Sinopsis Modern Farmer Episode 1 part 2


Bos preman memerintahkan anak buahnya untuk berhenti mengoperasi Min Ki lalu bertanya dari mana Min Ki mendapat gitar itu. Min Ki menjawab dalam 5 kata bahwa dia tidak mencuri gitar itu.

"Siapa yang bilang kau mencurinya? aku tanya darimana kau mendapatkannya?" ujar bos preman kesal

Sekali lagi dalam 5 kata Min Ki menjawab bahwa dia mendapatkan gitar itu waktu kecil. Bos preman langsung frustasi dengan jawaban Min Ki yang terlalu singkat, maka dia pun langsung membentak dan menyuruh Min Ki untuk bicara lebih banyak lagi dan menjelaskannya dengan lebih detil.

Min Ki pun langsung menjelaskan bahwa waktu dia kecil, dia menemukan gitar itu di gunung setelah gitar itu dibuang oleh seorang ahjussi.

"Ahjussi? Seperti apa ahjussi itu?" tanya bos preman

"Aku tidak tahu" isak Min Ki



Sekali lagi Min Ki memohon pada bos preman untuk memberinya waktu setahun... ah, tidak enam bulan saja. Min Ki berjanji apapun yang terjadi dia akan membayar hutangnya dalam jangka waktu 6 bulan. Setelah melihat gitarnya Min Ki sekali lagi, bos preman akhirnya memberi Min Ki waktu 3 bulan untuk membayar hutangnya.


Saat bos preman pergi, anak buahnya langsung mengeluhkan tindakannya yang berubah pikiran dan membebaskan Min Ki yang menurut mereka tidak bisa dipercaya. Sambil mendesah, bos preman berkata bahwa tiba-tiba saja dia teringat masa lalunya.


Setelah dibebaskan Min Ki berbaring di tanah bersama gitarnya lalu menjerit frustasi. Tiba-tiba dia mendapat telepon dari seseorang yang memberinya kabar yang sepertinya sangat mengejutkannya.


Di sebuah rumah duka, terlihat hanya segelintir orang yang datang melayat ke pemakaman seorang nenek. Seorang ahjumma, Lee Yong Nyeo, bertanya keheranan pada wanita lainnya, Kim Soon Boon, kenapa yang datang melayat sedikit sekali. 

Soon Boon menjelaskan bahwa semasa hidupnya si nenek (almarhum) punya temperamen yang buruk, makanya banyak orang yang tidak datang.


Salah seorang ahjumma lain bingung karena keluarga nenek sampai sekarang belum datang. Soon Boon dengan nada sinis berkata bahwa satu-satunya keluarga nenek yang masih hidup tidak akan datang. Karena kalau dia datang, tidak mungkin dia melarikan diri dan meninggalkan neneknya.

Soon Boon bercerita bagaimana (alm) nenek menyiksa menantunya habis-habisan setelah putranya meninggal di sebuah badai, nenek bahkan mengatai menantunya monster yang telah memakan anaknya. Karena itulah menurut Soon Boon sekarang si nenek mendapatkan balasannya.


Di ruang pemakaman sebelah, terlihat 2 pria yang menyayangkan kematian sang almarhum. Saat itu salah satu pria melihat ada sebuah karangan bunga yang tiba-tiba bergerak-gerak sendiri dan berjalan pergi. Pria itu langsung mengejar karangan bunga itu dan menemukan seorang wanita berada di belakangnya, wanita itu adalah Kang Yoon Hee (Honey Lee).


Pria itu langsung menangkapkan Yoon Hee yang hendak mencuri karangan bunganya tapi Yoon Hee berkilah bahwa dia hanya berniat untuk meminjam karangan bunganya sebentar, bukannya mencuri. Pria itu tidak percaya, lagipula untuk apa dia meminjam karangan bunganya orang yang sudah meninggal dunia.


Yoon Hee pun langsung menunjukkan pada pria itu pemakaman di sebelah (pemakaman nenek) yang terlihat sangat kosong melompong, tidak ada satupun karangan bunga terlihat didepan pemakamannya.

"Ahjussi apa hatimu tidak merasa tersentak melihat pemandangan ini?" ujar Yoon Hee dalam usahanya membujuk si ahjussi untuk meminjaminya karangan bunganya.

"Tidak sama sekali" jawab si ahjussi


Yoon Hee tidak menyerah, dia memberitahu si ahjussi bagaimana sulitnya si nenek semasa hidup sampai akhirnya dia meninggal dunia. Karena itulah jika ada karangan bunga setidaknya satu saja di depan pemakamannya, si nenek pasti akan bahagia dan para pelayat pun pasti akan senang.

"Kalau begitu kenapa tidak kau belikan saja satu karangan bunga untuknya?" ujar si ahjussi

"Ahjussi, tempat ini penuh dengan bunga. Kenapa juga kami harus menghabiskan uang (untuk membeli bunga)? Lagipula sang almarhum juga tidak akan mengendus bau bunganya. Karena itulah, anggaplah hari ini kau berbuat kebaikan dengan meminjamiku satu karangan bunga"

Saat si ahjussi tetap tidak mau, Yoon Hee langsung mengubah taktik dengan cara memohon pada si ahjussi untuk meminjaminya satu karangan bunganya.


Yoo Hee akhirnya berhasil meminjam satu karangan bunga yang langsung dia taruh didepan ruang pemakaman nenek tapi untuk menyembunyikan nama almarhum, Yoon Hee langsung melipat bagian banner tulisannya.


Yoon Hee mendapat telepon yang memberinya kabar mengejutkan, dia langsung berlari memberitahu para ahjumma bahwa dia harus segera pergi karena sapi-sapinya melahirkan.


Yoon Hee berlari pergi dengan sangat terburu-buru sampai tak sengaja menabrak Min Ki yang baru saja tiba. Yoon Hee langsung minta maaf tapi Min Ki mendesis marah pada Yoon Hee, kemarahannya semakin menjadi-jadi saat kacamata mahalnya tiba-tiba pecah terbelah 2.

Min Ki langsung berteriak-teriak menuntut pertanggung jawaban Yoon Hee tapi Yoon Hee dengan santainya berkata bahwa dia bersedia membayar kerusakan kacamata itu.


"Berapa?" tanya Yoon Hee

Min Ki menunjuk 2 jari dan Yoon Hee pun langsung tertawa karena harga kacamatanya ternyata murah, cuma 20 dollar.

"$2000" kata Min Ki

Yoon Hee langsung kaget "$2000? Kacamata apaan harganya $2000?"


Setelah protes, tiba-tiba saja Yoon Hee bertanya banyak detik yang diperlukan untuk berlari dalam jarak 100m? Min Ki bingung dengan pertanyaannya, tapi kemudian dia menjawab 14 detik. Saat itu pula tiba-tiba Yoon Hee menatap Min Ki dengan senyum licik lalu memberitahu Min Ki bahwa dia hanya perlu waktu 12 detik.


Yoon Hee pun langsung melarikan diri secepat kilat. Min Ki baru mengejarnya setengah jalan saat tiba-tiba saja dia tercengang melihat Yoon Hee melompat bagai atlit senam ke sebuah motor beroda empat. 


Yoon Hee cepat-cepat mengucapkan kata maaf pada Min Ki lalu pergi dengan motor beroda empatnya meninggalkan Min Ki yang berusaha mengejarnya tapi malah terjatuh dan berteriak-teriak marah.


Setelah gagal menangkap Yoon Hee, Min Ki akhirnya masuk ke ruang pemakaman nenek. Min Ki melihat foto (alm) nenek di altar dan memberitahu kita bahwa nenek itu adalah neneknya. Seorang nenek yang memiliki wajah yang sangat baik tapi sebenarnya neneknya itu adalah seorang pendendam dan perkataannya sangat kasar.

"Dia tidak perlu dikritik lagi tapi alangkah baiknya kalau dia hidup lebih lama lagi" gumam Min Ki sedih


Beberapa saat kemudian, Min Ki menunggu kedatangan para pelayat dengan bosan karena tidak ada satupun yang datang dan yang dilihatnya hanyalah 2 orang ahjumma yang menatapnya dengan penasaran. 


Di tengah-tengah kebosanannya, seorang ahjussi yang wajahnya terlihat memerah karena mabuk, tiba-tiba mendatangi Min Ki sampai membuat Min Ki berteriak kaget.


Min Ki tidak mengenali ahjussi itu tapi ahjussi itu sepertinya mengenali Min Ki, ahjussi itu bahkan kagum melihat Min Ki sudah tumbuh besar sekarang padahal dulu Min Ki adalah anak kecil yang sering ingusan.

"Siapa anda?" tanya Min Ki

"Ini aku, Sang Deuk. Aku dulu tinggal di rumah besar di pinggir sumur, apa kau tidak ingat? Waktu kau jatuh dari pohon, aku memberimu pasta kacang, anak bodoh! Waktu kau dikejar-kejar serangga..."

"Lalu apa urusan anda sekarang?" sela Min Ki 

Saat itu Sang Duek langsung ingat kalau dia menemui Min Ki untuk memberitahu Min Ki sesuatu tapi masalahnya sekarang dia lupa apa yang ingin dia kasih tahu ke Min Ki.


Min Ki hendak beranjak pergi saat Sang Deuk tiba-tiba ingat kalau dia ingin memberitahu Min Ki bahwa neneknya Min Ki meninggalkan warisan untuk Min Ki. Seketika itu pula senyum Min Ki langsung mengembang lebar dan tiba-tiba saja dia bersikap sangat sopan pada Sang Deuk sampai memanggil Sang Deuk hyungnim.


Dengan penuh semangat Min Ki bertanya seperti apa bentuk warisannya, sebuah bangunan? atau koleksi lukisan mahal? Sang Deuk berkata bahwa warisan neneknya Min Ki tidak seberapa besar, hanya sebuah tanah yang ukurannya kurang lebih 400.000 square foot (sekitar 3,5 hektar).

Min Ki langsung tercengang mendengar ukuran tanah yang sangat luas itu. Otak Min Ki pun mulai berputar menghitung harga tanah itu jika dijual, dia memperkirakan harga tanah itu pasti bernilai jutaan dolar. 


Tiba-tiba saja Min Ki berubah menjadi lebih religius karena Tuhan akhirnya memberinya uang banyak setelah selama ini Tuhan telah menyiksa hidupnya.

"Terima kasih Tuhan... ah tidak, terima kasih nenek. Terima kasih banyak" Min Ki berbunga-bunga


Saking bahagianya, Min Ki langsung berkaca-kaca dan tiba-tiba saja dia meratap sedih dan menangisi kematian neneknya. 


Kedua ahjumma yang melihat dari belakang, kasihan melihat Min Ki yang tampaknya sangat mencintai neneknya. Mereka tidak tahu kalau Min Ki sebenarnya bukan menangis sedih tapi tertawa bahagia.


Sang Deuk kemudian mengantar Min Ki ke tanah warisan neneknya. Min Ki langsung melongo bahagia melihat tanah warisannya yang sangat luas itu. Min Ki lalu sibuk sendiri mengukur luas tanah itu sampai dia tidak peduli saat Sang Deuk memberitahunya bahwa tanahnya sangat subur dan sangat bagus untuk ditanami sawi.


Sang Deuk tengah mengkhayal nikmatnya bercocok tanam sawi sambil menikmati alkohol saat Min Ki tiba-tiba memberitahu Sang Deuk kalau dia akan menjual tanah ini. Sang Deuk tidak percaya Min Ki mau menjual tanah yang telah dikelola sepanjang hidup oleh neneknya.


Min Ki pun langsung bersandiwara lagi dengan pura-pura terisak sedih dan berkata bahwa dia ingin menjualnya karena jika tidak maka tanah itu hanya akan membuatnya sangat merindukan neneknya. 


Lalu sambil pura-pura bersikap biasa saja, Min Ki bertanya berapa kira-kira harga tanah ini.

"Sekitar dua puluh cent" jawab Sang Deuk

Saat itu harapan Min Ki langsung hancur berkeping-keping. Min Ki tidak percaya ucapan Sang Deuk, tidak mungkin tanah seluas ini harganya sangat murah. Tapi Sang Deuk berkata bahwa tanah warisan Min Ki ini harganya memang rendah karena letaknya yang sangat terpencil. Jadi biarpun tanah ini dijual pun harganya tidak seberapa.


Min Ki langsung terjatuh lemas dan menangis, kali ini dia benar-benar menangis sedih karena tanah warisan itu tidak bisa digunakan untuk membayar hutangnya. Tapi lucunya Sang Deuk mengira kalau Min Ki menangis karena Min Ki belum bisa merelakan kematian sang nenek.

 

Saat dia kembali ke Seoul, Min Ki bekerja paruh waktu mencuci piring di sebuah restoran. Bukannya mengerjakan pekerjaannya, Min Ki malah tertawa lalu menangis sedih. Gara-gara tidak melakukan pekerjaannya dengan benar, sang bos pun langsung memukul kepala Min Ki.


Sang bos lalu menyuruh Min Ki untuk mencuci sawi. Min Ki dengan kesalnya, asal membuang-buang setiap helai sawinya sampai membuat sang bos marah dan memukul kepalanya lagi. Sang bos menceramahi Min Ki untuk tidak membuang setiap helai sawinya karena sawi itu harganya 3 dollar.

Saat sang bos mengeluh semakin mahalnya harga sawi saat ini, Min Ki tiba-tiba teringat ucapan Sang Deuk yang pernah berkata bahwa tanah warisannya cocok untuk ditanami sawi. 


Saat itu juga Min Ki langsung cepat-cepat menyudahi pekerjaannya dan pergi ke warnet untuk mencari berbagai informasi seputar perkebunan sawi, harga sawi. Dari informasi yang didapatkannya, dia mengetahui bahwa harga sawi mengalami kenaikan dan penurunan tajam setiap 2 tahun. Tahun 2010 harga sawi naik, tahun 2011 turun, tahun 2012 naik lagi, tahun 2013 turun lagi maka sekarang adalah tahun kenaikan harga sawi.


Min Ki mulai putar otak menghitung berapa banyak kira-kira sawi yang bisa ditanamnya di tanah warisan itu dan berapa kira-kira uang yang akan didapatkan dengan menjual sawi-sawi-nya. Saat Min Ki menyadari kalau dia bisa mendapatkan jutaan dollar dengan menjual sawi, dia langsung memeluk layar komputer yang menampilkan gambar sawi lalu menciumi gambar sawi itu.

"Akhirnya aku bisa melihat cahaya dalam hidupku" kata hati Min Ki


Min Ki tertawa bahagia sampai saat dia menyadari kalau dia tidak bisa bertanam sawi sebanyak itu seorang diri. Saat Min Ki bingung dimana dia bisa mendapat orang yang bisa membantunya bertanam sawi, tiba-tiba dia teringat pada orang-orang yang bisa membantunya.


Han Chul sedang berpakaian saat salah satu kancing kemejanya copot dan terjatuh ke kolong kasur. Dia membungkuk untuk mengambil kancing itu, tapi dia malah melihat sebuah gitar tersimpan di kolong kasur. Han Chul memandangi gitar itu dengan sedih tapi tiba-tiba ibunya Han Chul berteriak menyuruhnya keluar dan sarapan.


Han Chul langsung terburu-buru keluar kamar sampai-sampai tak sengaja dia menjatuhkan pigura foto masa muda orang tuanya. Setelah meletakkan foto itu kembali ke atas laci, Han Chul tercengang melihat menu sarapan hari ini penuh dengan cabe hijau yang dimasak menjadi berbagai versi makanan.


Ibunya Han Chul menyatakan bahwa mulai hari ini, mereka hanya akan makan cabe. Karena kemarin Han Chul pulang dengan membawa sekantong besar cabe hijau, cabe hijaunya Min Ki yang Min Ki tinggal di restoran.


"Min Ki memintaku memberikannya pada ibu" ujar Han Chul

Tapi sedetik kemudian, dia langsung menyesal telah menyebut nama Min Ki didepan ibunya. Ibunya Han Chul pun langsung marah-marah mendengar Han Chul ternyata masih saja bergaul dengan Min Ki, si brengs** yang telah menghancurkan hidup Han Chul.


Ibunya Han Chul lalu memanggil adiknya Han Chul untuk keluar sarapan. Tapi saat dia membuka pintu kamar adiknya Han Chul, dia malah melihat adiknya Han Chul sedang memainkan gitar. Melihat itu, ibunya Han Chul langsung ngamuk dan memukuli adiknya Han Chul.


http://sutrimadiary.blogspot.com/2014/10/sinopsis-modern-farmer-episode-1-part-2.html