Sinopsis Wonderful Days Episode 1


Tengah malam, kita bertemu dengan tokoh kita,  Kang Dong Seok (Lee Seo Jin), terbangun dari tidurnya karena menerima telepon. Tak begitu jelas apa yang dibicarakan si penelepon itu. Tapi hal itu membuat Dong Seok kaget dan tak bisa tidur lagi memikirkannya.


Sepertinya hal itu berkaitan dengan permintaan atasannya, Jaksa Kepala , padanya sebelum ini. Jaksa Kepala meminta Dong Seok kembali ke kota asalnya untuk menangani sebuah kasus. Dong Seok mulanya menolak karena keengganannya kembali ke kota itu.


Ingatannya kembali ke tahun 1998. Kembali pada seorang gadis, Cha Hae Won, yang pernah mengirimkan surat cinta untuknya, tapi katanya ia tak pernah membaca surat itu, membuat Hae Won menangis sedih campur malu karena Dong Seok sangat acuh padanya.



Namun Dong Seok sebenarnya malah sangat peduli karena ia menyelamatkan Hae Won dari serangan anjing dan menggendongnya pulang ke rumah.


Bukan serangan anjing sih sebenarnya. Karena tadi Hae Won kesal dicuekin Dong Seok, Hae Won marah-marah pada anjing yang menggonggonginya. Maka anjing itu pun berbalik menyerangnya. LOL. Tapi itu musibah membawa berkah, dan Hae Won yang luka kakinya sudah diperban, sekarang senyum-senyum di punggung Dong Seok.

Hubungan mereka berdua ini mengingatkan saya Itazura na Kiss – Love in Tokyo, pada Naoki yang cuek dan dingin pada Kotoko padahal sebenarnya Naoki ini perhatian banget.


Hae Won yang tak ingin Dong Seok menganggapnya tubuhnya berat, menahan nafas agar badannya terasa ringan. Tanpa menoleh ke belakang, Dong Seok menyuruh Hae Won untuk tak menahan nafas karena hal itu tak akan mengurangi beratnya yang 55 kg menjadi 45 kg. Hae Won langsung membela diri, “Beratku bukan 55 kg. Aku hanya 51,3 kg.” Ha.


Dong Seok membawa Hae Won pulang, dan akhirnya kita tahu mengapa Dong Seok tak menanggapi perasaan Hae Won. 


Karena di depan gerbang rumah Hae Wong, mereka mendengar suara ibu Hae Won yang memarahi pembantu rumah tangganya karena anak si pembantu yang bernama Dong Ok itu tidur dan ngiler di tempat tidur baru Hae Ju yang dikirim langsung dari Italia.


Pembantu itu adalah ibu Dong Seok dan Dong Ok adalah kakak kembarnya.


Hae Won mengernyit jengah mendengar kata-kata kasar yang diucapkan ibunya pada ibu Dong Seok. Ia berniat menyudahi umpatan ibunya dengan memencet bel.


Tapi Dong Seok menghentikannya. Ia terus mendengar hinaan ibu Hae Wong yang mengatakan kalau ibunya tak akan mampu membayar tempat tidur itu walau menjual seluruh keluarganya. Tanpa banyak kata, ia menurunkan Hae Won dan menyuruhnya masuk ke rumah. Dan ia pun pergi.

Duh.. kasihan melihat Hae Won putus asa. Seperti maju selangkah dan tapi kemudian terpaksa mundur 10 langkah.


Tapi perasaan itu tak bisa dibandingkan dengan Dong Seok, yang pada malam harinya, menatap ibu dan kedua saudaranya, yang tertidur dalam satu alas tidur. Apalagi Dong Ok yang tadi dikatai idiot oleh ibu Hae Won.


Maka esoknya di sekolah Dong Seok mengacuhkan Hae Won yang masih terpincang-pincang karena gigitan anjing dan bersikap ramah padanya.


Pada akhirnya, Hae Won yang mabuk (minum anggur curian yang dibuat oleh ibu Dong Seok) menunggunya di depan rumah dan menyatakan kalau ia sekarang menyerah pada cintanya yang tak kesampaian.


Mulanya Dong Seok tak mempedulikan Hae Won dan masuk ke rumah. Tapi saat mendengar Hae Won menangis tersedu-sedu, ia keluar dan mengusap air mata Hae Won. Setelah terdiam beberapa saat, Dong Seok berkata, “Apakah kau yakin tak akan menyesalinya?”


Hae Won tak mengerti apa maksud Dong Seok hingga Dong Seok menambahi, “Menjadi pacarku. Apakah kau yakin tak akan menyesalinya?”


Mata Hae Won berbinar-binar dan berseru, “Aku yakin! Aku yakin itu, oppa-ya..”


Dan kita kembali pada Dong Seok dewasa yang menyambut pagi di kamarnya yang mewah, berbeda 180 derajat dengan kemiskinan yang dijalaninya saat remaja dulu.

Ia pun kembali ke kota asalnya, Gyeongju.


Walau ia belum datang, sudah ada spanduk yang menunggunya, Selamat datang jaksa baru, Kang Dong Seok. Ada seorang wanita yang memandang spanduk itu dengan berbagai perasaan kecuali bahagia.


Ia sekarang bekerja di sebuah kantor, yang boss kecilnya adalah Oh Seung Hon, yang sekarang masih mabuk. 


Saat mabuk, Seung Hon sangat percaya diri kalau Hae Won naksir dirinya dan merasa cemburu karena ia pergi ke rumah bordil. Guk Su, sopirnya hanya mengiyakan saja, walau tahu bagaimana hati Hae Won  yang sebenarnya.


Keluarga Kang benar-benar menyambut kedatangan Dong Seok dengan penuh kebanggaan. Tak hanya satu spanduk, tapi juga spanduk dipampang di depan restoran Kang pun. Ssang Ho pun bahkan menutup restoran khusus untuk menyiapkan makanan untuk menyambut kedatangan Dong Seok. Tentu saja dengan bantuan Dong Ok yang ikut memasak dan Yeong Chun yang terus memakan masakan itu.


Ibu sepertinya tak ingin kepulangan putranya ini dibesar-besarkan. Ia tak ingin Ssang Ho untuk menutup restoran khusus untuk memasak. Yeong Chun pun diperbolehkan makan banyak. Katanya jika makanan itu habis,  Dong Seok bisa makan ramen.


Ia juga menyusul Dong Ok yang menunggui kedatangan adik kembarnya di ujung jalan dan menyuruhnya kembali ke rumah saja karena Dong Seok mungkin tak akan mengenalinya karena 15 tahun tak pernah pulang ke rumah.


Dong Ok khawatir Dong Seok malu padanya yang idiot, tapi ibu mengatakan kalau Dong Ok bukanlah idiot, tapi cantik baik dan sempurna. Jika Dong Seok nanti merendahkan Dong Ok, ia sendiri yang akan mengusir Dong Seok dengan sapu.


Walau begitu, saat membawa pulang putrinya, ibu menoleh ke belakang, mengharap kedatangan putra yang sudah lama tak pernah pulang.


Yeong Chun mengendap-endap di dapur untuk membungkus makanan untuk Dong Hui yang hari ini keluar dari penjara. Wow. Hari ini benar-benar hari yang bersejarah rupanya. Tapi sepertinya anggota keluarga yang lain lupa akan keluarnya Dong Hui karena sibuk dengan kedatangan Dong Seok.


Teringat bagaimana troublemaker-nya Dong Hui, ia pun menelepon Dong Won untuk memberitahu pemilik barbershop di ujung jalan untuk menutup tokonya karena Dong Hui mungkin akan memukuli pemilik barbershop itu. Untuk alasan apa, kita belum tahu.


Dong Won hanyalah anak SD, yang punya ‘banyak’ urusan seperti minta maaf pada teman sekelasnya yang cewek karena cuek padanya. Maka ia menyerahkan pesan Yeong Chun ini pada saudara kembarnya, Dong Joo.


Dong Joo yang baru teringat kalau ia punya janji ke salon dengan Dong Ok, memindahkan pesan itu pada keponakannya, Kang Mul. Heheh..lucu rasanya melihat tante dan keponakan yang satu sekolah. Bahkan Dong Joo pun bersikap seperti orang tua dengan mencubit pipi Kang Mul dan memberikan uang saku, 20 won, pada Kang Mul untuk jajan. 


Kang Mul hanya bisa ngomel, “Dua sen bisa buat beli apa?” Temannya akhirnya berkata kalau ia akan mentraktir Mul. Ia punya uang 2000 won.


Dong Joo menemui Dong Ok yang didandani secantik bintang TV, seperti permintaan ibu. Tapi begitu tahu kalau Dong Hui keluar dari penjara hari ini, Dong Ok langsung ingin pergi ke penjara. Untung ditahan oleh Dong Joo.


Ternyata ibu tak lupa kalau hari ini adalah hari keluarnya Dong Hui dari penjara. Ia khusus memilih tahu terbaik (napi yang baru keluar di penjara biasanya disuruh makan tahu sebagai simbol agar tak masuk lagi ke penjara) untuk putranya.


Tapi ibu langsung mundur melihat Yeong Chun sudah berdiri di depan pintu gerbang penjara, padahal hawa dingin sangat menusuk.


Siapakah Yeong Chun ini? Ia nampak cemas pada tanggapan Dong Hui jika melihatnya. Saking gugupnya, ia memetik setangkai dahan dan memetik helai demi helai daun, menebak Dong Hui akan tersenyum dan menyapanya atau Dong Hui akan marah dan mengumpatnya.


Daun terakhir menunjukkan Dong Hui akan marah dan mengumpatnya. Dan benar saja. Ia hampir terduduk karena terkejut melihat Dong Hui (Taecyeon) berdiri di hadapannya dengan muka keruh dan memanggilnya, “Wanita tua no. 1. Apa yang kau lakukan di sini?”


Sedikit membingungkan melihat Yeong Chun menyebut dirinya ibu, sementara ibu Dong Hui adalah So Shim yang notabene adalah ibu Dong Seok dan Dong Ok. Ternyata Yeong Chun ini adalah mantan istri atau simpanan yang kesekian dari suami So Shim. Ya, suami So Shim yaitu Tae Bak adalah pria yang suka main wanita atau memiliki banyak wanita simpanan dan salah satunya adalah Yeong Chun ini.

Dan Dong Hui menolak menyebut Yeong Chun sebagai ibunya, hanya karena ayahnya itu mengawini Yeong Chun.

Hmm.. kok bisa ya Yeong Chun, si istri simpanan, bisa tinggal di rumah keluarga Kang?


Tapi Dong Hui ini adalah pria yang sangat temperamental sekali. Ia mengata-katai ayah yang tak pernah ia lihat dan pergi dari rumah selama 30 tahun,”Apakah ayah itu yang kau maksud? Ayah yang pergi meninggalkan ayah, istri dan anak-anaknya dan berselingkuh selama 30 tahun, ayah yang itu?! Aku bahkan tak pernah melihat wajahnya!”


Yeong Chun menutup wajahnya, malu karena orang-orang di jalan mulai memperhatikan mereka. Tapi Dong Hui tak peduli karena ayahnya adalah bajingan. Ia mencengkeram lengan Yeong Chun hingga wanita itu kesakitan dan mengancamnya, “Aku ini sedang ingin cari gara-gara, dan kuperingatkan kau, kalau kau ingin selamat, pergilah menghilang dari hadapanku!”


Dong Hui pun melepaskan cengkeramannya dan berlalu pergi. Langkahnya sempat terhenti saat Yeong Chun berseru, “Dong Hui, Dong Seok pulang hari ini. Jadi jangan cari masalah dan cepatlah pulang!” Tapi ia tetap melangkah pergi.


Dong Seok melintas sisi kota yang sekali lagi memasang spanduk ucapan selamat datang untuk dirinya. Tapi di bawah spanduk itu ada dua orang yang sedang bertengkar dan hampir berkelahi. Dong Tak yang berseteru dengan seseorang yang spanduknya (ucapan selamat untuk kakaknya yang menjadi anggota PR) diturunkan oleh Dong Tak untuk diganti dengan spanduk Selamat Datang Dong Seok.


Dong Tak ini adalah kakak Dong Seok dan ia menyombongkan adiknya yang menjadi jaksa, sehingga bisa menjebloskan orang itu ke penjara jika orang itu macam-macam.


Orang itu jadi gentar, apalagi melihat Dong Tak yang berseru gembira melihat kedatangan Dong Seok, sang jaksa. Ia minta maaf dan berusaha agar tak dituntut.


Tapi Dong Seok malah berkata kalau orang itu dapat menuntut Dong Tak karena pengrusakan barang pribadi. Mata Dong Tak hampir meloncat mendengar ucapan adiknya yang tak berpihak padanya. “Jika hal ini menjadi serius, ia dapat menerima hukuman maksimal 3 tahun penjara dan denda 7 juta won.”


Hati Dong Tak mencelos mendengar nada dingin dari adiknya. Bahkan Dong Seok juga menyuruhnya untuk menurunkan semua spanduk yang terpasang di penjuru kota jika tak mau dituntut.

Duh.. keluarga Kang ini kenapa, sih?


Di mobil, muncul nomor telepon dari luar negeri di handphone Dong Seok dari seseorang bernama Han Jae Kyeong, tapi tak ia angkat. Nampak dari ekspresi wajah Dong Seok, ia stress.


Hae Won mencuci baju Seung Hon yang terkena lipstick wanita lain. Ia tak cemburu dan juga tak kaget melihat Seung Hon muncul di kamar mandi untuk buang air kecil. Malah Seung Hon yang kaget.


Seung Hon yang sadar berbeda dengan Seung Hon yang mabuk. Sekarang ia tak percaya kalau Hae Won menyukainya. Menurut Dong Hui, Hae Won hanya berpura-pura saja menyukainya. Hae Won meminta Seung Hon untuk tak mempercayai ucapan Dong Hui. Seung Hun pun menantang kalau Hae Won benar-benar menyukainya, Hae Won harus menciumnya.


Agak terkejut dengan permintaan itu, tapi Hae Won menyanggupinya. Ia memegang kedua pipi Seung Hon dan maju untuk menciumnya.


Tapi ciuman itu gagal karena telepon Hae Won berbunyi. Hae Won langsung melepaskan tangannya dan menerima telepon dari Guk Su yang katanya telah menemukan bukti perjudian yang ia inginkan. Ia langsung meninggalkan Seung Hon dan berkata kalau ia akan mencium Seung Hon kalau sedang mood. Baginya mood itu adalah yang terpenting.


Ia pun meninggalkan Seung Hon yang kesal pada Guk Su karena memilih waktu yang salah untuk menelepon gadis itu.


Namun bagi Hae Won, pemilihan waktu Guk Su sangat tepat, terlihat dari ekspresi wajahnya setelah keluar apartemen Seung Hon.


Dong Seok pergi ke apotik untuk membeli obat maag. Di sana ia bertemu dengan pelanggan yang juga mencari obat habis mabuk

Mereka berdiri di sebelahan tapi tak mengenali satu sama lain, hingga pelanggan itu berkata kalau keponakannya, yang sekarang menjadi jaksa, itu kembali ke rumah, dan ia butuh obat agar bisa minum lagi setelah itu.


Dong Seuk memandang orang itu, menyadari kalau orang itu adalah Ssang Shik, pamannya. Ia pun memanggil Ssang Shik dengan panggilan paman dan memperkenalkan dirinya.


Ssang Shik mulanya tak mengenali  Dong Seok. Tapi langsung tertawa gembira melihat orang di hadapannya adalah keponakannya. Ia memuji penampilan Dong Seok yang tak seperti orang Gyeong Ju dan penampilannya seperti anak Seoul. “Kau benar-benar terlihat seperti jaksa!”

Dong Seok  hanya tersenyum tipis dan bertanya, “Apakah semuanya baik-baik saja?”


Dan kita melihat satu anggota keluarga Kang yang tak baik-baik saja. Dong Hui pergi ke barbershop dan memecahkan kaca toko itu. Pemilik barbershop itu adalah orang yang memotong rambutnya sejak kecil. Tapi ia tak peduli, karena ia baru tahu kalau Jeong A, istri yang kabur meninggalkannya, ternyata digoda oleh Cheol Min, anak pemilik barbershop.


Pria tua itu sudah ketakutan tapi membantah tuduhan Dong Hui. Dong Hui punya buktinya karena ada temannya yang melihat Jeong A makan steak berdua dengan  Cheol Min di Seoul. Dan sekarang ia minta alamat Cheol Min. Ayah Cheol Min mengaku tak tahu alamat anaknya karena ia sudah tak pernah bertemu dengan Cheol Min selama 3 tahun.


Dong Hui pun mengancam, “Aku ini bajingan. Tapi aku tak akan pernah memukul orang tua. Karena itu aku akan memecahkan barang di toko ini.”


Pria tua itu mengaku tak tahu, dan Dong Hui pun mulai memecahkan kaca. Saat ia akan membalikkan meja, terdengar suara yang menghentikannya. Ternyata Hae Won yang datang bersama Guk Su.


Hae Won datang untuk menagih hutang pada pemilik barber itu yang katanya tak memiliki uang untuk membayar hutang, tapi ternyata masih punya uang untuk berjudi. Hae Won punya foto judi itu sebagai buktinya.


Sepertinya Hae Won bekerja sebagai tukang tagih di kantor perkreditan atau simpan pinjam atau lintah darat yang dimiliki oleh ayah Seung Hon. Entah yang mana, tapi salah satu dari itu. Dan Dong Hui sepertinya adalah bekerja di tempat yang sama.

Yah.. dengan temperamen yang harus ikut sesi Anger Management, wajar saja Dong Hui bekerja di sana dan menjadi anak emas bos Hae Won.


Tapi Dong Hui menarik Hae Won dan menyuruhnya menyingkir karena ia masih berurusan dengan pria tua itu. Tentu saja Hae Won tak terima dan mereka pun adu mulut. Hae Won tak takut pada Dong Hui dan menyebutnya hanya menggonggong tapi tak pernah menggigit.


Dong Hui marah dan menyebut Hae Won yang lebih tua dengan gadis kecil, membuat Hae Won menendang kakinya. “Beraninya kau menyebut noona ini dengan gadis kecil?! Waktu kau bayi, aku yang mengganti popokmu, mengajarimu bicara dan berjalan. Dasar bodoh!”


Dong Hui benar-benar tak dapat menahan marah yang sudah menjadi murka. Ia mengangkat tangannya, tapi Hae Won malah menyodorkan kepalanya, “Apa? Pukul saja aku!” Dong Hui sudah menurunkan tangannya tapi Hae Won malah mengusik persoalan yang menjadi momok baginya. “Istrimu melarikan diri karena tak tahan dengan temperamenmu yang langsung memukuli semuanya.”

Tangan Dong Hui terkepal, “Apa kau ini sungguh-sungguh?”

“Ya, aku bicara sungguh-sungguh!” tantang Hae Won yang malah menyodorkan kepalanya. “Pukul saja aku. Aku ini sudah jatuh miskin karena harus membayari kartu kredit saudaraku. Jadi pukul saja aku biar aku dapat uang.”


Ssang Shik terkejut mendengar Dong Seok tinggal di rumah dinas, padahal seluruh anggota keluarga Kang sudah gembira, mengira Dong Seok akan tinggal bersama mereka. “Ibumu pasti merasa kecewa.”


Dong Seok tak tahu harus berkata apa. Ia sudah ingin meninggalkan apotik tapi Ssang Shik menahannya. Mendadak kapster salon muncul untuk membeli obat penenang karena ia stress melihat Dong Hui memecahkan barang-barang di barbershop.


Wajah Dong Seok sedikit berubah saat mendengar nama Dong Hui disebut, tapi ia tetap diam. Tapi wajahnya benar-benar berubah saat mendengar nama Hae Won disebut-sebut, apalagi saat mendengar kalau Hae Won berkelahi dengan Dong Hui.


Hae Won tak mau melepaskan Dong Hui begitu saja. Karena Dong Hui sudah menghancurkan barang-barang pemilik barbershop itu, yang adalah barang sitaan kantor mereka, Dong Hui harus membayar ganti rugi sebesar 2,3 juta Won. Harga itu pun sudah ia diskon. Tentu saja Dong Hui tak sudi.


Maka Hae Won mengambil barang yang ada di badan Dong Hui, yaitu cincin pernikahannya. Dong Hui marah dan mereka pun berkelahi untuk memperebutkan cincin itu.


Dong Hui yang katanya tak pernah memukul wanita dan anak-anak, sudah gelap mata. Saat ia berhasil menelikung Hae Won, ia mengangkat tangan untuk memukulnya.


Namun ada tangan yang mencengkeramnya dan menyuruhnya berhenti. Dong Hui menatap marah pada pria itu. Tapi Ssang Shik yang datang bersamanya memberitahu, “Ia adalah kakakmu. Dong Seok.”


Tak hanya Dong Hui yang terkejut. Hae Won pun membeku mendengar nama itu. Ia tak berani menatap pada pria itu. Tapi ia menguatkan diri untuk bangun dari posisi yang mempermalukannya itu.


Dong Seok mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri. Perasaan saat melihat spanduk itu kembali datang, 100 kali lipat lebih besar. Dengan harga diri yang masih tersisa, ia menerima tangan itu untuk berdiri dan menyapa pria itu dengan sangat sopan, “Anyeonghaseyo..”


“Anyeonghaseyo..”


Komentar :

Entah kenapa saya menangis saat Hae Won bertemu dengan Dong Seok. Entah apa yang terjadi hingga keluarga Hae Won yang katanya merupakan keluarga terkaya di kota itu, jadi bangkrut dan Hae Won harus bekerja kasar dan menjadi preman, tukang tagih.

Dan yang lebih pahitnya lagi, anak pembantu yang bekerja padanya yang ia sukai setengah mati, menjadi jaksa yang karirnya terus menanjak. Juga keluarga pembantu itu sekarang menjadi berkecukupan, berbeda dengan dirinya.

Apa yang terjadi?

Dan apa yang terjadi pada Dong Seok? Sepertinya banyak masalah dalam keluarga Kang. Sama seperti Nice Guy, drama ini langsung masuk ke masalah yang membelit dan kita dibiarkan menebak-nebak apa yang terjadi pada mereka hingga muncul flashback yang menjelaskan.

Tapi kalau bicara mengenai masa kecil Dong Seok dan Hae Won, mengingatkan saya pada Will It Snow on Christmas. Perasaan dejavu dengan Nice Guy dan Will It Snow on Christmas sangat mungkin terjadi karena drama ini berasal dari penulis naskah yang sama.

Walaupun saat Hae Won mengatakan ia akan menyerah membuat saya teringat pada Kotoko yang di tengah hujan lebat berkata pada Naoki kalau ia akan menyerah. Dan setelah itu Naoki menciumnya.


Mulanya saya kecewa pada Dong Seok yang setelah mendengar ucapan Hae Won , malah masuk ke dalam rumah. Dalam hati saya berkata, Dong Seok benar-benar bukan Naoki. Tapi ternyata tidak. Dong Seok ternyata keluar lagi dan meminta Hae Won menjadi pacarnya, yang membuat Hae Won seakan terbang.

Lalu apakah yang terjadi setelah itu? Mengapa hubungan mereka tak berhasil? Banyak sekali retak dalam keluarga Kang. Dan banyak sekali anggota keluarganya. Mari kita kenali satu persatu anggota keluarga Kang.

Pengenalan karakter


Kakek Kang bernama Kang Ki Soo. Pada episode 1 ini ia belum muncul. Tapi di episode 2, dia muncul. Kakek Kang memiliki 3 anak laki-laki.

Yang pertama adalah Kang Tae Sub, yang memiliki banyak wanita simpanan dan entah sudah mati atau belum, tapi di wiki tak ada yang memerankan karakter ini.


Dan anak kedua dan ketiga adalah paman kembar, Ssang Ho –yang tadi memasak dan mengelola restoran- dan Ssang Shik –yang bertemu dengan Dong Seok di apotik.


Istri Tae Sub adalah So Shim, ibu Dong Seok, yang di sini akan saya sebut dengan Ibu.


Namun Tae Sub rupanya punya banyak wanita simpanan, salah satunya adalah Yeong Chun yang menemui Dong Hui di penjara. Entah bagaimana bisa Yeong Chun menjadi tinggal di rumah keluarga Kang sementara tak ada Tae Sub. Tapi seperti yang dikatakannya saat Dong Hui pergi meninggalkannya, “Aku tak akan pernah pergi karena aku tak punya tempat lain untuk berteduh.”

Dan melihat watak Ibu yang sangat baik, mungkin Ibu kasihan melihat Yeong Chun dan membiarkannya tinggal di rumahnya.

Ibu memiliki 4 orang anak, yaitu, Dong Tak, Dong Seok, Dong Ok dan Dong Hui.


Dong Tak adalah pria yang tadi memasang spanduk di seluruh penjuru kota. Ia memiliki anak, Mul, yang tadi diberi uang jajan 2 sen oleh Dong Joo.


Dong Seok, adalah karakter utama kita. Ia pendiam dan tampak sekali kalau ia enggan kembali ke rumah keluarganya. Ia sudah pergi ke Seoul selama 15 tahun (untuk kuliah dan bekerja) dan tak pernah pulang ke rumah selama 10 tahun terakhir.


Dong Ok adalah saudara kembar Dong Seok. Kata ibu Hae Won dan banyak orang, Dong Ok adalah idiot. Yang saya suka dari Ibu adalah Ibu selalu memberitahu Dong Ok kalau ia bukanlah idiot. Bahkan ia akan mengusir Dong Seok kalau Dong Seok menganggap Dong Ok seperti itu.


Dong Hui adalah adik bungsu Dong Seok. Sepertinya ia benar-benar butuh terapi anger management, deh. Karena begitu melangkahkan kaki keluar dari penjara, ia sudah marah ke 3 orang dan matahari juga belum tenggelam.


Sementara Dong Joo dan Dong Won adalah anak kembar yang pada episode 2, diperkenalkan pada Dong Seok sebagai adiknya. Tapi sebenarnya mereka adalah anak dari Dong Hui. Jadi bagi orang luar, termasuk generasi ke-4 keluarga Kang (Mul, Dong Joo dan Dong Won), Ibu memiliki 6 orang anak. 


Dan Kang Mul adalah putra dari Kang Dong Tak. Walau mereka bertiga adalah sebaya, tapi Dong Joo dan Dong Won selalu sok tua pada Kang Mul. Trio kwek-kwek ini bener-bener menyegarkan suasana drama yang banyak masalah ini.