Sinopsis My Love From Another Star Episode 15 Part 1

Di saat Song Yi dan ayahnya tertidur lelap, Min Joon hadir di kamar itu. Menatap Song Yi dan kemudian mencium keningnya.

Keesokan paginya, Song Yi terbangun dan terkejut melihat sosok yang duduk di samping tempat tidurnya , bahkan menggenggam tangannya.



“Ayah,” Song Yi bangkit dan duduk, tak percaya melihat ayah yang 12 tahun pergi dari kehidupannya, sekarang malah ada di sampingnya. Suaranya bergetar saat bertanya, “Ayah kemana saja? Kenapa baru muncul sekarang?”


Ayah minta maaf. Tapi Song Yi terus bertanya keras, “Apa yang telah Ayah lakukan 12 tahun ini? Apa yang Ayah lakukan selama aku tumbuh dewasa sendirian? Kenapa Ayah baru datang sekarang? Kenapa?”


Ayah hanya bisa berkata maaf. Song Yi  terus bertanya sambil terisak, “Kenapa wajah Ayah terlihat sangat tua? Hmm..? Kenapa Ayah jadi seperti ini?”


Ayah tak sanggup menahan tangisnya. Ia tahu nada keras Song Yi itu karena putrinya merajuk dan khawatir padanya. Ia bangkit dan memeluk putri kecilnya erat-erat, menangis tersedu-sedu.


Malam itu salju turun, dan Song Yi mewujudkan impiannya dengan makan ayam dan minum bir bersama ayah. Tapi ayah tak mengijinkan Song Yi untuk minum walau Song Yi ingin minum seteguk saja. Song Yi berkata kalau ia sudah dewasa, hingga ia tak hanya bisa minum segelas, tapi setong pun boleh. “Apa ayah tak pernah merindukanku selama ini?”

“Aku bersyukur karena kau terkenal. Karena aku bisa melihatmu di TV, film dan Koran,” Ayah tersenyum dan menatap Song Yi. Ayah selalu mengikuti perkembangan dan pertumbuhan Song Yi setiap hari.


“Lalu bagaimana denganku?” tanya Song Yi. “Aku tak tahu apakah ayah masih hidup atau sudah meninggal. Manajerku dulu pernah bercerita betapa sulitnya mengurus ayahnya yang bertahun-tahun ada dirawat di rumah sakit. Aku bahkan iri dengan manajerku. Setidaknya ayahnya masih berada di sisinya.”

“Apa kau benci padaku?”

“Apa Ayah tak mengenalku? Aku ini jenis orang yang langsung merasa menyesal saat aku berbalik pergi setelah marah-marah.” Song Yi bercerita kalau pada malam mereka bertengkar, ia hampir ditabrak truk.  Setelah itu ia pulang ke rumah karena ingin bercerita pada ayah tentang kejadian itu dan ada seorang paman yang menyelamatkannya. “Tapi saat aku kembali, Ayah sudah pergi.”


Ayah hanya bisa kembali minta maaf, tapi Song Yi berkata. “Saat aku membuka mata setelah dioperasi, aku bersyukur karena Ayah tak pergi dan tetap berada di sisiku. Karena hal itu, perasaan bersalah yang selama 12 tahun sudah terhapus.”


Ayah mengangguk, tersenyum. Mereka tak menyadari kalau pintu sedikit terbuka namun tertutup kembali saat Song Yi bertanya apakah Ayah sudah menikah kembali dan mungkin ia punya saudara tiri. Ibu menguping dari balik pintu, khawatir mendengar jawaban yang diberikan suaminya.


Ayah terkekeh geli dan berkata kalau ia bukanlah pria yang seperti itu. Ibu tersenyum mendengarnya. Ayah malah balik bertanya tentang kehidupan cinta Song Yi. Apakah Song Yi belum punya pacar?


Song Yi menjawab pendek kalau ia tak punya, walau terus didesak oleh ayahnya. “Aku ini juga mendapatkan turunan sifat ibu, dan standarku pada pria ini benaaar-benar tinggi. Tak banyak pria yang seperti ayah di luar sana.”


Aww… ayah salah tingkah dipuji putrinya seperti itu dan berkata malah jadi masalah besar kalau ada pria yang seperti dirinya. Song Yi tersenyum dan menerawang, “Benarkah? Hmm.. mungkin saja. Walau aku tak bisa menjelaskan apanya yang mirip, ada seorang pria yang mirip dengan Ayah.”


Ayah menatap putrinya yang bercerita dengan wajah sedih kalau pria itu membuatnya merasa takut kehilangan dirinya. Tapi sekarang semuanya sudah berakhir. Song Yi menatapnya dan berkata tabah, “Hanya aku sendiri yang memiliki perasaan itu.”


Sekarang ganti ayah yang seperti melamun, membuat Song Yi heran. Ayah tersenyum samar dan berkata, “Walau aku tak tahu seperti apa orang itu, tapi kupikir yang memiliki perasaan itu bukan hanya kau saja. Bukankah putriku ini sangat spesial? Orang itu mungkin juga sangat menyukaimu.”

Aww.. ayah.. tadi malam Ayah bangun, kan? Ayah melihat orang itu mencium kening Song Yi, kan?

Song Yi meragukan ucapan ayahnya. “Dalam hidup ini aku menarik pelajaran, membuat seseorang mencintaiku itu bukanlah hal yang mudah. Itu adalah sebuah keajaiban.”


Dan seperti membenarkan ucapan Song Yi, kita melihat Se Mi duduk di samping Hwi Kyung, hatinya tampak remuk melihat Hwi Kyung yang belum sadarkan diri dan menangis saat ia keluar kamar perawatan.


Di apartemennya, Min Joon membuka buku hariannya dan menulis : 6 Februari 2014 – Catatan sebulan terakhirku di Bumi.

My Love From Another Star Episode 15


Detektif Park mencoba menembus pintu ruang pemeriksaan dengan menerjangnya. Ha. Tentu saja gagal. Yang ada malah si Detektif jadi pusing. Jaksa Yoo meminta rekannya untuk berhenti. Tapi Detektif Park masih bersikeras kalau begitulah cara Min Joon menghilang. Pasti ada jalan rahasia di sebuah tempat.  “Apa mungkin bukan di pintu?”


Jaksa Yoo tak punya jawabannya. Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat Detektif Park sekarang membenturkan dirinya ke dinding dan tertawa terbahak-bahak sambil mengaduh-aduh memegangi kepalanya, “Ternyata juga bukan dinding.”


Tawa Detektif Park berhenti saat melihat Min Joon muncul di ruangan mereka, dari pintu. Ia terbata-bata memanggil Min Joon. “Ap..ap.. apa kemarin kau memiliki urusan mendadak? Iya kan?”


Min Joon meminta maaf karena kejadian kemarin. Ia sekarang ingin meneruskan pengakuannya. “Tapi .. kupikir pengakuanku akan berbeda. Dan mungkin ini adalah sesuatu yang susah kalian percayai juga.” Min Joon melihat ruang pemeriksaan yang ber-CCTV dan meminta agar mereka bicara di sebuah tempat yang tanpa CCTV.


Dan beberapa saat kemudian, kita melihat Detektif Park dan Jaksa Yoo sama-sama termenung, mencoba mencerna apa yang baru saja mereka dengar.


Min Joon mengakui kalau di malam kematian Yoo Ra, ia memang ada di atas kapal pesiar. Detektif Park bertanya bagaimana Min Joon menjelaskan tentang rekaman CCTV di apartemen Min Joon yang merekam keberadaan dirinya di saat yang sama.

“Itu.. Karena aku bisa teleport.”


Detektif Park tertawa terbahak-bahak mendengar pengakuan Min Joon, mengira Min Joon mempermainkan mereka, abdi hukum. Tapi Jaksa Yoo tak ikut tertawa dan terus menatap Min Joon, “Anda boleh melanjutkan.”


Min Joon menjelaskan alasan ia mengatakan hal ini karena ia sadar kalau ia harus membuka identitasnya dan jujur agar mereka bisa percaya pada seluruh ceritanya. Saat ia ada di atas kapal, ia mendengar pembunuh Yoo Ra berbicara. Saat itu ia tak mengerti arti pembicaraan itu, dan ia baru mengerti setelah pembunuhan itu terjadi.


Jaksa Yoo bertanya siapa pembunuh itu dan Min Joon menjawab Lee Jae Kyung. Ia menyerahkan sebuah USB yang isinya copy file USB milik Yoo Ra. Di dalam USB itu tak ada bukti saat Yoo Ra terbunuh. Tapi isi USB itu ada rekaman kalau Jae Kyung dan Yoo Ra adalah sepasang kekasih.


“Saya harap Anda berdua dapat meneruskan penyelidikan berdasarkan bukti ini. Dan jika kalian mempercayai saya, dalam sebulan ke depan, saya akan membantu kalian dengan semampu saya.”


Di taman, Detektif Park masih belum bisa percaya pada apa yang ia dengar tadi. Apa mungkin Jaksa Yoo tak merasa sama sepertinya? Sedari tadi Jaksa Yoo tetap tenang mendengar ucapan Min Joon. 


Jaksa Yoo akhirnya mengaku kalau ia pun masih sukar untuk percaya, tapi ia tak bisa memungkiri kenyataan kalau Do Min Joon bukanlah orang biasa.

Detektif Park berdiri, frustasi, “Yang membuatku merasa seperti orang gila adalah.. otakku mengatakan kalau itu tak mungkin, itu tak mungkin.  Tapi dalam hatiku, aku percaya padanya. Pada orang itu. Si Do Min Joon.”


Song Yi dikunjungi Bok Ja yang membawakan makanan. Tapi Song Yi tak selera makan, malah menyuruh temannya untuk makan. Bolak-balik ia terus memeriksa handphone, membuat Bok Ja bertanya apakah Song Yi sedang menunggu seseorang.


Tentu saja Song Yi membantah dan malah bertanya apa mungkin ada orang yang tak mengetahui kalau ia mendapat kecelakaan. Bok Ja mengatakan tak mungkin. “Tak ada orang di negara kita ini tak tahu kejadian yang menimpamu. Kau ini menjadi berita utama Asia di Jepang, China sampai Malaysia. Bahkan si Bakdooyi di dekat rumah juga tahu kalau kau terluka dan kecelakaan. Popularitasmu itu belum habis.”

Hahaha.. si Bok Ja ini lebay deh. Bakdooyi itu nama panggilan yang umum diberikan pada anjing di Korea.


“Tapi kalau kau tak sering browsing internet, kau mungkin tak mengetahuinya, kan?” tanya Song Yi

Bok Ja langsung menebak, “Siapa? Si Alien?”

Song Yi terbelalak dan menyuruh Bok Ja tutup mulut. Ia menoleh kiri kanan, takut ada yang mendengar, “Ssst…Kau ini gila, ya?”


Bok Ja terheran-heran melihat kelakuan Song Yi yang masih juga percaya kalau pria itu adalah alien. Ia memarahi Song Yi yang masih bersikap seperti sekarang ini. “Kau ini. Kalau bukan karena Hwi Kyung, kau ini sudah masuk ke alam baka!”


Song Yi termenung mendengar ucapan Bok Ja yang mengatakan kalau Hwi Kyung mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Song Yi. “Tapi alien atau ogre itu bahkan tak muncul batang hidungnya saat kau hampir mati! Katamu ia tak menyukaimu?”

Song Yi terpana, “Apa kau pikir ia benar-benar tak menyukaiku? Atau itu hanya ucapan di bibir saja?”


“Kata-kata yang diucapkan pria dan wanita itu berbeda. Wanita bilang tak suka itu bisa berarti banyak hal. Tapi jika seorang pria mengatakan ia tak menyukaimu, memang itu benar-benar yang ia maksud. Ia benar-benar tak menyukaimu.” 

Bok Ja menatap temannya yang terlihat ragu maka ia meneruskan, “Sekarang lupakan alien itu dan mulailah memikirkan hubunganmu dengan Hwi Kyung si pacar fanatic abad ini. Sekarang. Jangan menunggu lebih lama lagi.”

“Siapa yang menunggu?” Song Yi langsung membela diri. “Aku tak menunggu.”


Pintu terbuka dan mata Song Yi langsung jelalatan melihat siapa yang datang. Raut wajahnya langsung kecewa melihat yang datang hanya suster. Bok Ja hanya cengar-cengir, senang karena tebakannya benar dan melanjutkan makannya.  


Song Yi mengunjungi Hwi Kyung. Di kamar ada ibu Hwi Kyung dan Jae Kyung. Ibu Hwi Kyung dengan ketus berkata kalau ia akan pulang dulu ke rumah dan akan kembali lagi. Song Yi hanya bisa memberi hormat dalam diam.


Setelah ibu Hwi Kyung pergi, Song Yi baru berani menatap tubuh sahabatnya yang masih ditopang oleh alat bantu pernafasan. Ia bertanya pada Jae Kyung apakah kondisi Hwi Kyung mengalami kemajuan? “Bukankah dokter bilang operasinya berejala dengan baik, tapi kenapa ia masih juga..”


Suara Song Yi tercekat di tenggorokan, ia tak bisa menahan air matanya untuk tak turun. Jae Kyung akhirnya menjawab, “Jangan terlalu khawatir. Ia akan segera sadar.”

“Kalau bukan karena Hwi Kyung, mungkin aku sudah mati.”


“Benar. Aku juga mendengarnya,” Jae Kyung menepuk pundak Song Yi menenangkan walau dengan ekspresi yang berbeda.


Song Yi menatap Hwi Kyung dan menggenggam tangannya. Tak tahan, ia menunduk dan menangis tersedu-sedu.


Sambil duduk menunggui Hwi Kyung, Song Yi bertanya apakah ada detektif yang mencari Jae Kyung. Ia akhirnya memberitahu tentang hubungan Jae Kyung dengan Yoo Ra karena para penyelidik itu salah duga pada seorang pria yang dikira pacar Yoo Ra.”Apakah aku membuat posisimu menjadi sulit?”


Jae Kyung menjelaskan kalau Song Yi salah paham akan hubungannya dengan Yoo Ra. “Aku tak ingin menjelek-jelekkan orang yang sudah tiada, jadi aku tak akan menjelaskan lebih jauh lagi.”


Song Yi mengerti maksud Jae Kyung. Ia hanya mengatakan apa yang sudah ia lihat dan mungkin ia sudah mengatakan sesuatu yang tak seharusnya ia ucapkan. Jae Kyung bertanya apakah Song Yi pernah memberitahu orang lain? Song Yi menjawab, “Selain Hwi Kyung, tak ada lagi yang tahu.”

Argghhh… Song Yi.. haduhh.. jangan sampai Hwi Kyung kenapa-napa.Tapi dari tatapan Jae Kyung yang aneh sambil memutar-mutar cincinnya, malah semakin mengkhawatirkan.


Song Yi keluar dari kamar Hwi Kyung sambil mengusap air matanya. Dan ada sebuah kamera yang menangkap momen itu.


Berita tentang seorang generasi kedua dari konglomerat Korea yang menyelamatkan Song Yi, sudah menyebar di internet. Dan Se Mi juga membaca berita itu.


Tapi berita itu memang sudah menyebar di seantero Korea, tak terkecuali kampus Song Yi. Para mahasiswa saling bergosip membaca berita itu. “Daebak.. Ada ya orang yang sekeren ini jadi cucu konglomerat di negara ini?” “Benar-benar penyelamatan yang sempurna.” “Saat Song Yi jatuh, orang yang menyelamatkannya adalah pria tampan keturunan konglomerat.”


Dan hati-hati.. ada alien yang menguping pembicaraan mereka. Dari wajahnya, aww.. itu kesal, sebal, atau cemburu?


Ibu Song Yi mencoba membatalkan kontrak agency dengan perusahaan Jae Kyung. Betapa terkejutnya ibu kalau Song Yi harus membayar penalty sebesar 3 x lipat uang kontrak yang sudah disetujui. Ia keluar dari apartemen Song Yi, mencoba menawar uang penalty itu. Tapi ia segera menghentikan pembicaraan di telepon saat bertemu dengan Min Joon di depan lift.


Min Joon, yang pulang bersama Pengacara Jang, mendengar percakapakan itu dan bertanya apakah yang sedang dibicarakan ibu Song Yi adalah Lee Jae Kyung. Ibu membenarkan dengan sinis. “Kenapa? Apa kau tak tahu? Song Yi-ku dan CEO S&C Lee Jae Kyung sudah menyepakati sebuah kontrak manajemen.”

“Apakah Song Yi sudah setuju?”


Ibu tak bisa menjawabnya. Tapi ada yang juga ingin ia tanyakan saat bertemu dengan Min Joon, “Apa yang membuatmu merasa hebat?”


Min Joon terkejut mendengar pertanyaan sinis seperti itu. Begitu pula Pengacara Jang. Tapi tidak dengan ibu Song Yi. Ia terus bertanya, “Apa penglihatanmu itu begitu buruk? Anakku Chun Song Yi! Berani-beraninya kau menolak anakku? Memang kau ini siapa hingga berani melakukan itu?”

Pengacara Jang tak suka mendengar nada ucapan ibu Song Yi, menyela dengan sopan. “Anda sudah berlebihan. Apa yang Anda maksud dengan ‘Memang kau ini siapa’?”


“Dan Anda ini siapa?” nada ibu ketus saat bertanya. Pengacara Jang melirik Min Joon sebelum memperkenalkan diri, “Aku ini ayah Do Min Joon. Kenapa?”

Yak! Pertarungan dua orang tua. 


Min Joon mencoba menyela perdebatan mereka, tapi ibu Song Yi sudah panas, “Anakku itu Chun Song Yi, The Nation Goddess. Wanita yang paling ingin dikencani oleh semua pria. Chun Song Yi!”


“Membuka cerita lama,” sindir Pengacara Jang. Dan dengan nada sama tingginya, ia berkata, “Min Joon-ku ini lulusan Harvard! Dan lihatlah wajahnya. Kau juga bisa melihat kalau anakku itu tak ada kekurangan sama sekali!”


Min Joon menyenggol pengacara Jang pelan, “Ayah..” Tapi Pengacara Jang sudah emosi dan terus berkata tanpa mempedulikan panggilan anaknya. “Apa kau tak melihat betapa berharganya anak yang sudah kubesarkan selama ini?!”


“Apa gunannya lulus dari Harvard sampai 100 kali? Ia tak punya tanggung jawab sama sekali. Tak punya! Jika ia memutuskan untuk menjadi manajer, harusnya ia harus tetap bekreja sampai akhir. Ia malah berhenti di tengah-tengah?!”


“Ahh.. kau menyinggung masalah manajer? Itu bukan permintaan Min Joon, tapi putrimu itu memohon-mohon agar Min Joon menangani masalahnya sementara waktu!” Pengacara Jang benar-benar emosi, bahkan saat Min Joon dengan sopan memintanya agar tenang, Pengacara Jang malah membentak, “Tenang apanya, dasar kau!!”

Min Joon kaget dengan ucapan Pengacara Jang yang biasanya selalu hormat padanya. Dan sekarang malah marah-marah seperti ia adalah anak kecil.  Pengacara Jang masih meluapkan emosinya, kali ini pada Min Joon. “Apa maksudnya semua ini! Bukankah sudah kukatakan kalau semua itu tak mungkin, ya kan? Apakah kau ini tak punya pekerjaan atau tak punya uang? Kenapa kau mendadak menjadi manajer Chun Song Yi?”


Ibu Song Yi terbelalak, sementara Min Joon hanya bisa menunduk seperti anak nakal yang sedang dimarahi ayahnya. Si ibu juga sensi, yang dimarahi adalah Min Joon, tapi ia merasa yang disalahkan adalah Song Yi. “Perlu kau tahu, ya.. banyak orang yang mengantri untuk jadi manajer Song Yi.”


“Kalau begitu, pilih saja dari orang-orang yang mengantri itu dan jadikan sebagai manajer,” Pengacara Jang menarik anaknya, menyuruhnya segera  masuk rumah. Ibu tak mau kalah dan berkata, “Tak ada yang rugi di sini. Song Yi-ku juga sudah menandatangani kontrak dengan S&C dan akan bertunangan dengan Hwi Kyung juga! Ngeselin!!”


Ibu meninggalkan mereka dan masuk ke dalam lift. Pengacara Jang yang emosinya belum juga turun menyuruh Min Joon, “Kenapa kau masih juga tetap berada di sini?! Ayo masuk!”

Min Joon menatap ayahnya, menegurnya dengan kalem namun tajam,”Pengacara Jang.”


Pengacara Jang langsung tersadar dan ia langsung malu-malu, “Oh.. maafkan aku. Aku terlalu mendalami peran.”

LOL.


Di dalam apartemen ‘si ayah’ menuangkan teh untuk Min Joon yang melipat tangan dan terus diam. Pengacara Jang bertanya apakah Min Joon masih marah karena kejadian tadi? Ia berdalih kalau ia sebenarnya tak bermaksud seperti itu, tapi ibu Song Yi itu terus memprovokasinya.


Tapi Min Joon tak marah. Ia malah sedang melamun. Pengacara Jang bertanya apakah Min Joon memikirkan tentang kontrak Song Yi dengan S&C? Atau karena pertunangan Song Yi dengan Hwi Kyung seperti ucapan ibu Song Yi tadi?


Min Joon tak percaya dengan ucapan itu karena ia tahu Song Yi tak menganggap Hwi Kyung sebagai pria, tapi hanya sebagai teman. Pengacara Jang pun menunjukkan kenyaataan kalau pria dan wanita itu tak mungkin bisa berteman dekat.


Komentar si jadul? “Itu kan anggapan orang jaman dulu. Orang-orang jaman sekarang tak berpikiran seperti itu. Mereka bisa berteman, antara pria dan wanita. Bebas.”


“Tapi itu kan sebelum Chun Song Yi mengalami kecelakaan,” Pengacara Jang memberi alasan yang tak terbantahkan. “Pria itu telah menyelamatkan Song Yi hingga ia hampir mati, jadi kupikir perasaan gadis itu juga akan berubah.”

“Apa aku tak pernah menyelamatkannya? Apa aku tak pernah?” Min Joon mendelik kesal. "Aku ini sering menyelamatkannya.”

“Kalau begitu..” Pengacara Jang berpikir sebentar, “Mungkin karena itulah ia menyukaimu. Dan pria itu juga menyelamatkan Song Yi, jadi ia merasa lebih..”


“Apa kau selalu menyukai orang yang pernah menyelamatkanmu?” potong Min Joon semakin emosi. “Jadi mestinya polisi dan pemadam kebakaran bisa memonopoli semua cinta di seluruh penjuru negeri!”

Pengacara Jang menatap Min Joon heran, “Tapi kenapa Anda marah?”

“Aku ini tidak marah. Ini karena bicaramu omong kosong.” Min Joon meninggalkan Pengacara Jang dengan kesal.


Haha.. kesal, sebal, atau cemburu?


Dan apakah alien kebal dengan rasa cemburu? Tidak juga. Reaksi yang muncul pun sama dengan manusia lainnya. Ia mulai browsing internet, mencari berita tentang Song Yi yang gosipnya bertunangan dengan cucu konglomerat. 

Alien 400 tahun pun menjadi netizen yang menjadi antifans/fans dengan menuliskan komentar : Apa maksudnya Song Yi bertunangan? Ha ha. Kedengarannya seperti gosip tak berdasar. Jika kau hidup cukup lama, kau akan sering melihat asap yang muncul tanpa adanya api.


Dan seperti para netizen pada umumnya yang sering melakukan fanwar, langsung saja muncul komentar-komentar pedas yang mengkomentari tulisan Min Joon yang aneh dan malah mengusir Min Joon dari postingan itu.


LOL. Min Joon ngomel-ngomel ala Joseon, kesal pada sopan santun anak jaman sekarang.


Tak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya, ia meraih handphonenya dan mulai mengetik pesan Line untuk Song Yi. Dari Apa kau sudah semb.., Apa kau sadar saat bergabung dengan S&C.. , hingga Apa kau memang bertunanga..


Semua itu adalah pertanyaan yang ia ingin tahu jawabannya. Tapi semua itu dihapusnya. Hingga tersisa apa yang paling ia rasakan, yaitu : Aku merindukanmu.

Min Joon menatap tulisan itu. Tak sanggup ia kirimkan tapi tak sanggup ia hapus. Maka ia hanya memegang handphone-nya tanpa melakukan apapun. Namun jempol tangan yang tak melakukan apapun itu ada di area tombol Send.


Min Joon terbelalak, panik melihat kata-kata itu sekarang ada di layar hijau. Ahh… Song Yi bisa membacanya!! 

Bwahahaha.. Kenapa ia tak punya kemampuan menghentikan koneksi data, ya?


Song Yi mendengar suara bunyi pesan masuk dan mengambil handphonenya. Namun belum sempat ia meraihnya, waktu berhenti dan sebuah tangan mengambil handphone itu.


Ha. Tak bisa menghentikan koneksi data, menghentikan waktu pun jadi.


Min Joon mencoba menbuka password handphone Song Yi, tapi tak bisa. Berkali-kali mencoba, berkali-kali pula ia gagal. Dan saat kali kelima gagal, handphone itu otomatis mengunci diri dan baru bisa dibuka 30 detik kemudian.


Saat menunggu, ia melihat ada sesuatu yang tersangkut di rambut Song Yi. Ia membungkuk dan mengambil barang asing dari rambut Song Yi.   

Dan waktu kembali berjalan.

Min Joon lagi-lagi panik karena ketahuan. Tapi ia berpura-pura kalem dan cool dan bertanya, “Uhmm.. apa kau baik-baik saja?”

Bwahaha.. 


Song Yi langsung menepis tangan Min Joon dan bertanya bagaimana Min Joon bisa muncul di hadapannya? Apa Min Joon ini bisa teleport atau semacamnya? 


Tak seperti Min Joon yang percaya diri, kali ini Min Joon tergagap-gagap saat menjawab, “Ya.. kadang-kadang..kalau aku sedang sibuk atau lalu lintas macet, maka aku..”


Dan Song Yi pun melihat handphonenya ada di tangan Min Joon. Min Joon langsung melemparkan handphone itu ke tempat tidur Song Yi, tapi tak membuat Song Yi berhenti mengomel, “Apa yang kau lakukan dengan handphoneku?” Min Joon mencoba menjawab tapi berputar-putar, membuat Song Yi semakin kesal dan menyuruh Min Joon keluar.


Min Joon menuruti perintah Song Yi dengan enggan. Tapi belum juga ia melangkah pergi, ia berbalik dan bertanya apa Song Yi tak mau memeriksa pesan di handphonenya? Sambil ngomel-ngomel menyuruh Min Joon keluar, Song Yi membuka handphone-nya.


Tepat pada saat Song Yi membuka password handphone, Min Joon menghentikan waktu sekali lagi. Kali ini ia berhasil mengambil handphone, membuka pesan dan menghapusnya dengan sukses.  Ia kembali lagi ke posisinya dan menjalankan waktu kembali.

Duh.. enaknya kalau bisa seperti itu.


Song Yi terus mengomel dan membuka pesan yang baru saja masuk. Betapa herannya ia karena tak ada satupun pesan yang masuk. Min Joon pura-pura tertarik dengan keanehan itu, dan mendekati Song Yi. Tapi Song Yi tetap ketus dan menyuruh Min Joon untuk segera pergi.


Min Joon belum mau pergi dan malah bertanya tentang hal yang baru saja ia dengar dari ibu Song Yi tentang bergabungnya Song Yi dengan S&C. Song Yi yang jaga gengsi berkata kalau tak ada alasan baginya untuk menolak tawaran itu, bahkan ia harusnya merasa bersyukur.

Min Joon menyuruh Song Yi untuk membatalkan kontrak itu. Tentu saja Song Yi kesal mendengarnya, “Memang apa masalahnya denganmu?”

“Kau sendiri yang mengatakan kalau kau tak mau tanda tangan!”


“Memang, tapi itu saat..” Song Yi menghentikan ucapannya dan menatap Min Joon curiga. “Tapi, darimana kau bisa tahu hal itu?”


Uppss… Min Joon mengalihkan pandangannya dari Song Yi yang terus menuduh, “Saat itu aku sedang bicara dengan Hwi Kyung di dalam rumahku. Jadi bagaimana kau bisa tahu? Hwi Kyung sendiri tak mungkin mengatakan hal itu kepadamu.”


Melihat Min Joon yang salah tingkah, Song Yi langsung menebak, “Apa mungkin.. kau bisa menguping pembicaraan orang lain?”


Uppss lagi.. ketahuan. Tetap tak berani menatap Song Yi, Min Joon berdalih, “Ya.. tapi bukannya aku bisa mendengar semuanya.”


Song Yi terbelalak, menyadari semua umpatannya saat ia di fase Marah, dan apa yang ia ucapkan pada ibunya di lift, semua bisa didengar oleh Min Joon. Ia mengernyit malu karena semua rahasianya terbuka. Tapi ia langsung sadar dengan apa yang mungkin bisa Min Joon lakukan dengan kekuatannya. “Mungkinkah.. apa kau  pernah di showerku .. dalam kamar mandi?" Tatapan matanya semakin menuduh. "Do Min Joon-ssi.. apa kau ini seorang yang mesum?”


Bwahahaha… Min Joon mendelik mendengar tuduhan itu.  Ia meyakinkan kalau ia tidaklah mesum. “Aku tak selalu mendengarkan semua percakapan yang terjadi. Hanya sekali-kali saja aku mendengarkan, kalau aku peduli akan sesuatu!”

Tapi Song Yi tetap belum bisa yakin. Ia malah menuduh Min Joon sebagai orang mesum yang suka mengintip orang. Min Joon tambah kesal mendengar tuduhan yang menjadi-jadi, “Sudah kubilang aku bukan orang seperti itu.”


“Bagaimana aku bisa yakin, sementara kau ini alien? Kau mungkin berkelana dan mengintip semuanya,” jawab Song Yi yang, terus terang ada benarnya.


Tapi Min Joon tetap membantah. Song Yi pun semakin marah dan terus menuduh. Kali ini ia melempar bantal dan mengusir Min Joon, “Kenapa kau tak segera pergi? Pergi! Pergi kau alien mesum!!”


Min Joon menangkap bantal itu dan berteriak, “Aku tak pernah dituduh hal yang tak masuk akal seperti ini. Sudah kubilang aku tidak mesum!!”