Sinopsis My Love From Another Star Episode 12 Part 1


Min Joon melangkah dengan penuh perhitungan dan kewaspadaan, seakan tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Jadi saat sebuah mobil melaju kencang ke arahnya, ia langsung menghentikan waktu sehingga mobil itu berhenti tepat di hadapannya.

Waktu berhenti dan semuanya hening.


Namun sedetik kemudian mobil itu kembali melaju kencang. Min Joon terbelalak, terlalu terkejut hingga tak sempat menghindar. Tubuhnya menghantam kaca mobil dan terpental ke udara, jatuh dengan kepala terbentur aspal jalan yang dingin. 


Darah mengucur dari kepala Min Joon yang hampir tak sadarkan diri. Tapi ia masih bisa melihat seseorang mengambil USB dari tangannya dan berlalu pergi.



Malam itu salju turun dan jalanan sangat sepi. Ketika sebuah mobil lewat dan melihat Min Joon tergolek di aspal, pengendara mobil itu langsung menelepon 119 untuk meminta pertolongan karena ada seorang pria muda tertabrak mobil.


Tapi setelah polisi dan ambulans datang, mereka tak dapat menemukan Min Joon.

Satu jam sebelumnya, terjadi percakapan antara Song Yi dan Se Mi.


“Dengan alasan kau menunggu pria itu dan kau pasti bisa menemuinya lagi, kau membuat Hwi Kyung, si pria bodoh itu hanya terus-terusan melihatmu. Jadi kenapa kau sekarang tak bisa mengenalinya?” Se Mi mencemooh Song Yi.


Song Yi tak mengerti siapa di mana pria yang dimaksud oleh Se Mi. Dan Se Mi seperti mengayunkan wortel ke depan mulut kuda, berkata kalau pria itu ada di samping Song Yi. Bagaimana mungkin Song Yi tak mengenalinya? “Apa kau tak ingin tahu?” tanyanya penuh nada menang.


“Tidak. Tidak sama sekali,” Song Yi menjawab tanpa mengalihkan pandangan matanya dari Se MI. “Tapi setidaknya aku mengetahui satu hal. Kau suka pada Hwi Kyung, kan?”


Se Mi tertegun, rahasia hatinya terbuka. Ia mengalihkan pandangan saat Song Yi bertanya sejak kapan Se Mi menyukai Hwi Kyung. Ia pun akhirnya menjawab, “Benar. Aku menyukainya sejak ia mulai menyukaimu. Kenapa kau menanyakan hal ini?”

“Jadi seperti itu mulanya. Kau pasti sangat membenciku,” Song Yi menatap Se Mi dengan iba. Ia sekarang mengerti mengapa Se Mi mengungkit masalah identitas pria 12 tahun yang lalu yang menurut Se Mi ia tahu siapa orangnya. “Aku tak akan bertanya siapa dia dan bagaimana kau menemukannya. Bahkan jika kau sangat ingin mengucapkan, jangan katakan.”


Se Mi terkejut mendengar perubahan hati Song Yi. Tapi Song Yi memiliki alasannya. “Bagaimana mungkin aku bisa mempercayai ucapanmu.  Walau kita berteman lebih dari 15 tahun, kau tak pernah sekalipun jujur padaku.”


“Chun Song Yi,” tegur Se Mi tak suka.

“Iya, Yoo Se Mi. Kau menyukai Hwi Kyung dan karena itulah kau sangat ingin menemukan pria dari 12 tahun yang lalu agar aku menjauh darinya. Aku mengerti semuanya,” kata Song Yi. “Sebagai bekas temanmu, aku kasihan padamu.

“Beraninya kau..” potong Se Mi marah.


“Tapi itu tak ada gunanya,” Song Yi tetap meneruskan ucapannya. “Pria 12 tahun yang lalu itu sudah tak penting lagi bagiku. Aku memang penasaran karena pria itu yang menyelamatkanku di malam ketika ayah pergi. Tapi aku sekarang bukan gadis kecil lagi yang kelayapan di jalan menangisi ayahnya Jadi jangan mengancamku dengan cara itu. Dan juga jangan menarik orang dari sisiku, menjadikannya sebagai orang asing.”


Se Mi terperangah melihat recananya tak berhasil karena Song Yi berkata kalau ia tak peduli apakah ia akan mengenali pria itu atau tidak. 


Ia tertegun mendengar kata-kata Song Yi berikutnya yang menusuk perasaannya.


“Aku pernah mendengar sebuah teori. Ketika orang melihat orang lain yang berada di posisi yang lebih baik darinya, bukannya ia bertekad untuk naik ke posisi yang sama dengan orang itu, tapi ia malah mengajak orang itu untuk ke neraka bersamanya. Maaf, tapi aku tak akan turun ke neraka kebencian yang kau sedang kau tinggali. Aku tak mau turun ke sana. Jadi berhentilah memintaku untuk turun menemanimu. ”


Song Yi meninggalkan Se Mi yang shock mendengar ucapan Song Yi yang tepat menusuk perasaannya. Ia mendengar suara pintu ditutup, tanda Se Mi sudah pergi dari apartemennya. 


Ia mencoba menelepon Min Joon tapi tak diangkat. Maka ia pun mengirimkan pesan : Ada yang ingin kukatakan. Teleponlah aku. Tapi tetap tak dibalas.


Song Yi keluar kamar dan mendengar bunyi handphone. Ia kira suara itu dari handphone-nya. Ternyata bukan. Suara itu dari handphone Yoon Jae yang baru pulang sekolah. 


Bukannya mengangkat panggilan itu, Yoon Jae malah mematikan dan kembali main game. Song Yi heran melihat kelakuan Yoon Jae. Kata Yoon Jae, si penelepon itu adalah penguntitnya. Ada SMS masuk, tapi Yoon Jae malah cuek dan terus bermain. Penasaran, Song Yi bertanya mengapa Yoon Jae tak membaca pesan itu.

“Nggak penting. Aku sudah tahu apa isinya. Kata-kata semacam ‘ada yang ingin kukatakan padamu’ atau ‘kumohon teleponlah aku’”, jawab Yoon Jae cuek.


Ha. Song Yi melongo mendengar kata-kata adiknya yang seperti menyindirnya. Muncul satu pesan lagi. Yoon Jae tetap tak membukanya, malah berkomentar, “Benar-benar menjengkelkan.”


Plak! Song Yi memukul belakang kepala Yoon Jae. Yoon Jae marah, tapi Song Yi lebih marah lagi. 


“Mungkin memang ada yang ingin dikatakan gadis itu. Apa susahnya menjawab panggilan teleponnya?   Apa susahnya menjawab SMS? Bagaimana kalau orang itu menunggu jawabanmu? Menjengkelkan? Apa ia memintamu untuk menyelamatkan negeri ini? Apa su..” Song Yi terdiam. 


Tanpa melanjutkan ucapannya, ia langsung masuk kamar, meninggalkan Yoon Jae yang kebingungan dengan sikap kakaknya.


Song Yi menatap LINE-nya yang tak berbalas. Ia teringat kembali ucapan Se Mi yang sebenarnya ia merasa penasaran pada orang yang dimaksud Se Mi. Tapi ia meyakinkan diri sendiri kalau ia tak akan ingin tahu, karena jika ia ingin tahu berarti dia kalah.


Song Yi mencoba menelepon Min Joon lagi, tapi tetap masuk mail box. Ia pun pergi ke apartemen sebelah. Betapa kagetnya ia melihat darah yang menempel di pegangan pintu apartemen Min Joon. Buru-buru ia memencet password dan masuk ke dalam.


Betapa terkejutnya ia mendapati Min Joon terkapar di ruang tengah dengan darah berceceran di lantai. Darah mengucur dari kepala Min Joon.


Di bawah sadarnya, Min Joon yang sedang berada di tepi sungai, mendengar teriakan Song Yi yang memanggil namanya. Ia berbalik dan melihat Song Yi di seberang sungai, terus berteriak memintanya untuk tidak pergi.


Ia menghilang dan muncul di hadapan Song Yi. Song Yi tak kaget melihat hal itu. Min Joon meraih tangan Song Yi dan menggenggamnya.


Min Joon tersadar dan mendengar Song Yi ternyata memang memanggil namanya. Memang tak berteriak tapi nadanya penuh kekhawatiran. Melihat Min Joon membuka mata, Song Yi sedikit lega. Ia mengajak Min Joon untuk ke rumah sakit namun Min Joon menolaknya. “Aku tak bisa pergi ke rumah sakit. Aku tak bisa.”


“Kenapa?” Song Yi gemetar menahan panik. “Kenapa kau tak bisa? Kau tak akan mati, kan? Ya, kan? Kau..”


Belum sempat Song Yi menyelesaikan ucapannya, Min Joon terkulai tak sadarkan diri lagi. Song Yi panik dan ketakutan, “Do Min Joon-ssi, Do Min Joon-ssi! Bangunlah. Bagaimana denganku?!”

My Love From Another Star episode 12


Song Yi memanggil Pengacara Jang. Walau mereka sudah berhasil menghentikan perdarahan, tapi ia masih merasa Min Joon perlu dibawa ke rumah sakit. “Ia tak akan meninggal, kan?”

Pengacara Jang menjawab tak tahu. “Akan lebih baik jika ia tak ikut campur. Maka semuanya ini tak akan pernah terjadi.”


Song Yi tak mengerti apa maksud Pengacara Jang namun Pengacara Jang pun tak menjelaskan lebih lanjut. Ia berterima kasih tapi juga meminta Song Yi untuk pulang ke rumah karena ia yang akan menunggui Min Joon. Song Yi enggan meninggalkan Min Joon dan ingin menunggui hingga Min Joon sadar, tapi Pengacara Jang bersikeras agar Song Yi segera pergi.


“Aku sebenarnya sudah ingin mengatakan hal ini. Min Joon akan pergi.” Ucapan Pengacara Jang itu membuat Song Yi kaget. Apakah Min Joon akan pergi ke luar negeri? Pengacara Jang tak menjelaskan lebih lanjut, tapi menyarankan Song Yi agar mempersiapkan perasaannya. “Kupikir akan lebih bagimu jika kau tak berada di dekatnya lagi.”


Song Yi tertegun mendengar ucapan Pengacara Jang yang ia kenal sebagai ayah Min Joon. Karena itu, ketika Song Yi kembali diminta untuk segera pergi, Song Yi pun menurut. Di ruang tengah, ia kembali melihat tanaman rumput-rumputan milik Min Joon menjadi layu.


Song Yi bukannya masuk rumahnya sendiri. Ia malah mondar-mandir di lorong, menunggu dengan khawatir.


Pengacara Jang tak berniat kejam mengatakan hal seperti itu. Dari kamera depan rumah, ia merasa sedih melihat Song Yi yang terus menunggui Min Joon dari luar.


Jae Kyung menyodorkan kontrak perjanjian pada ibu Song Yi yang. Melalui ibu Song Yi, ia meminta agar Song Yi menandatangani perjanjian itu. Ibu sangat gembira membaca kontrak ekslusif itu.


Jae Kyung menerima telepon dari asistennya tentang hilangnya Min Joon setelah ditabrak. Paras Jae Kyung langsung berubah, membuat ibu Song Yi ingin tahu apakah ada hal buruk yang terjadi.


Kembali memasang wajah penuh senyum, Jae Kyung menjawab ada anjing gila yang lepas dari penampungan hewan, tempat ia menjadi relawan. Ibu Song Yi terkejut dan bertanya bukankah hal itu berbahaya jika ada anjing gila yang lepas?


Jae Kyung setuju dengan pendapat ibu. “Karena itu kami harus menangkapnya dan menjinakkannya.” Kembali pada masalah Song Yi, Jae Kyung meminta ibu Song Yi untuk tak khawatir lagi. Perusahaannya akan melakukan yang terbaik untuk membantu Song Yi hingga ia terkenal kembali.


Hwi Kyung sedang ada di halaman saat ia tak sengaja mendengar suara asisten Jae Kyung. Yang melaporkan kalau ia telah mendapatkan USB itu, tapi tak dapat mengetahui isinya karena diproteksi. Hwi Kyung yang mulanya tak tertarik mendengar percapakan mereka, menoleh dan mulai menguping saat Jae Kyung bertanya tentang kondisi Min Joon.


Asisten itu yakin kalau ia jatuh dan tak sadarkan diri. Tapi Min Joon lenyap saat ambulans datang. Jae Kyung sangat tak senang mendengar hal itu. Ia menyuruh asisten itu pergi dan berjalan masuk ke dalam rumah. Tapi ia merasa ada seseorang dan segera menoleh ke arah Hwi Kyung.


Hwi Kyung buru-buru menyembunyikan diri di balik pohon. Tapi Jae Kyung masih curiga dan mendekati pohon itu. Untungnya orang tua mereka muncul untuk berjalan-jalan malam. Jae Kyung pun masuk ke dalam rumah.


Pengacara Jang memeriksa kondisi Min Joon dan tersenyum melihat wajah Min Joon, “Apakah Anda sedang bermimpi indah?”


Min Joon yang sedang tak sadarkan diri bernarasi, “Aku memang sedang bermimpi indah.”


Ia membuka mata saat Song Yi mengecup pipinyanya dan sambil tersenyum, berkata, “Bangunlah..”


Min Joon enggan bangun, malah menarik Song Yi ke tempat tidur lagi.


Song Yi kemudian memasak, namun masih ceroboh dan hampir menjatuhkan piring. Tapi kali ini Min Joon dapat menangkap piring itu hingga tidak pecah. Min Joon menawarkan diri untuk memasak, menggantikan Song Yi. Tapi Song Yi tak mau. “Aku ini sudah berangan-angan memasak dengan memakai celemek. Kau hanya perlu makan, tak peduli bagaimana rasanya.”


Mereka bersantai dengan Song Yi tiduran di pangkuan Min Joon, menonton saluran Home Shopping. Song yi bersikeras membeli produk yang ditawarkan dengan alasan kalau barang itu sedang diskon satu gratis satu. Min Joon menolaknya. Ia sudah katakan kalau ia tak suka membeli barang yang tak berguna.


Tapi Song Yi sudah memencet nomor telepon home shopping itu, membuat Min Joon kesal karena lagi-lagi Song Yi terjebak dengan promo satu gratis satu. Maka terjadilah perebutan. “Cepat berikan padaku. Waktu diskonnya sudah mulai habis!”


Mereka juga ada di danau tempat dulu Min Joon menolak Song Yi, namun kali ini Min Joon menemani Song Yi main skating dan membuat malaikat salju. Kali ini Min Joon mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Song Yi.


Song Yi ingin makan es krim, tapi Min Joon mengingatkannya, “Kau nanti akan tambah gemuk.” Song Yi langsung panik dikatai gemuk. Min Joon geli melihat kelakuan Song Yi, “Kau kan hamil. Tentu saja berat badanmu naik. Tapi kau tetap cantik.”


Aww… Song Yi hamil. Berarti Min Joon bermimpi menikahi Song Yi. Maka wajar saja jika malamnya, Song Yi menunggui Min Joon yang masih membaca buku dan setelah Min Joon meletakkan bukunya, ia memeluk Song Yi. Mereka pun tertidur dengan masih berpelukan.


“Dan aku menyadari, mimpi indah hanya membuatku tak bahagia saat aku bangun. Seharusnya aku tak bermimpi indah sejak awal,” kata Min Joon menutup narasinya.


Hwi Kyung menemukan Song Yi terpekur di depan apartemen Min Joon. Melihat wajah Song Yi yang pucat, ingatannya kembali pada apa yang dibicarakan Jae Kyung dan asistennya. Ia langsung bertanya apakah terjadi sesuatu pada Min Joon?


Song Yi curiga, mengapa Hwi Kyung dapat mengetahui hal itu? Hwi Kyung berdalih kalau semua orang yang melihat wajah Song Yi sekarang langsung bisa menebak hal itu. Ia mengajak Song Yi untuk kembali ke rumah.


Hwi Kyung membuatkan teh untuk Song Yi dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Song Yi sendiri tak tahu dengan pasti tapi ia minta agar Hwi Kyung tak memberitahukan hal ini kepada siapapun. “Jika ia tak ingin pergi ke rumah sakit, ia pasti memiliki alasan tersendiri.”


Ibu Song Yi muncul dan tak dapat menyembunyikan kegembiraannya melihat Hwi Kyung ada di rumah, berdua dengan putrinya.  Ia sebenarnya ingin menelepon Hwi Kyung untuk mengucapkan terima kasih. Berkat Hwi Kyung, Jae Kyung berniat untuk membuat agency eksklusif khusus untuk Song Yi.


Hwi Kyung malah kaget mendengarnya. Ia malah curiga karena teringat permintaan Min Joon untuk melindungi Song Yi dari kakaknya. Jadi saat Song Yi menolak tawaran itu dan ibu Song Yi memintanya untuk membujuk putrinya, Hwi Kyung memihak Song Yi.


“Kakakku telah lancang meminta hal ini tanpa bertanya pada Song Yi terlebih dahulu.” Hwi Kyung menoleh dan tersenyum pada Song Yi, “Jika kau tak mau melakukannya, jangan lakukan.”


Detektif Park mendatangi apartemen Min Joon untuk menyelidiki kasus Jaksa Yoo. Untungnya yang membuka pintu adalah Pengacara Jang yang mulanya menolak dengan sopan, memberitahu kalau Min Joon sedang dalam kondisi tak bisa menerima tamu.

Tapi Detektif Park memaksa untuk bicara dengan Min Joon dengan alasan Min Joon-lah yang meminta bertemu dengan Jaksa Yoo, “Jadi akan mencurigakan jika ia menghindari interogasi.”


Pengacara Jang langsung bersikap tegas. “Bukannya tadi Anda ingin menanyai Min Joon-ssi sebagai saksi? Jadi kenapa ucapan Anda seakan ia adalah pelaku?” Detektif Park langsung membantahnya, tapi Pengacara Jang tak percaya.

Dengan sikap resmi, Pengacara Jang menyatakan kalau saksi tak memiliki kewajiban untuk memberikan kesaksian. Dan seharusnya Detektif Park membawa surat resmi jika ingin menanyai Min Joon. “Lagi pula, tak ada bukti yang mengarah pada Do Min Joon sebagai pelaku kejadian. Hal ini bertentangan dengan azas praduga tak bersalah. Jika kau ingin menyelidiki, kau harus membawa surat perintah resmi.”


Detektif Park bengong mendengar ucapan orang di hadapannya ini. Ia bertanya, “Anda siapa?” Pengacara Jang mengeluarkan kartu namanya dan menjawab, “Aku adalah pengacaranya. Mulai sekarang kau hanya bisa bicara melalui aku.”


Tak berhasil menemui Min Joon, Detektif Park menemui Song Yi. Kali ini lebih mudah karena Song Yi bersedia menemuinya dan menjawab pertanyaannya tentang tetangga Song Yi, yaitu Do Min Joon. Ia tahu kalau Song Yi dan Min Joon berteman. Jadi apakah Song Yi melihat Min Joon ada di kapal pesiar saat terjadinya kecelakaan?


Song Yi membantahnya karena semua yang hadir adalah tamu undangan. Mendadak ia ingat semua yang dulu ia anggap sebagai mimpi karena ia mabuk. Ia melihat sosok Min Joon di geladak kapal dan ingat ciumannya saat di kamar. Tapi ia tak memberitahukan hal itu pada Detektif Park. Tak mungkin Min Joon ada di tempat itu dan tak ada sesuatu yang mencurigakan dari Min Joon.

Namun saat ditanya apakah Han Yoo Ra memiliki hubungan dengan Min Joon, Song Yi langsung membantahnya karena  Yoo Ra dan Min Joon bahkan tidak saling mengenal. 


Saat makan malam, Jae Kyung menerima SMS dan ia membuka handphone-nya. Hwi Kyung melirik saat kakaknya memencet password dan mengingat-ingatnya.


Setelah makan malam, ia pun masuk ke kamar Jae Kyung dan menggunakan password yang sudah ia ingat, ia mencatat nomor telepon K di secarik kertas. Mendengar suara gemerisik keluar dari kamar mandi, ia buru-buru memasukkan kertas itu ke sakunya. Tapi handphone Jae Kyung malah jatuh tersenggol hingga baterai-nya lepas.


Dengan cepat ia menyatukan handphone dengan batarerinya, dan selesai tepat saat Jae Kyung muncul. Jae Kyung sedikit curiga melihat handphone-nya tergeletak miring. Tapi ia tak bertanya lebih lanjut dan bertanya mengapa Hwi Kyung ingin menemuinya.


Hwi Kyung menjawab ia ingin membicarakan kontrak eksklusif yang ditawarkan pada Song Yi. Song Yi menolaknya karena tak mau menerima bantuan tanpa alasan yang jelas. Jae Kyung bertanya apa perlu ia yang bicara pada Song Yi. Hwi Kyung menjawab tak perlu, karena percuma. Song Yi orangnya keras kepala. Sekali ia berkata tidak pasti tetap akan tidak.


Song Yi mengatakan ia tahu siapa pacar rahasia Yoo Ra. Ia pun menceritakan apa yang dilihatnya malam itu, yang terjadi antara Yoo Ra dan Jae Kyung. Detektif Park langsung mencatat kesaksian Song Yi dengan detail. Detektif Park bertanya apa hubungan Song Yi dengan Min Joon. Song Yi menjawab jujur, “Aku tak tahu.”


Hwi Kyung menelepon nomor telepon K, dan tersambung ke RSJ Haneul. Ia teringat kalau K, si penelepon wanita itu meminta Jae Kyung untuk melepaskannya dari tempat itu karena ia tidak gila. Maka ia bertanya apakah ada pasien yang bernama Yang Min Joo (nama mantan kakak iparnya) di rumah sakit itu.

Si penerima telepon menjawab tak ada dan langsung menutup telepon.


Tengah malam, Pengacara Jang melihat Min Joon sudah sadar dan sehat kembali. Bahkan luka di kepalanya juga sudah sembuh. Tapi Pengacara Jang merasa sangat ketakutan sekali saat tahu Min Joon bisa tertabrak mobil, “Kenapa Anda tak menghentikannya?”


Min Joon pun mengaku terkejut dengan ketidakmampuannya itu. Hal ini belum pernah terjadi. Ia tahu kalau kondisi tubuhnya sedang tidak prima, tapi saat itu ia tak dalam tahap tak memiliki kekuatan. “Tapi aku tak dapat melakukan apapun. Seolah-olah aku tak dapat mengendalikan kekuatanku. Kenapa hal ini bisa terjadi?”

Pengacara Jang menduga hal ini berkaitan dengan Min Joon yang sekarang bisa merasa kedinginan. Min Joon juga menduga hal seperti itu. Mungkin ia mulai kehilangan kekuatannya karena sudah mendekati waktu kepergiannya.


Pengacara Jang mengaku kalau akhirnya ia turun tangan akan masalah Min Joon. “Saya telah memberitahukan kalau Anda akan segera pergi dan ia harus menjauh dari Anda.”

Min Joon menegur Pengacara Jang karena lancang. Tapi Pengacara Jang berkata ia telah menghabiskan separuh hidupnya untuk melindungi Min Joon. Itu adalah hal yang paling berarti dalam hidupnya. Jadi ia tak dapat tinggal diam melihat Min Joon berada dalam situasi yang membahayakan bahkan sampai terluka.

“Anda terus menunjukkan siapa diri Anda. Dan jika Anda memang tak bisa menggunakan kekuatan Anda..” Pengacara Jang tak sanggup meneruskan kata-katanya. Terlalu menyakitkan baginya. “Anda selalu mengatakan walau Anda mencampuri urusan manusia, semua yang seharusnya terjadi, tetaplah terjadi. Dan Anda bahkan semakin memperburuknya.”


Pengacara Jang mengambil contoh gadis yang tak dapat Min Joon selamatkan 400 tahun yang lalu. Juga kasus Song Yi. Walaupun Min Joon membantunya, masalah Song Yi juga tak semakin membaik.

Pengacara Jang : “Akan semakin sulit bagi Anda untuk melupakannya jika Anda terus melihatnya setiap hari. Kenapa Anda tak pindah rumah? Anda pun nanti juga akan menjualnya. Saya mengurus masalah hukum Anda. Saya juga akan membantu masalah pribadi Anda.”

Komentar :

Ucapan Pengacara Jang sangat pahit, tapi ada benarnya juga. Jika Min Joon tak ketinggalan pesawat pun, pasti Yi Hwa juga akan meninggal. Pria penjudi itu pada akhirnya tetap menjadi miskin dan rela menjual anaknya karena ia terus berjudi dan berjudi, berhutang dan berhutang. Demi kebaikan Min Joon, akan lebih baik jika ia menyingkir dari hidup Song Yi.


Tapi mampukah ia? Cinta yang baru ia alami selama 1 bulan  namun diawali sejak 400 tahun yang lalu. Bisakah ia melupakannya?


Cinta yang dimiliki Hwi Kyung dan Se Mi sudah mereka simpan selama 15 tahun. Tapi cara mereka menghadapi perubahan yang terjadi sangatlah berbeda. Jika mengutip kalimat Song Yi, Se Mi mengajak Song Yi untuk turun ke neraka bersamanya, tapi tidak dengan Hwi Kyung.


Melihat Song Yi merasakan patah hati seperti ia dulu, ia tak mengejeknya, malah menghiburnya. Ia tak pernah menguak apapun yang berhubungan dengan Min Joon pada kakaknya.

Ia masih berharap Song Yi membalas cintanya. Tapi tidak dengan cara kotor.

Daripada memikirkan bagaimana ia bisa mendapatkan Song Yi setelah ditolak Min Joon, ia malah mengkhawatirkan keselamatan Song Yi. Padahal jika diperhatikan secara sepintas, permintaan Min Joon untuk melindungi Song Yi dari kakaknya malah terdengar seperti mengadu domba .


Dan karena itulah saya merasa khawatir pada nyawa Hwi Kyung. Jae Kyung jelas menaruh curiga saat melihat handphone dan posisi Hwi Kyung berdiri.

Saya juga merasa tak enak saat karyawan RSJ Haneul itu membantah dan langsung menutup telepon. Entah mantan kakak iparnya itu dimasukkan Jae Kyung dengan nama lain atau pihak rumah sakit bekerja sama dengan Jae Kyung untuk menyembunyikan mantan istrinya. Jika yang kedua, maka nyawa Hwi Kyung dalam bahaya.