Sinopsis My Love From Another Star Episode 17 Part 2

Min Joon berkata, “Orang yang paling aku benci adalah orang yang tak ingat apapun setelah dia sadar dari mabuknya. Tidur di tempat yang bukan tempat tidurnya, tak ingat apapun yang telah ia lakukan malam sebelumnya.”

“Apa yang menjadikan seorang manusia itu adalah manusia? Bebas memiliki keinginan adalah yang membedakan manusia dengan yang lain. Tapi melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginanannya dikarenakan mabuk, itu adalah ... ckckckck…,” Min Joon menggeleng-gelengkan kepala tak suka.


Dan pagi itu, Min Joon memegang selimut bulu, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Ia pun beranjak dari tempat tidur, tapi berhenti karena melihat Song Yi duduk di sofa dan memperhatikannya. Ia bergumam, “Apa yang sebenarnya terjadi?”


Song Yi berjalan acuh, “Ya.. apa yang sebenarnya terjadi, Do Min Joon-ssi?” Song Yi menunggu jawaban, tapi Min Joon menjawab terbata-bata, maka ia pun melanjutkan, “Kau berbaring di tempat tidurku, benar-benar mabuk.”


Min Joon memutar-mutar jam pasir dan suaranya tak setegas sebelumnya, “Aku tak ingat. Apa aku benar-benar melakukannya?” Ia pura-pura sibuk meneliti jam pasir itu dan berkata, “Aku benar-benar tak ingat.”


Song Yi membungkuk dan wajahnya hanya beberapa senti dari Min Joon, “Jadi karena inikah makanya kau tak akan pernah minum?” Song Yi perlahan menghampiri, membuat Min Joon mundur, “Karena kauakan teleport kemanapun dan tidur di manapun kau mau. Kau bahkan tak ingat apa yang terjadi sebelumnya.”


Min Joon sedikit gugup dan menatap bibir Song Yi, “Mundurlah sedikit. Kau..”

“Kau kenapa?” potong Song Yi tanpa mundur sejengkalpun.

“Aku tak bisa berpikir lurus,” Min Joon mengalihkan tatapan, tak berani menatap Song Yi.


“Jadi, bagaimana dengan ini?” Song Yi mengecup bibir Min Joon, mengejutkannya. Puas melihat reaksi Min Joon maka Song Yi pun mundur dan berseru, “Pergilah! Aku tak mau melihatmu lagi.”

“Apa kau bercanda?” Min Joon mendelik kesal. “Kalau begitu kenapa juga kau menciumku?”


“Itu membuatmu kesal, kan? Seperti itulah perasaanku. Kau membuatku benar-benar bingung saat aku tak melakukan apapun. Aku harus pergi, aku tak akan kembali. Apa kau tahu betapa jahat dan egoisnya hal itu? Kau harus mengetahui perasaan itu,” Song Yi menjelaskan tindakannya.

Min Joon tercenung mendengar ucapan Song Yi. Tapi ia belum sempat menjawab, terdengar ketukan. Ibu memanggil Song Yi dan ibu yang akan masuk kamar.


Bubar semua. 

Min Joon langsung berguling dan Song Yi berlari untuk mengunci pintu kamar. Sambil terus mengajak ibunya bicara, Song Yi menyuruh Min Joon untuk pergi.


Min Joon pun menutup mata dan teleport. Tapi tak bisa. Ia mencoba sekali lagi. Tetap tak bisa. Song Yi menghampiri Min Joon dan bertanya kenapa Min Joon tak juga pergi,”Ayo gunakan teleportmu.”

“Itu.. sedang tak bisa,”jawab Min Joon.


“Apa-apaan?Kau datang seperti itu. Kenapa sekarang kau tak dapat pergi? Ibu dan Yoon Jae ada di luar,” Song Yi semakin panik.


Min Joon pun mencoba lagi. Tapi tetap tak bisa. “Apa mungkin karena aku habis mabuk?”

Bwahaha… akhirnya alien berkekuatan super itu teleport dengan manual. Memanjat balkon dan melewat taman yang sempit.


Song Yi heran melihatnya takut-takut meniti ubin pembatas taman, “Apa ini? Apa kau berbohong tentangkekuatan supermu dan menjadi alien?” Min Joon menyuruhnya diam tapi bukan Song Yi kalau tak menggunakan kesempatan ini untuk menyindir, “Apa ini karena kecupan yang kuberikan padamu?”

“Tidak!”


“Alaa.. kekuatan super seperti apa itu yang kadang ada kadang nggak. Kau bahkan pingsan saat kita berciuman. Tak ada yang lebih baik daripada manusia Bumi. Cih..” Song Yi berbalik pergi setelah puas menghina dina Min Joon.


Masuk ke dalam, sudah ada Yoon Jae yang menunggu penuh otoritas, menuntut untuk tahu siapa yang diajak bicara oleh Song Yi. Song Yi pura-pura tak mengerti apa yang dibicarakan Yoon Jae, sampai Yoon Jae berjalan menghampiri balkon, mencurigai sesuatu. 


Song Yi langsung menghadang Yoon Jae, “Tak ada yang mencurigakan di sana. Bisakah kau keluar sekarang?”


Walau masih curiga, Yoon Jae pun menuruti kemauan kakaknya. Song Yi tiba-tiba menghentikannya dan bertanya apakah Yoon Jae sudah menelepon ayah mereka setelah ia memberikan nomor telepon ayah pada Yoon Jae. Yoon Jae menjawab ketus, “Kan sudah kukatakan kalau dia itu ayahmu, aku tak pernah mengingatnya. Jadinya nanti malah canggung.”


Song Yi bersikeras kalau canggungpun, ayah adalah ayah mereka. Tapi Yoon Jae tetap cuek membuat Song Yi kesal, “Memang kau pikir kau itu ada karena jatuh dari langit?” Yoon Jae malah berlalu pergi. Song Yi berteriak, “Apa kau pikir, kau ini adalah alien?!”


Ha. Tentu saja Yoon Jae bukan alien, karena diam-diam Yoon Jae mendatangi ayahnya yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah gedung. Ia memperhatikan ayahnya dari kejauhan dengan sedih dan .. rindu?


Jaksa Yoo mendatangi Rumah Sakit Haneul, mengabaikan peringatan Detektif Park kalau ia mungkin bisa mendapat masalah karena kasus Yoo Ra ini sudah bukan kasusnya lagi dan bahkan malah menerbitkan surat penggeledahan.

Jaksa Yoo berkata yakin, “Aku mempertaruhkan karirku sekarang. Dan ia (Jae Kyung) tahu kalau aku dipindah ke bagian tindak pidana kriminal, jadi pastinya ia sudah menurunkan kewaspadaan. Saat inilah saatnya aku maju untuk mendapatkan bukti.”


Mereka pun mendatangi resepsionis dan mengeluarkan surat penggeledahan, membuat suster dan penjaga keamanan tak dapat berbuat apapun. Mereka pun menggeledah satu per satu ruangan dengan membawa foto mantan istri Jae Kyung. Tapi tak satu pun pasien wanita yang mirip dengan yang di foto.


Hingga di sebuah ruangan, mereka menemukan sebuah ruangan yang jelas-jelas ditinggali oleh seseorang, sekarang telah kosong. Pasien itu telah raib. Jaksa Yoo dan Pengacara Park menghela nafas. Mereka terlambat.


Min Joon keluar dari apartemen dan bertemu dengan Yoon Jae yang akan pergi ke rumah ibunya karena Song Yi akhir-akhir ini berlaku aneh dan ia merasa susah tinggal bersama kakaknya. 


Yoon Jae juga sedikit mengungkapkan sifiat kakaknya, “Kakakku mungkin terlihat keras dan tak tahu apa-apa. Tapi ia sebenarnya sangatlah lembut. Aku tak tahu apa yang terjadi dengan kalian berdua, tapi ia tak pernah makan dan tidur selama 2 hari.”

Ucapan Yoon Jae ini membuat Min Joon berpikir.


Sudah jam 10 malam, tapi Song Yi tak tidur, malah termenung. Akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka LINE pada Min Joon. Ia menulis Apa yang sedang kau lakukan sekarang? – Kenapa aku merasa kita membuang-buang waktu? – Satu bulan sudah bagus, bahkan 10 hari sudah cukup, jadi ayo ..- Aku benar-benar menuyukaimu


Tapi semua pesan itu ia hapus dan tak ada yang ia kirimkan. Ia menatap ke atas dan walau ragu, perlahan ia memanggil, “Do Min Joon-ssi…”


Do Min Joon yang sudah ada di tempat tidur mendengarnya. Ia mendengar pertanyaan Song Yi, “Apakah kau bisa mendengarku?”

“Aku bisa mendengarmu,” ucap Min Joon perlahan, yang Song Yi pasti tak bisa mendengarnya.


Walau tak yakin bisa Min Joon mendengar perkataannya, tapi Song Yi tetap melanjutkan. Ia berpikir kalau selama ini ia telah berlaku berlebihan padahal sebenarnya ia adalah tipe wanita yang gampang berubah pikiran. Penyanyi favoritnya saja beruba-ubah. Dulu TOP, kemudian Sech Kies, kemudian GOD dan terus Shinhwa. Ia berganti fanclub hingga lima kali. Intinya ia bukan tipe setia.


“Dan aku sudah berpikir panjang, dan kupikir aku akan dapat melupakanmu dengan segera. Hanya saja, tinggalkan aku tanpa penyesalan. Karena jika aku mengantarmu pergi tanpa melakukan apapun, aku akan menyesal. Jadi.. “ Song Yi menelan air matanya, “Ayo kita lakukan apa yang dilakukan orang lain dalam 3 bulan, setahun atau dua. Ayo kita laukan dalam sebulan seperti yang kau katakan. Jadi..,”

Song Yi berkaca-kaca, sekuat tenaga menahan air matanya, “Setelah kita melakukan semua yang ingin kita lakukan, mungkin aku akan bosan padamu kurang dari satu bulan. Beginilah aku.”

Song Yi memanggil Min Joon. Min Joon menjawabnya. Tapi Song Yi terus memanggilnya, putus asa karena tak mendengar jawaban “Do Min Joon-ssi..”


“Ada apa Chun Song Yi?”


“Bantu aku agar aku dapat lupa,” Song Yi terdengar tabah walau air matanya sudah turun, “Bantu aku agar aku tak menyesal. Bantu aku agar aku dapat melupakanmu..”

“Baiklah.. “ bisik Min Joon patah hati, “Tapi bagaimana aku.. dapat melupakanmu?’


Song Yi menelan air matanya dan bertanya apakah Min Joon dapat mendengarnya. Hanya keheningan yang ia dengar. Ia tak mendengar Min Joon yang menangis terisak-isak. Song Yi mengajak Min Joon untuk pergi ke suatu tempat besok dan berdekatan terus sepanjang hari. “Mungkin dengan begitu aku akan bosan padamu. Apakah kau mendengarku?”


Tak ada jawaban. Tapi terdengar bunyi LINE di handphone-nya. Dari Min Joon : Ayo kita pergi, ke sebuah tempat.


Keesokan harinya, Song Yi keluar rumah dan terkejut karena melihat Min Joon ternyata juga sudah berdiri di depan pintu apartemennya. Mereka ternyata sama-sama keluar sebelum subuh. Dengan canggung, Min Joon berkata kalau ia tak ingin terlambat. Song Yi berkata kalau ia juga seperti itu.


Min Joon mengajak Song Yi untuk pergi. Di lift, situasi canggung pun tetap terasa. Mereka terus diam, hingga Song Yi memberanikan diri untuk meraih tangan Min Joon dan menggenggamnya. Min Joon sedikit kaget tapi Song Yi cukup kalem saat beralasan, “Cuma.. apa gunanya sendiri-sendiri? Lebih baik berpegangan tangan saja.”

“Uhmm.. kenapa tidak?” jawab Min Joon dan mempererat genggamannya.


Dan mereka terus berpegangan tangan sepanjang perjalanan. Song Yi bahkan berani untuk menyandarkan kepala di bahu Min Joon. Min Joon hanya tersenyum kecil dan meneruskan menyetir dengan satu tangan.


Jae Kyung mendapat laporan dari rumah sakit tentang penggeledahan untuk mencari mantan istrinya. Dan ia memiliki dugaan siapa yang telah membocorkan hal ini pada kejaksaan.


Terdengar ketukan dan Hwi Kyung masuk ke dalam ruangan kakaknya. Jae Kyung segera memutus pembicaraannya. Hwi Kyung mengajak Jae Kyung untuk pergi ke suatu tempat.


Dan mereka pun pergi ke sebuah restoran dan Jae Kyung bertanya ada keperluan apa Hwi Kyung mengajaknya kemari. Hwi Kyung menjawab kalau ia ingin Jae Kyung untuk bertemu dengan seseorang.


Jae Kyung sedikit curiga, tapi ia mengikuti Hwi Kyung hingga ke sebuah ruangan. Hwi Kyung meminta Jae Kyung untuk membuka pintu. Tapi belum sempat Jae Kyung membukanya, ada telpon dari asistennya, mengabarkan kalau Yang Min Joo, mantan istrinya, menghilang.


Jae Kyung beranjak meninggalkan Hwi Kyung untuk mengurus hal itu, tapi Hwi Kyung meraih lengan kakaknya, menghentikannya. Tanpa berkata apapun, Hwi Kyung membuka pintu.


Dan mata Jae Kyung terbelalak, melihat mantan istrinya sekarang duduk di dalam ruangan, dalam kondisi sehat dan menatapnya dengan tatapan menuduh. Dan di sampingnya duduk Jaksa Yoo dan Detektif Park.


Tanpa senyum seperti biasanya, Hwi Kyung meminta kakaknya untuk masuk ke dalam, “Istrimu sedang menunggumu. Banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan padamu.”

Whoaa… Kok bisa?


Semua itu berawal saat Hwi Kyung menelepon Song Yi yang sedang lari pagi dan mendengar suara Min Joon yang menyuruh Song Yi untuk berhenti.  Maka ia pun pergi ke taman. Bukan untuk menemui Song Yi, tapi Min Joon.


Hwi Kyung berterus terang kalau ia melihat Min Joon yang muncul di hadapannya dari udara kosong saat ia dirawat di rumah sakit. Ia akhirnya berhasil mengingat wajah penyelamat Song Yi 12 tahun yang lalu adalah wajah Min Joon. “Mulanya aku berpikir kalau kau itu aneh dan berbahaya. Bahkan ketika kau melindungi Song Yi dari kakakku, kupikir kau sedang merencanakan sesuatu. Tapi aku tahu sekarang alasan mengapa kau memberitahukan hal itu padaku.”


Min Joon tak mengelak dugaan Hwi Kyung itu. Hwi Kyung memberitahu kalau kecelakaan yang menimpa Song Yi itu adalah ulah kakaknya. Dan ia juga tahu kalau Jae Kyung menyekap kakak iparnya di rumah sakit jiwa. “Bantulah aku agar bisa mengeluarkannya. Aku akan dapat mengetahui lebih banyak lagi saat aku menemukan kakak iparku.”


Dan rupanya, Hwi Kyung-lah yang merencanakan semuanya. Saat ia memberikan alamat RSJ Haneul pada Jaksa Yoo, ia juga meminta Jaksa Yoo untuk menggeledah rumah sakit itu. Ia menduga kalau pegawai RS akan mencoba menghilangkan kakak iparnya saat penggeledahan.


Yang terjadi saat penggeledahan adalah saat Jaksa Yoo memberikan surat penggeledahan di lobi, Yang Min Joo sudah mulai dipindahkan. Tapi mereka tak menyadari kalau ada seseorang yang mengawasi semua itu.


Min Joon. Ia bergerak atas permintaan Hwi Kyung. Saat Jaksa Yoo dan Detektif Park mulai menggeledah, Yang Min Joo dibawa keluar rumah sakit, dan dipindahkan ke sebuah rumah yang dijaga ketat. Namun penjagaan ketat itu tak ada gunanya saat Min Joon menghentikan waktu dan membawa Yang Min Joo untuk kemudian menghilang bersama.


Betapa kagetnya para penjaga saat tak menemukan wanita itu di kamarnya. Si penjaga langsung menelepon Jae Kyung tentang hilangnya Yang Min Joo.


Dan kita kembali ke restoran, tempat Hwi Kyung berhadapan dengan kakaknya dan berkata tenang, “Ada banyak yang ingin kutanyakan pada kakak.”


Min Joon menerima telepon dan berkata kalau ia mengerti. Suara orang di telepon itu seperti suara Hwi Kyung, dan orang itu berterima kasih pada Min Joon.


Min Joon tak memperpanjang percakapannya karena Song Yi muncul membawa buah. Song Yi langsung keluar tanduk cemburunya karena Min Joon tak mau memberitahukan siapa orang yang tadi menelepon Min Joon, “Apakah gadis yang kau temui di taman itu? Yang menjerit meminta-minta nomor teleponmu?”


Min Joon membantahnya. Tapi Song Yi tetap bertanya, “Atau gadis lain?” Min Joon akhirnya menyodorkan buah agar Song Yi diam. Song Yi malah mengeluarkan naskah dan meminta Min Joon untuk membantunya untuk membaca naskah.


Min Joon tentu saja menolak karena ia tak bisa berakting, tapi Song Yi berkilah kalau Min Joon tak perlu berakting dan hanya membaca saja. Manajernya dulu juga selalu membantunya berlatih.

Min Joon pun mau melakukannya. Mereka mulai di adegan 71. Min Joon pun mulai membaca.

“Diet? Jangan! Sudah kukatakan padamu, aku tak mau satu grampun dari badanmu itu lenyap. Bagiku, kau itu sudah sempurna seperti itu,” Min Joon membacakan naskahnya. 


Song Yi menggigit bibirnya, menyembunyikan senyum mendengar Min Joon terus membaca naskah itu. “Kau adalah gadis tercantik yang pernah aku tahu. Gadis lain itu berisik dan menjengkelkan. Aku tak butuh..”


Min Joon menghentikan membacanya dan heran akan naskah itu, “Naskah ini apa-apaan, sih?” Song Yi langsung berkilah cuek, “Naskah itu memang seperti itu. Paragraf berikutnya.”

Min Joon membaca tindakan yang harus dilakukan, “Memberi pelukan dari belakang,” Ia langsung menatap Song Yi tak suka, “Dan kau harus melakukan ini saat syuting?”


“Tentu saja. Memang tak boleh?” tanya Song Yi polos. Ia pun mengusulkan dengan semangat, “Apa kau mau melatih itu?”

“Berlatih apa?” dari nadanya Song Yi tahu kalau Min Joon tak suka dengan usul itu, maka ia menyuruh Min Joon untuk membaca baris berikutnya saja.


Min Joon pun mulai membaca. Tapi ia hanya membaca dalam hati, tanpa mengucapkannya. Namun ekspresi wajahnya menjadi suram, membuat Song Yi bertanya, “Apakah kau tak mau melakukannya?”


Min Joon meletakkan naskah itu, “Kita hentikan saja sekarang.” Dan ia pun beranjak pergi, membuat Song Yi heran.


Saat Min Joon membuat teh untuk mereka berdua, Song Yi bertanya apakah Min Joon sudah merasa bosan karena ia terus menempel terus menerus seperti ini? Min Joon tersenyum geli dan teringat ucapan Yoon Jae saat di depan lift. Kakakku itu tak pernah pacaran. Jadi ia tak tahu apa-apa.


Sambil terus memeluk lengan Min Joon, Song Yi berkata, “Aku melakukan hal ini agar aku bisa lebih cepat merasa bosan padamu. Jika kita sudah melihat semuanya, maka sudah tak ada lagi yang bisa kita bayangkan.” Song Yi pun sedikit menyombong, “Jujur, aku tahu banyak tentang pacaran. Semuanya itu sama bagi pria dan wanita.”


Tapi tidak menurut Yoon Jae. Kudengar, kakakku lebih sulit menerima daripada ibuku, saat ayah pergi. Ia tak gampang melupakan orang. Ia sangat penyayang. Begitulah tipenya. Ia suka pada anjing tapi tak mau memelihara karena ia takut sesuatu akan terjadi pada anjing itu.”


Dengan sabar, Min Joon terus mendengar ucapan Song Yi yang bertentangan dengan pengakuan Yoon Jae. Song Yi berkata kalau ia sekarang merasa senang sekali jadi ia tak akan merasa perih dan menangis karena perasaan cinta. “Aku ini sangat rasional.”

Min Joon menghela nafas dan menggenggam tangan Song Yi lebih erat.


Song Yi keluar kamar dan tak menemukan Min Joon di ruang tengah. Ia mencari Min Joon ke seluruh rumah. Ia mulai panik saat ia berteriak memanggil nama Min Joon, tapi tak terdengar sedikitpun jawaban dari Min Joon.


Cemas dan hampir menangis, ia keluar rumah walau salju mulai turun, terus memanggil-manggil namanya. Hingga terdengar suara Min Joon dari belakang, “Kenapa kau terus memanggil-manggil aku?”


Song Yi berbalik dan meraih lengan Min Joon, bertanya kemana Min Joon pergi baru saja ini. Min Joon menjawab kalau ia keluar untuk mencari udara segar. Hampir menangis Song Yi berkata kalau ia pikir Min Joon sudah pergi meninggalkannya.


Min Joon tersenyum, “Memang aku akan pergi kemana?”

“Aku punya perasaan kalau kau akan pergi begitu saja,” jawab Song Yi masih penuh dengan kekhawatiran. “Aku memang bilang kalau kau boleh pergi. Tapi aku takut kalau kau akan pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal padaku. Aku tahu kalau aku ini rasional. Tapi jika kau pergi tanpa pamit..”

“Aku tak pergi,” jawab Min Joon menenangkan. “Aku tak akan meninggalkanmu. Aku akan tetap tinggal.”


Song Yi menatap Min Joon tak percaya. “Apa katamu?”

“Kataku, aku tak akan pergi. Tidak dalam satu bulan, atau dua bulan lagi. Jadi janganlah cemas.”

“Apakah tak apa-apa bagimu jika kau tak pergi?”


Min Joon tak menjawab. Ia teringat ucapan yang pernah kita dengar sebelumnya di prolog. Dan yang lebih penting, jika aku tak dapat kembali kali ini… Aku mungkin akan menghilang tak lama lagi. Aku mungkin akan mati.”


Min Joon menatap Song Yi, dengan penuh rasa sayang berkata, “Tak apa-apa..” Ia dapat menangkap tatapan kelegaan dari mata Song Yi yang bertanya lagi, “Benar tak apa-apa?”

Kali ini ia mengangguk dan tersenyum menenangkan.


Song Yi memeluk Min Joon erat. Min Joon merengkuh Song Yi dan membalas pelukannya.

Epilog


Malam sebelumnya, Song Yi sibuk menulis di laptop.

“Diet? Jangan! Sudah kukatakan padamu. Gadis lain itu berisik dan menjengkelkan. Mereka tak ada gunanya..”


Song Yi terkekeh puas melihat naskah yang ia ketik. Ia pun menulis adegan berikutnya. Adegan ciuman. Tapi Song Yi langsung sadar. “Tidak. Bagaimana jika ia nanti pingsan lagi?” Ia pun segera menghapus adegan itu dan menggantinya dengan adegan pelukan dari belakang.


Ia pun tertawa kegirangan, dan mulai berpikir apa lagi yang harus ia tulis di dalam naskah itu. Ia pun menulis sesuatu, yang kita tahu kalimat berikutnya itu yang membuat ekspresi Min Joon menjadi suram


Berikan pelukan dari belakang dan merasa bahagia.

“Aku tak akan pergi kemanapun dan akan bersamamu selama-lamanya.”

Komentar :


Saya belum menonton adegan 18 dan 19.  Jadi belum tahu apa saja yang terjadi di sana. Apakah jebakan Hwi Kyung berhasil atau tidak? Apakah karena ada sesuatu terjadi di reuni mantan suami istri itu yang menyenbabkan Min Joon sempat menghilang di akhir episode, yang membuat Song Yi cemas luar biasa?

Dan kenapa tiba-tiba Min Joon tiba-tiba memutuskan untuk tinggal di bumi saja, padahal ia tahu kalau ia tinggal lebih lama di bumi, hanya kematian yang akan menunggunya? Atau karena Jae Kyung lolos dari jebakan, yang membuat nyawa Song Yi dalam bahaya?

Atau ..

Hmm.. jadi berpikir, untuk makhluk yang sudah berusia 400 tahun, apakah hidup sudah mulai terasa membosankan? Dalam waktu sebulan, ia kembali ke planetnya. Ia akan terus hidup, tapi merasa kesepian.

Jika ia tetap tinggal di bumi, ia akan meninggal, mungkin tidak dalam waktu sebulan. Enam bulan? Setahun? Dua tahun? Lima tahun? Tapi, sesingkat apapun waktunya, ia tak akan merasa kesepian karena ia telah bertemu dengan gadis yang ia cintai. 

sumber : http://www.kutudrama.com/2014/02/my-love-from-another-star-episode-17-2.html