Sinopsis My Love From Another Star Episode 12 Part 2

Keesokan harinya Song Yi mencoba mencari tahu kondisi Min Joon dengan cara menguping ke pintu apartemen Min Joon. Mendadak Pengacara Jang muncul. Song Yi kaget, namun ia bertanya bagaimana kondisi Min Joon sekarang. Pengacara Jang menjawab singkat sebelum berlalu pergi, “Ya, dia sudah membaik.”


“Apakah Ayah akan pergi? Jika Ayah ingin pergi, aku bisa menjaga Min Joon. Aku bisa melakukannya dengan baik karena aku pernah melakukannya sebelumnya,” Song Yi menawarkan diri dan separuh memohon.


Tapi Pengacara Jang mengatakan tak perlu. Ia juga memberitahu kalau ia akan menjual apartemen itu. Tentu saja Song Yi sangat kaget, tapi Pengacara Jang mengingatkan kalau Min Joon kan memang berniat ingin pergi, “Jadi kumohon, tinggalkan Tuan Do.. maksudku tinggalkan anakku sendirian.”



Song Yi tak dapat berkata apa-apa, mendengar ucapan ayah Min Joon yang seperti teguran keras padanya. Ia mencoba membuka pintu Min Joon dengan memencet password-nya, tapi tak terbuka. Sekali lagi ia memencet, tapi tetap pintu itu tetap terkunci. Min Joon sudah merubah passwordnya.


Ia memencet bel berkali-kali, tapi tak ada jawaban. Tak bisa menemui Min Joon, akhirnya Song Yi bertanya di depan kamera pintu. “Do Min Joon-ssi.. Apakah kau melihatku sekarang? Apakah kau baik-baik saja?” tanya Song Yi lirih, tak dapat menahan air matanya. “Banyak yang ingin kutanyakan padamu, tapi aku tak ingin tahu lagi.”


Min Joon berdiri di depan layar. Hanya pada saat seperti ini ia bisa menatap wajah Song Yi tanpa menyembunyikan perasaannya. Dan ia bisa menyentuh wajah Song Yi walau hanya di layar. Song Yi berkata kalau ia tahu Min Joon sekarang sudah sadar, dan itu sudah cukup baginya, “Aku merindukanmu.”


Detektif Park menemui Jaksa Yoo yang sekarang sudah sadar dan bertanya apakah Jaksa Yoo ingat akan kejadian itu? Jaksa Yoo menjawab kalau ia tak ingat karena semua itu terjadi sesaat setelah ia keluar dari mobil.


Detektif Park pun juga tak bisa menyelidiki karena saat kejadian itu ada 2 truk muncul dan menutupi kamera CCTV, seakan pelakunya menyadari dimana letak kamera itu dan truk yang digunakan adalah truk curian. Tapi ia menemukan sebuah pena di tempat kejadian tapi mereka belum bisa menemukan siapa pemiliknya. Walau begitu, ia menemukan sebuah petunjuk.


Dan hal itu membuat Jaksa Yoo bekerja kembali, walau hal itu tak disetujui oleh ibunya. Tapi ibu tak dapat berkata lebih banyak lagi karena Dokter mengijinkan Jaksa Yoo keluar walau mengingatkannya untuk berhati-hati dengan kepalanya.


Ibu pun bertanya pada Detektif Park, apa yang dikatakan oleh Detektif Park  sehingga membuat anaknya ingin lekas bekerja. Detektif Park merasa tak enak ditegur seperti itu. Tapi ia hanya menjawab singkat kalau yang mereka bicarakan hanyalah masalah pekerjaan. Ia pun memuji ibu yang sangat cantik sehingga pantas saja Yoo Se Mi mewarisi kecantikannya.


Ibu pergi ke lokasi syuting Se Mi dan menceritakan kalau kakak Se Mi sudah keluar dari rumah sakit. Tapi ia sempat mendengar apa yang dibicarakan mereka, kalau sebenarnya Han Yoo Ra tak bunuh diri, melainkan dibunuh. Ada yang menjadi tersangkanya, tapi ibu tak mendengarnya.

Yang menjadi kekhawatirannya bukan itu, tapi jika polisi mengumumkan temuannya kalau Han Yoo Ra tak bunuh diri, maka reputasi Song Yi mungkin akan pulih. “Kau sudah melakukan semua iklan Song Yi dan kau sekarang sudah sangat berhasil. Jujur, aku tak ingin Song Yi bisa kembali lagi.”


Se Mi termenung mendengar ucapan ibunya.


Se Mi menemui sutradara yang akan membuat film baru dengan ia sebagai pemeran utamanya. Ia pun bertanya siapa aktris yang akan menjadi sahabat pemeran utama itu? “Bisakah Chun Song Yi yang memerankannya?”


Manajer Se Mi terkejut mendengar Se Mi menyebutkan nama noona-nya. Ia cukup berharap, tapi ia kecewa saat sutradara itu menjawab kalau Song Yi masih belum siap karena masalah Han Yoo Ra.


Se Mi memberitahu kalau mungkin polisi akan berhasil menguak kasus itu. Tapi tentu tak mudah bagi Song Yi untuk kembali dan karena itulah ia ingin membantu Song Yi. “Dulu Song Yi sering membantuku. Dan karena ini adalah pertama kalinya aku menjadi peran utama dalam sebuah film, aku merasa lebih nyaman jika Song Yi yang berada di sampingku.”


Sutradara memuji Se Mi yang sangat setia kawan dan berjanji untuk mempertimbangkannya. “Tapia pa kau pikir ia akan mengambil peran itu setelah ia selalu muncul sebagai pemeran utama?”


“Kenapa tidak? Karena ia temanku, apa ia tak mau melakukannya?” Se Mi balik bertanya dan tersenyum. “Aku sudah melakukan hal itu selama 15 tahun.”


Apartemen Min Joon sudah mulai ditawarkan dan makelar itu (cameo yang menjadi kasim Hyung Sun di Moon Embraces The Sun dan menjadi makelar tanah di jaman Joseon) sedang menawarkan kepada salah satu calon pembeli. Ia menjelaskan betapa apartemen memiliki interior yang mengesankan dan banyak mendapat sinar matahari karena menghadap selatan.


Saat Song Yi keluar lift, makelar itu berbisik kalau gedung apartemen ini juga banyak artis, dan Chun Song Yi bahkan tinggal di sebelah apartemen itu. Song Yi dapat mendengar bagaimana si makelar itu membujuk calon pembeli untuk segera mengambil rumah ini.


Ia pun berbalik dan menyapa mereka. Ia bergumam cukup keras, bertanya-tanya apakah ia harus memberitahukan hal ini pada calon tentangganya? “Gedung ini sedikit..” Song Yi tak meneruskan ucapannya.

Ha. Kata-kata ajaib untuk menimbulkan rasa ingin tahu. Tentu saja Nyonya itu jadi penasaran. Maka Song Yi pun meneruskan. “Entahlah. Kurasa ada aliran air yang melintasi bawah gedung ini. Aku tak dapat tidur pada malam hari, dan saat bangun tubuhku sakit semua.”


Makelar itu langsung menghentikan ucapan Song Yi. Tak mungkin hal ini terjadi. Keluarganya turun temurun sudah menjual property selama 10 generasi dan tempat ini sudah dikenal sebagai tempat yang bagus sejak jaman Joseon.


Song Yi melepas kacamatanya dan mengungkapkan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. “Apa Anda tahu bagaimana karirku hancur? Semua itu terjadi setelah aku pindah kemari. Semuanya tak pernah berhasil sejak aku tinggal di sini.”


Song Yi kembali menggumam sambil berjalan masuk ke dalam rumah, “Di sini aku kehilangan teman, uang dan kesehatan..” Song Yi terbatuk-batuk dan berjalan dengan terhuyung-huyung, membuat Nyonya itu ketakutan dan menatap si makelar meminta penjelasan.


Makelar itu salah tingkah dan hanya mampu mengeluarkan argumen lemah, “Itu kan hanya tahayul.”

Hahaha.. bukan Chun Song Yi namanya kalau tak berbuat sesuatu untuk mempertahankan Min Joon dengan caranya sendiri.


Song Yi berkonsultasi dengan Bok Ja yang menganggap Min Joon mencurigakan. Min Joon tak mau ke rumah sakit dan ada detektif yang bertanya tentang dirinya. Ayahnya juga berkata kalau Min Joon akan segera pergi. Jurnalnya juga tertulis tentang sisa waktu yang Min Joon miliki. Song Yi pun tak tahu siapa sebenarnya Min Joon.


Bok Ja pun menyimpulkan, “Siapapun dia, kau harus menyerah. Kedengarannya ia adalah seorang buronan.” Song Yi membantah, tak mungkin Min Joon seperti itu. Tapi Bok Ja menunjukkan bukti-bukti yang memberatkan, “Kenapa ia tak bisa ke rumah sakit? Itu karena ia sedang dicari. Kenapa juga polisi mencarinya? Tiga bulan? Itu mungkin adalah batas waktu penyelidikan. Apa sebaiknya kita panggil polisi saja?”


Song Yi langsung bangun dan menolak mentah-mentah. Bok Ja menakut-naikuti kalau Song Yi akan ikut dihukum jika terbukti menyembunyikan buronan. Tapi Song Yi sudah tahu cara pencegahannya. “Aku sudah mencari di internet. Menyembunyikan buronan itu tak melanggar hukum jika kami menikah.”

Haha.. otaknya Song Yi ini..


“Jadi kau ingin menikah agar tak melanggar hukum?” tanya Bok Ja heran. “Kau ini kenapa sih? Kau ini kan Chun Song Yi. Sesuka apa dirimu pada pria itu, kau harus jaga martabatmu!”


Perhatian Bok Ja langsung beralih saat melihat Yoon Jae muncul. Bok Ja terkesima dan bertanya pada Song Yi, siapa pria tampan itu? Song Yi bersungut-sungut mendengar pujian Bok Ja. Itu adiknya. Bok Ja merasa iri pada temannya, “Dan kau setiap hari melihat wajahnya? Benar-benar beruntung.”

Bookkk.. itu adiknya... Mana mungkin Song Yi merasa beruntung bisa ngeliatin wajah tampan adiknya? Gak bolehh..!!


Belum sempat Bok Ja bicara lagi, bel berbunyi dan Song Yi membukakan pintu. Dan Bok Ja kembali terkesima melihat wajah tampan berikutnya.


Hwi Kyung. LOL. Slow motion-nya Hwi Kyung dan wajah Bok Ja yang hampir ngeces itu bener-benar speechless.. Apalagi saat ia bertanya tanpa malu-malu di depan Hwi Kyung, “Omo.. siapakah pria tampan dengan tubuh aduhai ini?”

*Haha.. I know, I know.. lebay banget saya dengan kata aduhai. Di sub, cuman tertulis perfect body, tapi saya gatel aja pengen nyantumin kata aduhai :p*


Song Yi heran karena Bok Ja tak mengenali Hwi Kyung teman SMP mereka. Bok Ja tak malu memuji Hwi Kyung yang tumbuh dengan baik.


Ia memperkenalkan diri sebagai Bok Ja, tapi nama itu tak terekam dalam memori Hwi Kyung. Bok Ja mengingatkan Hwi Kyung sebagai gadis yang wajahnya disikut Hwi Kyung saatsekolah dulu sehingga ibu Hwi Kyung membelikan banyak alat tulis untuknya. Hwi Kyung minta maaf tapi tetap tak ingat.


Lagi-lagi Bok Ja menggerutu, berkata kalau Song Yi sangat beruntung karena Hwi Kyung membawakan sushi untuk makan siang Song Yi.


Tak buang waktu, Jaksa Yoo dan Detektif Park menemui Jae Kyung untuk membicarakan kasus kematian Yoo Ra. Ada saksi yang memberitahu mereka kalau Jae Kyung adalah pacar Yoo Ra. Jae Kyung heran darimana mereka mendapat kabar itu. 

Detektif Park tak bisa menyebutkan sumbernya, tapi orang itu melihat Jae Kyung berbicara dengan Yoo Ra pada hari kematiannya. “Dapatkah Anda menceritakan apa yang terjadi saat itu?”


Jae Kyung mengingat kejadian malam itu setelah pertengkaran mereka di toilet. Ia mengundang Yoo Ra untuk bertemu dalam sebuah kamar yang sudah ia siapkan dengan bunga dan suasana romantis. Saat bersulang, mulanya Yoo Ra tak mau minum, tapi Jae Kyung meyakinkan kalau minuman itu tak beralkohol.


Yoo Ra pun minum dan Jae Kyung tersenyum padanya. Yoo Ra memuji Jae Kyung yang sangat baik dan perhatian, makanya ia heran mengapa mantan istrinya melakukan itu. “Karena itu dia dihukum olehmu. Dia pantas mendapatkannya,” Yoo Ra tersenyum menggoda, “Aku pastikan kalau aku tak akan berkhianat padamu.”

“Benar. Kau tak bisa mengkhianatiku. Aku tahu,” jawab Jae Kyung penuh makna.

Yoo Ra sedikit pusing dan bertanya apakah minuman itu benar-benar tak beralkohol? “Kenapa aku merasa sedikit mabuk?”


Jae Kyung tersenyum dan membelai rambut Yoo Ra, “Kau tidak mabuk, tapi kau lumpuh.” Tangannya turun membelai lengan Yoo Raa, “Setelah ini, kau tak akan bisa merasakan tangan dan kakimu. Nafasmu semakin cepat. Lidahmu akan kelu sehingga kau tak bisa bicara. Dan kemudian kau akan tertidur. Ini adalah reaksi yang sama jika kau minum obat tidurmu.”

Senyum Jae Kyung semakin lebar. Ia tak khawatir jika polisi mengetahui adanya obat saat otopsi karena Yoo Ra akan dianggap sebagai seorang selebriti yang ingin bunuh diri.


Yoo Ra meletakkan gelasnya bertanya apakah Jae Kyung sedang bercanda. Tapi reaksi yang tadi diucapkan Jae Kyung mulai muncul. Ia gemetar dan jatuh terduduk. Dengan kaki yang mulai mati rasa, ia pun keluar kamar mencari pertolongan. Jae Kyung hanya mengawasinya tapi tak mengejarnya, malah meminum anggurnya kembali.


Kembang api mulai berpijar dan para tamu mulai riuh mengagumi pijar api yang spektakuler itu. Mereka tak memperhatikan seorang aktris yang terhuyung-huyung berjalan dengan berpegangan pagar, mencoba memanggil bantuan, tapi tak ada suara yang keluar dari mulutnya.


Yoo Ra melihat asisten Jae Kyung mendatanginya, dan ia pun mundur ketakutan. Yoo Ra berusaha sekuat tenaga menyeret kakinya yang sudah mati rasa, menjauhi asisten itu.


Dan kita melihat pemandangan yang sama dengan apa yang dilihat oleh Min Joon. Saat kembang api kembali berpijar di udara, kaki bersepatu perak terhuyung-huyung mundur dan jatuh dari pagar kapal. Didorong oleh asisten Jae Kyung.


Itulah yang sebenarnya terjadi. Tapi di hadapan Jaksa Yoo dan Detektif Park, Jae Kyung menjelaskan kalau Han Yoo Ra bukanlah pacarnya. Ia adalah brand ambassador dari department store S&C. Tapi tahun ini mereka memutuskan untuk mengganti Yoo Ra dengan aktris lain. Karena itu saat di kapal ia bicara dengan Yoo Ra mengenai penggantian itu.

Jaksa Yoo dan Detektif Park diam mendengarkan penjelasan Jae Kyung. Jae Kyung memutar-mutar cincinnya.


Jae Kyung menemui Min Joon yang menghubunginya lebih dulu. Ia tak menyangka Min Joon sudah sehat kembali, “Kau ini apa?”


Min Joon tak menggubris pertanyaan Jae Kyung. Mereka bertemu karena ia ingin mengajukan penawaran. “Aku akan melakukan apa yang kau mau. Kau ingin menimpakan kesalahan padaku dan ingin aku lenyap, kan? Aku akan melakukannya. Jadi, apakah kau mau berhenti sampai di sini?”


Jae Kyung menatap Min Joon dan tersenyum kecil.


Karena tak bisa menemui Min Joon lewat pintu, maka Song Yi pun memutuskan untuk menemui Min Joon melalui jendela. Dan karena mereka tinggal di apartemen, jendela yang dimaksud adalah balkon yang tingginya 23 lantai alias 69 meter. Haduuhhh… Ini berani apa nekat, ya?


Song Yi sudah berancang-ancang untuk memanjat taman kecil di antara balkon mereka. Tapi angin yang berhembus di ketinggian 69 meter itu cukup kencang membuat Song Yi sedikit gentar. Tapi tentu saja seperti kata Christina Perri di A Thousand Years, How to be brave, How I can love when I’m afraid to fall?


Maka Song Yi pun memberanikan diri memanjat taman itu. Namun di tengah-tengah ia berdiri di taman kecil, handphone-nya berbunyi. Dari Min Joon. Tentu saja Song Yi mengangkat telepon walau suara gemetarnya terdengar hingga ke suaranya.


Min Joon bertanya Song Yi sedang apa dan dijawab, “Aku sedang mempertaruhkan nyawa untukmu.” Ha. Tentu saja Min Joon bingung. Ia menelepon karena ia ingin bertemu dengan Song Yi.


Song Yi langsung bersedia. Ia segera kembali ke kamar untuk memilih baju dan berdandan secantik mungkin.


Di bawah, Min Joon sudah menunggui Song Yi. Ketika Song Yi keluar dari gedung, sesaat ia memandangi Song Yi namun ia segera mengalihkan pandangan sebelum Song Yi melihat perasaan yang akan tampak dari pandangannya. Ia langsung masuk ke dalam mobil tanpa menunggu Song Yi mendekat.


Song Yi sedikit kesal karena Min Joon langsung masuk tanpa membuka pintu untuknya. Tapi ia menyingkirkan perasaan itu dan kembali ceria, “Kurasa aku yang harus membuka pintu itu sendiri. Kayak aku nggak punya tangan saja.”


Di mobil, Song Yi tak dapat menyembunyikan kegembiraannya melihat Min Joon sudah sehat kembali. Min Joon bertanya bukankah ada yang ingin ditanyakan oleh Song Yi? Song Yi mengiyakan, tapi itu dulu. Sekarang ia sudah tak ingin tahu lagi. “Sekarang sudah tak masalah lagi siapa dirimu atau apa yang terjadi di masa lalumu. Atau apapun yang kau tak mungkin ceritakan padaku.”


Song Yi menoleh pada Min Joon, “Aku sama sekali tak peduli. Yang penting kau sekarang sudah sadar. Dan kau ada di sisiku. Hanya itu yang penting.”


Min Joon terdiam mendengar ucapan Song Yi. Ia teringat pada percakapannya dengan Pengacara Jang saat ia sadar. Saat itu Pengacara Jang mengusulkan untuk melupakan Song Yi, seolah semuanya tak pernah terjadi.


“Aku..Kenapa aku harus melakukannya? Aku hanya punya waktu kurang dari dua bulan untuk bisa melihatnya. Aku menyukainya,” Pengacara Jang tertunduk saat Min Joon mengakui perasaan sukanya.


Song Yi bertanya dalam dua bulan ini, ke mana Min Joon akan pergi. Apakah sangat jauh seperti di Eropa?

“Kau tahu aku tak masalah jika kita menjalani hubungan jarak jauh. Aku tak masalah jika harus pergi ke luar negeri. Kalau aku harus syuting iklan di luar negeri, aku hanya perlu bekal kimchi saja dan itu sudah cukup. Jadi yang ingin kukatakan adalah kau tak perlu menjauhiku jika kau harus pergi ke suatu tempat.”


Sama seperti Song Yi yang hanya ingin bersama dengan Min Joon, Min Joon pun menangis dan mengakui hal yang sama kepada Pengacara Jang.

“Tak apa-apa walau hanya dua bulan… atau satu bulan saja. Aku hanya ingin bersama dengannya. Dan jika saat itu aku tak bisa kembali, seperti kata-katamu Pengacara Jang, dan mati di dunia ini.. selama aku tak bangun dari mimpi indah ini.. aku akan melakukannya.”


Pengacara Jang menatap Min Joon yang bertanya pilu, “Apakah aku boleh melakukannya? Apakah kau pikir aku tetap tak bisa melakukannya?” Tanpa sadar Pengacara Jang meneteskan air mata saat melihat Min Joon yang bertanya seakan memohon, “Apakah aku benar-benar tak bisa?”


Hati-hati, Song Yi mengungkapkan kecurigaan Bok Ja pada Min Joon. Min Joon bukan buronan, kan? Waktu yang tertera di jurnal itu bukan batas waktu penyelidikan, kan? Melihat Min Joon hanya terdiam, Song Yi pun tertawa canggung dan membersihkan jaket Min Joon pura-pura melihat ada sesuatu menempel.

Min Joon membawa Song Yi ke museum tempat binyeo Yi Hwa disimpan. Song Yi heran mengapa Min Joon membawanya ke museum dan bukannya makan malam. Ia mengeluh belum makan siang karena walaupun Hwi Kyung membawakan sushi, ia tak ada selera untuk makan.


“Kau sudah kuperingatkan untuk tak mempercayaiku,” ujar Min Joon tiba-tiba. “Aku membawamu kemari untuk menunjukkan rahasia apa yang dimiliki pria yang sangat kau percayai ini.”

Song Yi terperangah melihat wajah serius Min Joon. “Kau tak perlu memberitahukan padaku. Jika wajahmu menakutkan seperti itu, lebih baik aku tak mendengarnya.” Song Yi membuang muka.


Tapi Min Joon menariknya hingga Song Yi memandangnya lagi. “Apakah kau ingin tahu siapa yang menyelamatkan nyawamu 12 tahun yang lalu? Pria itu adalah aku.” Jika Song Yi terkejut, maka aktingnya brilian karena ia tak menunjukkannya. 
Min Joon memberitahukan alasannya menyelamatkan Song Yi, “Itu karena kau mirip dengan gadis 400 tahun yang lalu, pemilik binyeo ini.” Min Joon memandang tusuk rambut yang terpajang di belakang mereka.”Kau benar-benar mirip dengannya sehingga aku tak bisa membedakan kalian berdua.”


“Apa yang sedang kau bicarakan?” suara Song Yi hampir berbisik. “Pemilik binyeo 400 tahun yang lalu? Bagaimana kau bisa melihat wajahnya? Kau ini hidup 400 tahun yang lalu atau apa?”

“Ya. Aku datang kemari dari planet lain 400 tahun yang lalu. Aku tak dapat kembali ke planet asalku, aku harus hidup selama 400 tahun yang lalu.”

Wajah Song Yi tak menyiratkan ekspresi apapun, hanya air mata yang merebak di matanya. Suaranya sedikit bergetar saat meminta agar mereka pulang saja karena kelihatannya Min Joon masih belum sembuh.


Ia berbalik untuk pergi, namun langsung reflek menunduk saat mendengar suara ledakan kaca yang pecah. Ia menoleh pada Min Joon yang menatapnya, seakan tak kaget mendengar ledakan itu.


Perlahan Min Joon maju, membuat Song Yi mundur mengambil jarak. Min Joon berkata tajam, “Katamu kau tak peduli siapa diriku sebenarnya. Inilah diriku sebenarnya. Apakah kau masih tak peduli?”

Epilog

“Sekarang sudah mendekati hari-hari keberangkatanku. Bagaimana perasaanku?” Min Joon menghela nafas dan termenung, “Aku tak tahu…”


Ia terus melamun. Tersiksa oleh pikirannya sendiri, Min Joon pun menangis tersedu-sedu.


Komentar :


Song Yi sudah menyiapkan kemungkinan terburuk kalau pria yang dicintainya adalah penjahat, buron yang dicari-cari polisi. Ia sudah mempersiapkan mentalnya untuk berhadapan dengan hukum jika ia diketahui menyembunyikan tersangka. Semua itu sudah ia persiapkan.

Ia tak memikirkan lagi dunia keartisannya. Ia tak lagi pusing kalau ia sudah dilupakan oleh publik dan tak bisa berakting lagi. Ia tak memikirkan lagi antifans yang mengganggunya. Ia sudah menyingkirkan semuanya. Jika di jaman Joseon, ia sudah siap diasingkan ke pulau Tamra.

Tapi ia tak siap saat pria yang ia pertaruhkan semuanya itu adalah alien. Makhluk luar angkasa berusia 400 tahun atau bahkan lebih (jika dihitung umurnya di planet asal).

*Saya tak baca ataupun nonton Twilight, tapi bagaimana sebenarnya reaksi Bella saat Edward mengaku kalau ia adalah vampire?

Dengan Min Joon memecahkan kaca, saya rasa Song Yi sadar kalau Min Joon memiliki kemampuan super. Min Joon pernah memecahkan lampu di salon saat marah. Dan Song Yi sekarang mungkin merasa kalau keanehan yang terjadi pada dirinya, disebabkan oleh Min Joon.

Jika memang benar seperti itu, setidaknya Song Yi akan sadar kalau Min Joonlah yang menyelamatkan dirinya di tepi jurang itu. Dan yang selama ini ia anggap mimpi adalah kenyataan.

Bola sekarang ada di tangan Song Yi. Apa yang akan dilakukan Song Yi setelah Min Joon memberi pengakuannya?