidak suka loh dengan jawaban Ah reum hahaha


Ah reum lalu melihat ke sekeliling, mencari seseorang. Dia bertanya apa Jin hee melihat Chang min? Jin hee meletakkan sumpitnya dan mengajari Ah reum agar memanggil sesama rekannya tidak dengan nama mereka, tapi dengan nama keluarga mereka berhubung mereka sedang di RS. Jadi bukan bertanya dimana Chang min-shi melainkan dimana dr. Oh.

Ah reum menjawab bahwa Chang min sendiri tidak keberatan dirinya dipanggil seperti itu. 

Jin hee lalu menanyakan umur Ah reum. Di Korea umurnya adalah 26, jawab Ah reum. Kembali Jin hee mengajarkan bahwa di Korea, jika umur seseorang berbeda 5 tahun, maka tidak sopan jika hanya memanggil nama.

Ah reum jadi kesal sendiri heheh


Ah reum melihat sesuatu di jas Jin hee dan mendekat untuk mengambilnya. Jin hee refleks menghindar. Ah reum kemudian memperlihatkan kain kasa yang dia pegang.


Dan sekarang balik Ah reum yang menasehati Jin hee. Jin hee tidak memakai make-up, tidak menyisir rambut dan bahkan sampai ada kain kasa di jasnya. Tanpa melakukan itu pun orang sudah tahu kalau intern itu oran yang sibuk. Jadi Jin hee harusnya tidak terlalu mencolok melakukannya.

Jin hee berkata bahwa dia melakukannya bukan karena ingin terlihat sibuk. Ah reum tersenyum dan menjawab kalau begitu tidak ada masalah.

“Tapi kalau tidak berpura-pura, itu berarti kau tidak bisa mengurus dirimu dengan baik. Atau kau punya masalah mental?” tanya Ah reum, enteng *aduh membangunkan naga yang lagi tidur nih

“Dan lagi, kau mencoba mengajari siapapun yang lebih muda darimu. Chang min-shi menyuruhku untuk tidak mendekatimu. Tapi karena penasaran, aku makan bersamamu. Namun sepertinya ini tidak menguntunkan,” ucap Ah reum, jujur. Hahah liat saja ekspresi Jin hee.


Chang min dan si gadis anak menteri melihat-lihat lukisan. Keduanya berhenti di depan lukisan (Aduh lupa saya nama lukisannya apa) Chang min menjawab ragu-ragu. Menurutnya semua penting. Tapi menurut si gadis, yang penting adalah bagian tengahnya. Dia berucap sambil melihat badan Chang min. Chang min dengan refleks merapatkan pakaiannya *chingu tahu kan apa yang Chang min pikirkan heheh.

“Pusar,” jawab si gadis lalu berlalu. Chang min tertawa salah tingkah mendengarnya *hahahah
Si gadis menjelaskan bahwa di lukisan yang dibuat oleh Lepnardo Da vinci ini, pusat manusia adalah di pusar.

“Tapi aku sangat tidak suka pria memiliki itu,” ucapnya sambil menunjuk ke lukisan. Chang min bertanya apa yang dia maksud.

“Rambut belah tengah. Aku sangat tidak suka,” jawabnya lalu beranjak dari sana. Chang min geleng-geleng kepala dibuatnya *hahaha


Jin hee dan Ah reum selesai makan. Saat akan meletakkan piring mereka, Jin hee melihat kalau Ah reum menyisakan makanannya sementara ada larangan untuk melakukan itu. Ah reum menjawab bahwa dia selalu mengahbiskan makanannya tapi entah kenapa hari ini dia kehilangan nafsu makannya. Jin hee terlihat tersinggu. Maklumlah, tadi kan Ah reum makan bersamanya. 

Ah reum juga menyebut nafsu makan Jin hee lumayan besar. Tadi dia mengambil porsi yang cukup banyak dan sekarang piringnya kosong. 

“Jumlah asupan bakat tidak berhubungan dengan bakat,” ucap Ah reum. 

“Ah benar-benar,” Jin hee tidak suka Ah reum yang terang-terangan menyindirnya. 


Sang hyuk, Young gyu dan Young-ae tiba-tiba muncul dengan berlari. Mereka menyuruh Jin hee dan Ah reum bergegas karena dr. Gook memanggil mereka. Panggilan darurat. Dengan terpaksa Ah reum dan Jin hee ikut berlari tanpa minum terlebih dahulu.

Kembali ke kencan buta Chang min.


Keduanya memasuki sebuah restoran. Chang min mulai gelisah dan melirik jam tangannya. Dia mencoba menjelaskan ke gadis itu bahwa dia tidak punya banyak waktu. Tapi si gadis tidak menghiraukannya dan malah berdiri dan berjalan ke meja lain. Dan tanpa diduga dia menyiram tamu pria yang sedang makan di meja itu dengan air. OMO...

Ternyata pria itu adalah teman kencan butanya sebelum Chang min. Dia marah karena pria itu lari darinya dan dengan mudahnya sudah menemukan perempuan lain. Si pri membalas bahwa seharusnya si gadis berterimakasih kepadanya karena mau makan dengannya. Dengan wajah seperti itu, memangnya siapa pria yang mau berkencan dengannya? 



Chang min yang sudah ada di sampingnya untuk melerai mereka mengeur ucapan pria itu yang dianggapnya sudah keterlaluan. Tidak semua wanita bisa secantik Kim Tae hee atau Jeon Ji hyun. Memangnya kalau dia tidak secantik mereka, dia tidak boleh pergi kencan? Chang min memintanya untuk meminta maaf. 

Omo, si gadis langsung menatapnya dengan tataan yang iyuuuhh hahahah


Keempat intern berlari sepanjang koridor menuju UGD. Nafas mereka hampir hampir habis begitu tiba. Sang hyuk bertanya kemana Chang min. Young gyu memberitahunya bahwa Chang min sedang pergi kencan. Jin hee langsung menoleh. Tidak lama Ah reum muncul. Dia telat tiba. 


Suster Choi memanggil mereka menemui dr. Gook yang sudah menunggu mereka. Setelah kelimanya masuk, dr. Gook bertanya dimana Chang min. Young gyu tidak tahu mau bilang apa tapi Jin hee langsung memotong dan berkata bahwa Chang min sedang di kamar mandi. dr. Gook melirik jam tangannya.


Sang hyuk sedikit protes karena waktu makan siang mereka masih ada 20 menit tapi mereka langsung mendapat panggilan darurat. dr. Gook menoleh kepadanya dan bertanya apa mereka masih mau makan kalau ada pasien yang sekarat? Sang hyuk langsung menunduk. Skak mat! heheh

“Kalian akan mengobati pasien dalam tiga puluh menit. Bagi menjadi tiga tim. Dan lewat 30 menit, pasien akan meninggal,” instruksi dr. Gook kepada mereka. “Jika pasien meninggal, kalian juga akan taman,” ancamnya *ckckckck




Suster Choi lalu menyuruh mereka untuk berpasangan. Kelimanya saling lirik. Sang hyuk yang berdiri di samping Ah reum langsung lari bertukar dengan Young gyu yang berdiri di samping Young-ae. Sementara Jin hee yang berusaha mendapatkan pasangan harus pasrah berpasangan dengan Chang min *lucu ngeliat ekpresi Jin hee saat tidak mendapat pasangan sementara dr. Gook menatapnya. Dia salah tingkah dan hanya menunjuk ke arah luar ruangan dan berkata kalau Chang min akan segera datang.


Yang pertama dinilai adalah Sang hyuk dan Young-ae lalu Young gyu dan Ah reum. Sementara yang lain diawasi dr. Gook, Jin hee mempersiapkan peralatan seorang diri. 


Chang min sudah akan pulang ketika si gadis berterus terang bahwa sebenarnya dia bukanlah gadis yang dijodohkan oleh orang tua Chang min. Dia hanya temannya yang diminta untuk menggantikannya. Tapi sejak pertama bertemu, dia sudah menyukai Chang min. Chang min terlihat marah karena merasa waktunya sudah terbuang sia-sia.



Jin hee mencoba membedah si pasien seorang diri. Tapi cairannya tidak berhenti keluar. Saat akan mencoba sekali lagi, Jin hee menjadi marah dan menelepon Chang min. Dan begitu Chang min menjawab teleponnya, Jin hee langsung menyemprotnya. Dia memberitahu Chang min kalau mereka sedang diberi tugas darurat oleh dr. Gook. Dan waktu mereka tinggal 10 menit. Jika Chang min tidak tiba dalam waktu itu, dia akan membuat laporannya sendiri. 

“Hei! Tunggu aku. Aku sudah di jalan. Tidak lama lagi tiba. Hanya sekarang sedang macet,” alasan Chang min.

“Kenapa aku harus melakukannya? Kenapa aku harus menunggu pecundang menyedihkan yang pergi kencan saat jam makan siang?” balas Jin hee. “Cepatlah ke sini atau kau tahu sendiri akibatnya,” ancam Jin hee.


Dan di luar, dr. Gook yang tanpa sengaja mendengar percakapan mereka *o ou ada yang ketahuan

Chang min mengomel sendiri setelah Jin hee menutup teleponnya. Bagaimana Jin hee tahu kalau dia eprgi kencan? Ada apa dengannya hari ini?

Dan begitu tiba di RS, Chang min segera berlari menuju UGD sambil terus menghubungi Jin hee. Tapi Jin hee tidak bisa menjawab teleponnya karena sekarang dr. Gook ada di hadapannya dan dia ahrus membedah pasien yang ada di hadapannya. Seorang diri.



Jin hee berusaha fokus tapi tiba-tiba darah muncrat dari luka yang dibedahnya. Suster Choi maju dan menutup tubuh pasien di depannya. dr. Gook menyuruh Jin hee menyebutkan waktu kematian pasie. Itu berarti Jin hee gagal...


Chang min terus berlari sementara Jin hee menatap pasien yang telah terbungkus di hadapannya. Perlahan Jin hee membuka kain yang menutupi wajah pasiennya. Boneka. Oalah ternyata tadi itu hanya latihan toh??


Jin hee pun memutuskan untuk melakukannya lagi. Dia berusaha kembali memberikan jahitan pada luka si pasien boneka.
Chang min akhirnya tiba tapi di ruangan itu tidak ada apa-apa lagi.



Dan Jin hee dengan susah payah membawa pasien bonekanya ke ruangan dr. Gook. Dia berusaha memperlihatkan hasil kerjanya. Tapi saat mendorong pintu, saat itu juga dr. Gook membuka pintunya. Maka jadilah Jin hee jatuh ke dalam pelukan dr. Gook (dalam artian sebenarnya ya? ^o^) *Coba chingu lihat ekspresi dr. Gook hahahaha

Dan pada saat yang sama juga Chang min muncul. Sepertinya dia memang berniat ke ruangan dr. Gook untuk menjelaskan keterlambatannya. Tapi dia tiba dia waktu yang sangat tepat hohohoh

“Aku mengobati pasiennya,” lapor Jin hee, masih dalam pelukan dr. Gook. Dr. Gook langsung membantunya berdiri dan matanya melihat Chang min yang juga sedang menatap mereka.


“Hei Oh Chang min? Dari mana saja kau? Kau ingin mncantumkan namamu saat temanmu sudah selesai bekerja?” tegurnya.

“Aku tidak bermaksud begitu,” jawab Chang min.

“Apanya yang tidak? Bagaimana bisa seorang intern pergi saat makan siang? Kalau kau ketahuan lagi, kau akan dikeluarkan. Kau mengerti?” ancamnya. Chang min hanya menunduk.


“Dokter, aku menjahitnya lagi. Apa kau bisa memeriksanya?” pinta Jin hee. dr. Gook hanya menatapnya.



Di tempat lain Ah reum sedang menelepon dengan seseorang. Dan orang itu adalah wanita yang tadi ditemui Chang min dalam kencan butanya. Waah itu berarti gadis yang dijodohkan dengan Chang min adalah Ah reum???? :O

Dia memberitahu Ah reum bahwa pria itu sedang magang di RS yang sama dengan Ah reum. Dan betapa terkejutnya Ah reum saat temannya itu menyebut nama Oh Chang min.


Jin hee dan Chang min berjalan meninggalkan ruangan dr. Gook (entah Jin hee berhasil membujuk dr. Gook atau tidak). Dengan rasa bersalah Chang min meminta Jin hee memberikan boneka itu kepadanya. Dia kasihan melihat Jin hee tertatih membawanya.


Jin hee menyerahkan boneka itu kepada Chang min dan menasehatinya. Tidak masalah jika Chang min ingin pergi kencan, tapi dia harus memastikan tidak menimbulkan masalah bagi orang lain. Bukankah begitu yang dulu Chang min katakan kepadanya? Chang min balik bertanya apa Jin hee begitu karena cemburu kepadanya?

Jin hee tersenyum mencibir. Dia jadi gagal sementara tim lain berhasil itu karena dia harus melakukannya seorang diri.
Chang min kembali bertanya, apa karena itu Jin hee menemui dr. Gook? Sampai-sampai dia tidak sadar kalau pintunya terbuka dan dia jatuh di pelukan dr. Gook *ohohohoh ada yang cemburu euiy ^o^


Dia tidak percaya Jin hee melakukan itu dengan wajahnya. Dia yakin nilai Jin hee akan bagus karena itu. Jin hee jadi sewot dan bertanya memangnya apa yang tadi dia lakukan?


“Dadamu tadi menyentuhnya. Dadamu yang rata,” jawab Chang min. Jin hee langsung melipat kedua tangannya di dadanya. Dia tidak suka dengan pikiran kotor Chang min. *Chingu harus lihat sendiri adegan ini


Jin hee masuk ke ruangan intern. Dia minum dan teringat ucapan Chang min tentang dadanya yang menyentuh tubuh dr. Gook. Jin hee lalu mengintip ke dalam bajunya sendiri dan menyentuh dadanya *efek suaranya lucu hehe


Chang min datang ke sebuah apartemen. Itu adalah tempat tinggal barunya dan ibunya sudah menyiapkan segalanya. 


Chang min duduk di kursi dan ibunya menghampirinya. Dia menanyakan kencan Chang min. Chang min tidak ingin ibunya mengungkit hal itu karena gadis yang dijodohkan oleh ibunya tidak berniat untuk bertemu dengan pria karena dia malah mengirim temannya untuk menemui dirinya.



Keluhan Chang min membuat ibunya marah. Dia datang ke acara makan malam keluarga tanpa diundang dan memarahi adiknya, Sung mi karena sudah mengacaukan pernikahan anaknya. Sung mi membela diri bahwa dia tidak punya kuasa untuk menentukan apa yang akan gadis itu lakukan. Menurutnya gadis itu belum pernah ikut kencan buta. Sung ja menambahkan bahwa mungkin dia melakukan itu untuk menyelidiki apa pria yang akan kencan dengannya benar-benar kaya. Tapi bagaimana pun, Ibu Chang min merasa kalau gadis itu sudah merendahkan keluarga mereka.


Melihat kakaknya masih juga marah-marah, dia melanjutkan bahwa gadis itu juga adalah seorang dokter. Mata ibu Chang min langsung melebar. Sung ja menambah-nambahi. Seharusnya Sung mi tidak melewatkan informasi itu sejak awal. Jadinya dia kena semprot. Padahal dia sudah tahu kalau kakak mereka itu sangt ingin punya menantu seorang dokter *Jin hee juga seorang dokter. Jadi seharusnya nanti lebih mudah kan???


Di RS, Ah reum sedang mengganti perban seorang pasien. Dua ranjang dari tempat Ah reum ada Young gyu yang sedang menatapnya. Chang min menghampirinya dan menyuruhnya untuk jangan tinggal diam. Dia harus menghampiri Ah reum dan mendapatkannya. Young gyu menyebut Chang min punya pikiran kotor heheh


Suster Choi muncul dan memanggil, “dr. Oh!” 

Chang min dan Jin hee yang juga ada di dekat situ menoleh menyahut bersama. Suster Choi tersenyum mendengar mereka menyahut bersamaan. Dia menyampaikan bahwa dr. Gook memanggil mereka. 

“Saya?” Tanya Chang min.

“Saya?” Tanya Jin hee.

Suster Choi juga tidak yakin karena dr. Gook hanya menyebut dr. Oh. Keduanya menghela nafas. Kenapa harus dengan dia lagi? Begitu mungkin pikir mereka.

Di ruangan lain,


Suster Huh membawakan hasil CT scan seorang pasien kepada dr. Gook. Si pasien sudah mengidap kanker kerongkongan selama 6 bulan tapi dia tidak pernah datang berobat. Dr. Gook ingin tahu kenapa. Si pasien menjawab bahwa toh pada akhirnya dia akan mati. 


Chang min dan Jin hee masuk. Dr. Gook bertanya kenapa mereka datang berdua. Jin hee menjelaskan bahwa mereka tidak tahu siapa yang dr. Gook cari.

Dr. Gook lalu menyuruh Chang min membawa pasien ke ICU sedangkan Jin hee ikut membantu untuk memindahkan pasien.


Chang min dan Jin hee membawa pasien ke ICU bersama seorang perawat menggunakan lift. Di dalam lift Chang min mengingatkan Jin hee agar melakukan pekerjaannya dengan baik *Chang min benar-benar memulai perang. 


Mereka hampir beradu mulut lagi tapi tiba-tiba lift berguncang dan terdengar bunyi sirine. Itu bunyi alarm darurat. Dan lift ikut berhenti.


Yang lebih buruk adalah si pasien muntah darah. Jin hee bertanya kenapa dia seperti itu. Chang min menjelaskan bahwa sepertinya tumornya masuk ke aliran darah dan pecah. 

Chang min langsung memeriksa nafas si pasien. Tidak ada. Dia tidak bisa mendengar apa-apa.



Mereka harus melakukan intubasi (memasang selang nafas ke dalam trakea, red). Tapi mereka tidak memiliki suction (alat penyedot lendir, ludah, dan cairan lainnya, red). 

Perawat yang bersama mereka segera mengambil sebuah tas dan mengeluarkan suction yang mereka butuhkan. Chang min mengambilnya dan siap memasangnya. Tapi saat membuka mulut pasien, mulutnya sudah penuh darah.

Jin hee kembali panik dan menyuruh Chang min untuk melakukan sesuatu. Kalau tidak, si pasien bisa mati. Chang min menggedor-gedor pintu lift berharap ada yang mendengarnya. Tapi keadaan pasien semakin kritis karena tingkat oksigennya menurun.


Jin hee mengeluarkan hp-nya dan menghubungi dr. Gook.

Di luar juga sedang mati lampu, namun tidak lama. Dr. Gook meminta Jin hee untuk tenang dan tidak menutup teleponnya. Dia akan segera datang.


Direktur dan dr. Shim muncul. Direktur menjelaskan bahwa system RS sedang diuji coba. Suster Choi menjelaskan bahwa UGD juga tidak masalah. Hanya saja pasien yang dipindahkan ke ICU terjebak di lift. Dr. Gook menambahkan bahwa mereka harus segera menyusulnya karena sekarang pembuluh darahnya pecah. 



Sambil berjalan setengah berlari dr. Gook berbicara kepada Chang min. Dia menginstruksinya untuk melakukan trakeostomi(bedah pembukaan ke dalam trakea atau tenggorokan untuk membantu pernapasan, red). Chang min terkejut mendengar instruksi itu. Dia harus melakukan pembedahan?

Dr. Gook memintanya untuk menutup teleponnya dan menghubunginya dengan video call. Kejenuhan oksigen pasien semakin menurun.


Chang min lalu mengembalikan hp Jin hee. Tapi Jin hee tidak menerimanya dengan baik sehingga hp nya jatuh dan berserakan di lantai lift.

Panik dan tegang. Hanya itu yang bisa digambarkan.


Chang min meminta pisau bedah tapi tangannya gemetar. Jin hee bertanya apa Chang min pernah melakukannya. Chang min hanya pernah sekali melihatnya. Jin hee? Dia tidak menjawab *entah apa maksud kediamannya.

Chang min berkesimpulan kalau Jin hee belum pernah melakukannya. Jin hee dengan segera mengiyakan. Karena itu Chang min harus melakukannya. Jin hee terus mendesak Chang min.

Chang min memintanya dia karena dia perlu berkonsentrasi. 



Chang min menunduk dan mulai mencari bagian yang harus dibedah di leher pasien. Tapi tangannya tidak berhenti gemetar. Dia juga mulai berkeringat. 



Tiba-tiba Jin hee memegang tangannya untuk menenangkannya. Chang min menoleh dan melihat Jin hee mengangguk untuk meyakinkannya.

Apakah mereka berdua akan berhasil menyelamatkan pasien tersebut??



sumber : http://diananasta.blogspot.com/2014/02/sinopsis-emergency-couple-episode-3.html

makasih atas artikelnya :)