Sinopsis My Love From Another Star Episode 10

Song Yi mengamati pecahan kaca berlumuran darah dan teringat kejadian malam itu. Min Joon tiba-tiba muncul untuk menghentikan mobil dengan menggebrak kap mobil hingga lampu kacanya hancur. Kecurigaan itu muncul kembali.


Begitu pula Hwi Kyung. Ia bertanya siapa Min Joon sebenarnya. Min Joon tak menjawab pertanyaan Hwi Kyung dan berlalu pergi. Namun Hwi Kyung mencekal tangannya, dan memperjelas maksudnya. “Apakah kau mungkin orang yang 12 tahun yang lalu, orang yang menyelamatkan Song Yi..,” Hwi Kyung tak menyembunyikan nada penasaran dan cemas saat bertanya, “Apakah kau adalah orang itu?”



Min Joon menepis tangan Hwi Kyung. Ia tak tahu apa yang sedang dibicarakan Hwi Kyung. Tapi Hwi Kyung yakin karena ia telah melihat foto yang memotret kejadian hampir tabrakan itu. Dengan nada datar, Min Joon berkata kalau di dunia ini banyak orang yang mirip satu sama lain, apalagi kejadian itu terjadi 12 tahun yang lalu,”Bukankah kejadian itu sudah cukup lama bagimu untuk benar-benar yakin?”

“Itu benar. Jadi bagaimana mungkin kau masih tetap sama seperti 12 tahun yang lalu? Berapa umurmu sekarang?” tanya Hwi Kyung.

“Kau salah orang,” jawab Min Joon singkat.


“Kuharap juga begitu,”  ujar Hwi Kyung. “Aku datang kemari dengan harapan kalau kau juga akan mengatakan itu. Tapi.. bukan hanya foto, kau juga ada dalam ingatanku. Orang itu adalah dirimu.”

Min Joon tak menggubris tuduhan Hwi Kyung. Terserah Hwi Kyung mau percaya atau tidak, semuanya itu tak menjadi masalah baginya. Tapi bagi Hwi Kyung hal ini menjadi masalah baginya karena Song Yi sekarang bersama Min Joon, orang yang identitasnya tak jelas. Dan hanya orang bodoh saja yang diam saja melihat hal ini. Hwi Kyung memperingatkan Min Joon agar tak ikut campur pada kehidupan Chun Song Yi.


Min Joon meninggalkan Hwi Kyung. Bertepatan dengan itu, muncul SMS dari Song Yi yang mengatakan kalau ia tak bisa turun sekarang karena masih ada yang harus ia bicarakan dengan Min Joon. Hwi Kyung menjadi cemas.


Melihat Song Yi berdiri menghadangnya, Min Joon bertanya kesal, “Apa?” Ia berlalu dari hadapan Song Yi saat Song Yi mengungkit lagi kejadian kecelekaan di  tebing dimana katanya ia tak datang ke lokasi kecelakaan.


Song Yi mengacungkan pecahan kaca itu dan berkata kalau di tempat sampah ia menemukan pecahan kaca itu seperti bagian dari lampu mobilnya dan ada darah di kaca itu. “Malam itu kau pergi ke sana dan menghentikan mobilku. Kaca lampu pecah dan pecahannya mengenai tanganmu. Kau mengobati lukamu dan kaca ini adalah bukti yang tertinggal. Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi.”


“Aku tak pernah menganggapmu sebagai orang bodoh, tapi kurasa kau memang orang yang bodoh,” sindir Min Joon. “Apa kau pikir kaca lampu mobilmu itu adalah satu-satunya kaca yang pecah di dunia ini? Saat vas kaca pecah dan kakimu juga terluka karenanya, kan?”


“Bentuknya berbeda dari vas itu..” Song Yi mencoba membela pernyataannya.

“Bukankah katanya kau pergi ke rumah sakit?” potong Min Joon. “Apa kata mereka? Apakah menurut mereka kau ini normal? Ataukah ini semacam delusinasi?”


Min Joon meninggalkan Song Yi yang tercenung dikonfrontir seperti itu. Ia menatap pecahan kaca itu, masih penasaran namun juga ragu. 


Ia pun mengikuti Min Joon ke perpustakaan dan bertanya apakah ada orang yang melihat Min Joon pergi ke kantor polisi malam itu? Tetap menekuni buku yang dipegang, Min Joon menyuruh Song Yi ke kantor polisi Gangnam untuk mengkonfirmasi.


Song Yi masih tak menyerah dan menantang Min Joon dengan memeriksa luka di tangannya, jadi ketahuan apakah luka itu karena pecahan kaca atau hanya lebam.


Sementara Hwi Kyung menanti dengan cemas di luar apartemen, Song Yi terkejut mendapati kenyataan saat ia membuka plester di tangan Min Joon. Tak ada luka sedikitpun di tangan Min Joon. Min Joon menyuruh Song Yi untuk melepaskan tangannya.


Song Yi mengaku kalau pada hari itu tak hanya satu atau dua hal aneh yang ia alami, “Aku tak dapat menjelaskan secara pasti tapi saat itu kau benar-benar aneh.”

Min Joon menghela nafas dan berkata kalau semenjak ia bertemu dengan Song Yi, hidupnya menjadi kacau. Jadi alangkah baiknya jika Song Yi pergi saat ini juga.


Song Yi menatap kecewa pada Min Joon yang kembali menekuni bukunya. Ia berdiri dengan kesal dan mengumumkan kalau tanpa disuruh Min Joon pun, ia juga sudah berniat untuk pergi.

Tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya, Min Joon menyuruh Song Yi agar segera melakukannya, membuat Song Yi terluka. Ia beranjak pergi, tapi menoleh dan bertanya apakah Min Joon tak penasaran kemana ia akan pergi? 


Min Joon hanya diam dan mengambil buku lainnya, sibuk membaca. Song Yi pun pergi, dan saat itu baru terlihat betapa kacau perasaan Min Joon sekarang. 


Sebelum pergi, Song Yi baru mengetahui kemana Min Joon tadi pergi saat melihat bungkusan ayam di atas meja. Wajahnya menyiratkan sedikit kegembiraan mengetahui Min Joon tak mengabaikannya.


Hwi Kyung pun juga lega melihat Song Yi keluar dari apartemen Min Joon dan menggenggam tangan Song Yi untuk membawanya pergi.


Sepertinya ayam di atas meja itu yang meluluhkan perasaan kesal Song Yi pada Min Joon. Karena ia ternyata tak menginap di vila Hwi Kyung, tapi malah mendamparkan diri (ini EYD bukan, ya?) di rumah Bok Ja.


Haha.. kasihan Bok Ja yang harus menerima Song Yi menginap di rumahnya, apalagi rambut Song Yi yang tergerai membuat rontokan rambut Song Yi berceceran di mana-mana.


Tapi Song Yi cuek, dan malah bertanya apakah Bok Ja sedang naksir seseorang? Ia melihat ada burung-burung kertas di kamar, dan biasanya Bok Ja selalu membuat burung kertas saat naksir seseorang untuk diberikan pada orang itu.


Bok Ja malah balik bertanya pada Song Yi yang terus memandangi handphone-nya. Apa Song Yi sedang naksir seseorang dan menunggu telepon dari orang itu? Song Yi melempar handphonenya dan berseru kalau ia tak sedang naksir seseorang.


Tapi Bok Ja mengaku kalau ia telah menemukannya. “Seseorang yang sepertinya tak pernah ada di bumi ini. Seperti seseorang yang turun dari sebuah bintang yang indah.Pria yang memiliki aura dan karisma. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.”


Cie cie… Bahkan Song Yi pun membuka selimutnya dan bertanya apakah Bok Ja hanya pernah bertemu sekali saja dengan pria itu? Bok Ja tersenyum dan berkata kalau ia pernah menemuinya sekali lagi.


Aww… Dengan lagu 80-an (Song Mil Gae – A Chance Encounter, salah satu OST Heartstrings) dan setting Winter Sonata, Bok Ja berjalan di tengah pohon cemara. Dan ternyata ia bertemu dengan the one-nya. Min Joon yang melewatinya dengan sepeda.


Ia langsung menghadang pria pujaan hatinya yang ternyata juga tak mengenalinya dan malah bertanya, "Kau siapa?" 


Pantang mundur, Bok Ja menyodorkan stoples isi burung kertas sebagai ungkapan rasa cintanya. Dan apa reaksi Min Jon? “Aku tak mau membelinya,” jawab Min Joon pendek dan meninggalkan Bok Ja.


Duh.. perihh..

My Love From Another Star Episode 10


Hwi Kyung menyuruh orang untuk memasang kunci pintu dengan sistem scan sidik jari untuk apartemen Song Yi. Ia juga memasang CCTV dan alarm untuk keamanan. Song Yi kesal karena Hwi Kyung juga memanggil ibu dan Yoon Jae ke rumahnya.


Di depan ibu, Hwi Kyung dengan polosnya berkata, “Kau tak mau tinggal di villa. Kau juga tak mau menginap di hotel. Kau juga berkata tak suka tinggal di rumah ibu.” Haha.. 


Si ibu lebih polos lagi (atau pura-pura) tak tahu kalau Song Yi tak menyukainya malah bertanya, “Kenapa kau tak suka rumahku?” LOL.


Ibu menyuruh Song Yi untuk melapor ke kantor polisi sementara Yoon Jae tak ingin meninggalkan kakaknya sendiri. Ibu pun memutuskan untuk tinggal di rumah Song Yi, membuat Hwi Kyung senang karena berarti ia dapat sering-sering mengunjungi rumah Song Yi. Tapi Song Yi malah menyuruh Hwi Kyung untuk membawa ibunya pergi saat Hwi Kyung pergi nanti.


Ibu kesal dan menyalak kalau ia juga tak sudi tinggal di rumah Song Yi. Namun sebelum pergi ia mewanti-wanti Song Yi untuk tak menerima telepon dari Presdir Kang atau berbicara dengannya.


Asisten Jae Kyung memberitahukan kecepatan lift di apartemen Song Yi adalah 120 meter per menit dimanajarak lantai 23 ke lantai 1 adalah 69 m, yang berarti memakan waktu 34,5 menit kalau lift tak pernah berhenti. “Secara fisik, mustahil seorang manusia bisa turun dari lantai 23 ke lantai satu dengan kecepatan konstan. Ia harus melewati satu lantai setidaknya 1,5 detik.”

Jae Kyung bertanya apa ada kemungkinan lain? Asistennya menjawab bisa jika menggunakan lift lainnya. Tapi lift itu sedang tak difungsikan. Jae Kyung tertawa, “Aku benar-benar melihatnya ada di lantai 23 dan kemudian di lantai 1. Jadi.. apakah aku melihat sesuatu hal yang mustahil?”


Jae Kyung tertawa terbahak-bahak, tapi dari tatapannya terlihat kalau perasaannya jauh dari rasa geli.


Pengacara Jang khawatir saat mendengar cerita Min Joon dan takut Jae Kyung akan menangkap kejanggalan yang terjadi. “Kenapa Anda terbawa emosi dan melakukan kesalahan? Anda tak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya.”


Min Joon menjelaskan kalau dari tatapan mata Jae Kyung, ia tahu kalau Jae Kyung mengincar Song Yi. Pengacara Jang mengusulkan agar Min Joon menceritakan yang sebenarnya pada Song Yi, sehingga Song Yi berhati-hati dan tak dekat-dekat dengan Jae Kyung.


Tapi Min Joon menolak.  Jae Kyung bukan tipe orang yang bisa dihindari dan Song Yi juga sebaiknya tak mengetahui siapa Jae Kyung yang sebenarnya. “Jika ia tahu rahasia itu, ia akan ada dalam bahaya yang lebih besar.”


“Lalu bagaimana dengan Anda?” sergah Pengacara Jang. “Anda hidup dalam diam selama 400 tahun, menunggu hari kembalinya Anda. Selama beberapa dekade, saya membuat laporan kematian Anda. Hilang, kecelakaan, kebakaran, tenggelam. Tapi tahukah Anda, tak seperti kejadian-kejadian itu, tapi Anda benar-benar bisa mati.”


Min Joon diam menunduk, mendengar ucapan Pengacara Jang selanjutnya, “Sebelum Anda kembali ke tempat asal Anda, Anda benar-benar bisa mati di sini! Apa Anda tak memikirkan hal itu?”


Detektif Park dan Jaksa Yoo pergi ke rumah Yoo Ra untuk menggali informasi tentang pria yang dekat dengan aktris itu. Mulanya adik Yoo Ra tak mau memperpanjang masalah ini, tapi Detektif Park memberitahu kalau Yoo Ra meninggal dengan keadaan hamil dan ada kemungkinan kasus ini adalah pembunuhan.


Adik Yoo Ra menangis saat Jaksa Yoo menambahkan kalau Yoo Ra terbukti tak mengkonsumsi obat anti depresan lagi yang berarti Yoo Ra menginginkan bayi tersebut dan tak ingin bunuh diri.


Akhirnya mereka mendapat informasi dari adik Yoo Ra kalau kakaknya mungkin sedang berkencan dengan seseorang karena mendapat hadiah yang sangat mahal, walau Yoo Ra tak mau memberitahukan siapa orang itu, yang ia tahu orang itu sangat kaya dan mereka akan segera menikah.

Jaksa Yoo akan melihat daftar histori di handphone Yoo Ra untuk mencari tahu siapa orang itu. Tapi Detektif Park memiliki dugaan sendiri. Orang kaya itu adalah Do Min Joon. Tapi Jaksa Yoo langsung mementahkannya. “Apa orang kaya di Korea ini hanya satu?”


Min Joon melihat mobil Jae Kyung melintas dan langsung melesat menghilang. Kebetulan seorang anak melihat Min Joon menghilang dari kotak telepon umum dan memberitahukan pada ibunya, “Seorang Paman menghilang di udara. Seperti peri!” Untungnya ibu itu hanya tersenyum dan menganggap anaknya berimajinasi saja.


Berpindah ke dalam halaman rumah, Min Joon mengawasi Jae Kyung yang keluar dari mobil dan mendengar instruksi Jae Kyung pada asistennya untuk mengawasi Do Min Joon.


Jae Kyung mendengar Hwi Kyung bicara pada Song Yi tentang kondisi di rumahnya. Ia pura-pura bertanya tentang keadaan Song Yi dan “Apa kau tahu.. orang yang disebut Do Min Joon? Apa kau pernah melihat ada yang aneh pada orang itu?”


Hwi Kyung langsung menoleh heran. Untungnya ia berkata tidak dan menjelaskan singkat kalau Min Joon adalah tetangga Song Yi dan mereka sering berpapasan. Ia malah bertanya mengapa Jae Kyung sekarang sering memperhatikan Song Yi?


Jae Kyung tersenyum dan berkata kalau ia memperhatikan gadis itu karena gadis itu adalah gadis yang disuka Hwi Kyung dan Hwi Kyung juga pernah memintanya untuk membantu Song Yi jika perlu.

Uhh.. creepy. Bahkan Hwi Kyung pun juga merasa aneh dengan sikap kakaknya itu.


Min Joon mengambil USB milik Yoo Ra. Bayangan seorang wanita dengan darah di aspal dan seseorang mengambil USB itu dari tangan wanita itu, terbayang lagi di benaknya.


Min Joon memutar video itu kembali dan ia melihat wanita yang ditemui Yoo Ra di rumah sakit jiwa itu meminta Yoo Ra untuk meminta Yoo Ra untuk mengeluarkannya dari rumah sakit dan memperingatkan Yoo Ra agar menjauh dari pria itu jika tak ingin mati.


Video berikutnya adalah saat Yoo Ra memasang kamera rahasia di mobil dan bertanya pada Jae Kyung tentang keberadaan mantan istri Jae Kyung, negara mana yang membuat mantan istri Jae Kyung meninggalkan pria hebat seperti Jae Kyung. Jae Kyung menjawab singkat kalau mantan istrinya ada di Inggris.


Yoo Ra juga bertanya mengapa Jae Kyung tak pernah meneleponnya secara langsung, harus lewat orang lain? Jae Kyung menjawab diplomatis kalau karena keartisan Yoo Ra, Yoo Ra pasti ingin merahasiakan hubungan mereka. Yoo Ra menjawab kalau ia sebenarnya ingin menyombongkan hubungan mereka ini. Jae Kyung menanggapinya dengan tersenyum dan memutar cincinnya.

Hmm… ada apa di cincin itu, ya? Kenapa Jae Kyung suka sekali memutar-mutar cincin itu?


Di kamar, Song Yi membaca novel yang dipuja-puja oleh Min Joon dan menggerutu karena ternyata novel itu isinya tentang seorang pendeta yang punya hubungan spesial dengan 8 wanita.


“Menghina!” seru Song Yi kesal dan melempar novel itu. Ia membuka handphonenya dan membuka percakapan di Line dengan Min Joon. “Apa kau di rumah?” Tak ada respon. Song Yi menulis lagi, “Tidur?” Tetap tak ada tanda kalau Min Joon telah membacanya.

Min Joon baru saja selesai mandi dan melihat ada pesan di handphonenya. Tapi ia hanya membaca tapi tak membalas, membuat Song Yi kesal. Tapi ia yakin kalau Min Joon pasti akan menghubunginya. 


Dengan pede, ia mulai menghitung (jadi inget Gu Jun Pyo) waktu handphonenya berbunyi. Dan ternyata handphonenya berbunyi. Wahh… Song Yi keren.


Ternyata bukan Min Joon. Telepon itu dari manajemen apartemen yang menagih uang sewa apartemen Song Yi. Song Yi mendatangi orang itu dan harus menghadapi kenyataan pahit kalau uang tabungannya tak cukup untuk membayar uang sewa. Ia juga tak bisa mengambil pinjaman karena Song Yi tak punya asset lagi untuk dijaminkan dan status kredit Song Yi juga buruk karena Song Yi sering menarik uang.


Song Yi hendak membantah kalau ia tak pernah menarik uang, tapi langsung teringat kalau ada orang lain yang bisa menggunakan kartunya. Yaitu ibunya sendiri.

Song Yi hanya bisa menghela nafas.


Maka ia pun berencana menjual mobilnya. Tapi ia langsung sadar dan buru-buru meminta maaf, “Boom Boom ah.. Aku minta maaf! Anggap saja kau tak mendengarnya, ya?”


Maka di kamar, ia pun menatap ke koleksi tas-tasnya, berpikir untuk menjualnya. Namun ia juga kembali sadar, “Duh.. Apa aku sudah gila? Anak-anak ini seperti diriku sendiri.” Ia segera berlari kabur dari kamar itu.


Tapi ia akhirnya kembali lagi dan dengan perlahan mengambil salah satu tas dan berjanji padanya, “Setelah kehidupanku membaik, eonni akan datang untuk menjemputmu. Aku berjanji padamu, waktunya tak akan lama.” Song Yi memeluk tas itu dengan penuh kasih, “Jagalah dirimu untuk sementara waktu ini, ya. Berhati-hatilah agar tak tergores.”


Dan Song Yi pun membawa tas, sepatu dan mantel pada kenalannya, seorang pemilik butik preloved dan menjualnya dengan separuh harga. Ia yakin kalau pelanggan temannya itu pasti akan berebutan jika tahu kalau barang-barang itu adalah miliknya. 


Tapi kenalannya malah berkata kalau pelanggannya akan membeli jika tahu kalau barang-barang itu bukan milik Song Yi dan tanpa basa-basi bertanya, “Song, apa kau butuh uang?”


“What?” tanya Song Yi dan tertawa, “Excyuuusse me? Apa yang kau katakan? Kau pasti sudah salah paham. Aku hanya ingin memberikan sesuatu pada masyarakat. Aku baru merasa kalau aku tak perlu mendandani diriku dengan barang-barang bermerek karena aku sudah menjadi sebuah merek. Jadi aku sedang membantu orang yang membutuhkan sekarang.”

LOL. Argumen yang keren.

Tapi temannya itu malah berkata kalau orang-orang Cheongdamdong bukan tipe orang yang membeli dengan harga murah. Ia sekarang akan memberi Song Yi uang namun ia meminta agar Song Yi membawa semua barang-barangnya pergi dan jangan pernah kembali lagi ke tokonya.


Song Yi pun melakukan apa yang dilakukan orang lain. Melelangnya di internet. Ia melelangnya dengan deskripsi Tas, sepatu dan mantel milik Chun Song Yi.  Saat ia mengisi kolom nomor telepon yang bisa dihubungi, ia sejenak ragu.


Min Joon sedang mengajar tentang Prinsip Psikologi dari William James, yaitu hukuman yang lebih kejam adalah disingkirkan dan diacuhkan oleh masyarakat. Dan pada kenyataannya, manusia lebih lemah dari yang dikira, yang mudah merasa sangat senang atau terluka karena perlakuan orang di sekitarnya.


Kuliah Min Joon terganggu oleh SMS-SMS yang muncul di handphone-nya, meminta diskon dan menawar harga barang. Setelah selesai kuliah, Min Joon menelepon pengirim SMS itu dan mengetahui kalau orang itu sedang menawar tas Song Yi.

Ha. Kayanya ada teori baru deh : Jika disingkirkan oleh masyarakat, maka carilah seseorang yang membuatmu bisa tetap berhubungan dengan masyarakat – Chun Song Yi. :p


Ibu Song Yi datang dan mengeluh kalau ia menerima tagihan pelanggaran kontrak lagi. Tapi kali ini Song Yi merasa tak pernah melakukan perjanjian kontrak itu. Dan ia tahu siapa yang melakukannya. Song Yi berkata kalau ia akan menemui Presdir Ahn besok. Ibu menawarkan diri untuk pergi bersamanya, tapi Song Yi sudah berpikir untuk mengajak seseorang untuk pergi besok.


Min Joon muncul di balkon karena dipanggil Song Yi. Song Yi ingin membicarakan hal itu, tapi Min Joon mendahuluinya dengan meminta Song Yi untuk mencabut nomor handphone-nya sebagai nomor kontak jual beli. Ia sudah hampir gila karena orang-orang itu menghubunginya dan minta diskon.


“Tak ada diskon,” jawab Song Yi lugas. “Aku sudah merasa tak enak karena menjual anak-anakku. Jawab saja kalau ia tidak bisa memberi diskon.”


“Bukan itu yang penting,” ujar Min Joon kesal.

“Memang itu tidak penting,” potong Song Yi. “Aku harus ke kantor agency-ku besok. Ikutlah denganku.”

“Kenapa aku harus ikut?”

“Karena aku harus melakukan tuntutan.”

“Apa itu bukah keahlianmu? Membuat tuntutan?” sindir Min Joon.


Tapi kali ini Song Yi tak terusik dengan sindiran itu. Dengan nada serius, Song Yi berkata kalau ia pergi sendiri, ia merasa kalau ia akan ketahuan. “Ketahuan kalau aku bukan Chun Song Yi yang sebelumnya.” Song Yi mengulurkan tangannya, “Untuk membuat diriku kelihatan kuat, aku mengecat kukuku dengan motif macan, tapi pikiranku tidak kuat.”

Min Joon kali ini benar-benar mendengarkan Song Yi yang merasa kalau ia tak punya kepercayaan diri. Ia tak masalah jika ketahuan tak punya uang karena uang masih bisa dicari. “Tapi aku merasa akan hancur jika ketahuan diriku yang compang-camping seperti ini.”


Song Yi menoleh dan menatap Min Joon, “Jadi agar aku tak ketahuan, aku meminta Tuan Do Min Joon-ku yang pintar ini untuk membelaku.” Song Yi tersenyum namun matanya menyiratkan keraguan dan permohonan, “Oke?”


Maka datanglah Song Yi dengan atribut perangnya. Boot hitam runcing dan maskara mencuat yang membuat ia nampak sangar. Min Joon mengikuti di belakangnya.


Namun Presdir Ahn juga sudah siap dengan pengacaranya. Song Yi mengatakan kalau Presdir Ahn tak bisa semena-mena menyuruhnya mengganti rugi perjanjian yang bahkan tidak pernah ia lihat sebelumnya. Tapi Presdir Ahn berkilah kalau Song Yi sebelumnya sudah mempercayakan semua keputusan padanya.


Song Yi membantah kalau ia sudah meminta kalau Presdir Ahn harus meminta persetujuannya lebih dulu. Presdir Ahn pun membentak, “Chun Song Yi, apakah kau tahu berapa banyak kerusakan yang kau akibatkan pada perusahaanku?”


Min Joon pun memotong,”Aku sudah mempelajari kontraknya.” Presdir Ahn baru menoleh pada Min Joon dan bertanya siapa dia. Song Yi menjawab pendek, “Pengacaraku.”


Min Joon pun menjelaskan kalau banyak sekali pelanggaran yang telah dilakukan Presdir Ahn, “Pihak A harus memastikan kalau kehidupan pihak B tak dilanggar.”


“Sebentar,” potong Song Yi serius, membuat Min Joon berhenti. “Aku adalah pihak B? Kenapa? Aku lebih suka jadi pihak A.”


Hahaha.. gubrak banget komentar pentingnya Song Yi. Min Joon mendelik kesal pada Song Yi, membuat Song Yi mengkerut dan mundur, “Okay..”


Min Joon kembali melanjutkan kalau pihak A tak diperkenankan untuk menandatangani kontrak tanpa persetujuan pihak B. “Dan jika terjadi penalty, maka pihak A yang harus membayarnya. Dan dalam sepengetahuan saya, ini berarti Nona Chun Song Yi dapat menerima kembali semua denda ganti rugi yang telah ia bayarkan. Jika Anda tak mengakuinya, maka kami akan maju ke meja hijau dan kami tentu saja akan menang.”


Presdir Ahn tergeragap dan menoleh ke pengacaranya. Pengacaranya tak berani menatap Presdir Ahn dan menunduk, mempertegas kalau pernyataan Min Joon itu benar.


Yay! Song Yi tersenyum menang dan berkata santai, “Tiba-tiba aku teringat sebuah pepatah, ‘Bajingan yang selalu kabur dan sembunyi di Betigogae di malam hari.”


“Beoti.. apa?” tanya Presdir Ahn bingung mendengar pepatah yang dikutip Song Yi dari Min Joon, namun hal itu membuat senyum Min Joon yang sangat jarang itu muncul.


Di luar, mereka bertemu dengan Se Mi dengan asisten dan manajernya. Se Mi menyapa Song Yi dan Min Joon. Song Yi tak membalas sapaan Min Joon malah melirik Min Joon tajam saat Min Joon membalas sapaan Semi.


Se Mi seolah tak merasa sikap judes Song Yi dan mengajak mereka untuk minum kopi. “Apa Anda memiliki sedikit waktu?” tanya Se Mi pada Min Joon.


Sikap Se Mi itu tak luput dari perhatian Song Yi dan ia segera menjawab, “Kami benar-benar si..”


“Kami ada waktu,” jawab Min Joon.

Song Yi menoleh kaget pada Min Joon.


Komentar :

Haha.. Untuk pertama kalinya Song Yi cemburu. Hihihi.. Coba kalau ia tahu cinta mati Se Mi hanya pada Hwi Kyung, pasti ia nggak akan secemburu ini. Tapi dia kan nggak tahu, ya?

Dan ugh rasanya melihat perlakuan orang-orang yang dulu menjilat Song Yi itu sekarang.

Saya berharap sebelum Song Yi ikut Min Joon ke asalnya (hahaha.. iya.. saya punya firasat kalau nanti Min Joon akan kembali ke bintang yang susah disebut namanya itu, dan membawa Song Yi. Udah bisa kebayang reaksi orang-orang di planet Min Joon yang kedatangan alien macam Song Yi), Song Yi sempat terkenal lagi dan membalas semua perlakuan orang-orang yang menolaknya kemarin.

Orang-orang seperti pemilik butik dan presdir Ahn. 


Btw, siapa kira-kira tangan wanita yang membawa USB ini? 

Kita tak tahu seberapa jauh kemampuan super Min Joon. Apakah ia juga seorang Notradamus? Apakah mungkin ia membeli tanah-tanah di tempat yang akhirnya menjadi area Gangnam itu bukan sebuah kebetulan? 

Kembali ke wanita yang tergeletak dengan USB di tangan. Apakah itu kejadian di masa depan yang dilihat oleh Min Joon? Jika hal itu adalah masa lampau, sepertinya tak mungkin ya? 

Apakah itu Song Yi? Atau Se Mi? Hmm.. siapa lagi ya, wanita yang tersangkut dengan misteri ini? Wanita di RS yang kemungkinan adalan mantan istri Jae Kyung? Atau ibu Song Yi? Atau ibu Se Mi?