Sinopsis My Love From Another Star Episode 9

Min Joon menarik Song Yi dan menciumnya.
Saat seseorang berciuman, detak jantung akan lebih cepat dua kali lipat. Orang kadang salah mengira debaran jantung itu sebagai tanda bahwa ia jatuh cinta. Tapi hal itu belum tentu benar.

Satu jam setelah berciuman.
Detak jatung Song Yi sudah menurun, namun ia menjadi sulit tidur. Ia hanya berguling-guling di tempat tidur tanpa bisa terlelap.
Di sisi lain, detak jantung Min Joon malah semakin meninggi.

Tiga jam setelah berciuman.
Lima jam setelah berciuman.
Song Yi agak sulit tidur. Ia terbangun tengah malam dan berjalan keluar.
Di ruang tengah, ia melihat Min Joon menggigil.
"Manager Do." panggil Song Yi. "Apa kau sakit?"
Song Yi meletakkan tangannya di kening Min Joon. Ketika tangannya menyentuh kening Min Joon, detak jantung Min Joon malah semakin cepat.
"Jangan sentuh aku." gumam Min Joon.
"Kau bilang apa?" tanya Song Yi, mendekatkan kepalanya pada Min Joon.
Detak jantung Min Joon semakin menggila.
"Kubilang jangan dekat-dekat!" seru Min Joon marah. "Pergi! Pergi sana!"
Song Yi menjauh dengan ekspresi bingung.

Lee Jae Kyung akhirnya mengetahui nama Min Joon dan tahu bahwa Min Joon tinggal di apartemen yang sama dengan Song Yi.
Song Yi khawatir terjadi sesuatu dengan Min Joon karena badannya panas dan jantungnya berdetak sangat kencang.
Song Yi mengajak Min Joon ke rumah sakit, tapi Min Joon menolak dan berjalan berbaring di kamarnya.

Song Yi menelepon Bok Ja untuk meminta pendapat. Song Yi tidak mengatakan bahwa yang sakit adalah Min Joon.
Song Yi mengatakan kalau panas Min Joon sekitar 50 derajat, tapi Bok Ja tidak percaya.
"Bagaimana bisa manusia hidup dengan suhu 50 derajat?" ujar Bok Ja.
Bok Ja kemudian menyuruh Song Yi membuka baju Min Joon, memijat dan mengompres seluruh tubuhnya dengan air hangat.
"Se...seluruh tubuhnya?" tanya Song Yi ragu. "Dpijat? Haruskah aku melakukan itu?"
"Itu cara tercepat!" seru Bok Ja. "Jika keponakanku sakit, aku bahkan menggantikan popoknya!"
"Tidak bisa seperti itu." ujar Song Yi.
"Memangnya kenapa? Apa anak itu sudah besar?" tanya Bok Ja. "Berapa umurnya?" Dari seberang saluran, Bok Ja mendengar suara Min Joon merintih. "Kedengarannya... seperti pria dewasa..."
Song Yi langsung menutup telepon.

Song Yi ragu apakah ia harus mengikuti perkataan Bok Ja.
"Dia harus bertahan hidup." gumam Song Yi membulatkan hati.
Ia mengompres kening Min Joon dan dengan ragu (dan sambil memejamkan mata) membuka kancing piyama Min Joon.

Song Yi menggosok dada Min Joon.
Min Joon membuka matanya dengan terkejut.
"Apa yang kau lakukan sekarang?!" serunya.
"Ini adalah cara tercepat menurunkan demammu." jawab Song Yi. "Bukalah bajumu."
"Jangan!" protes Min Joon seraya membuang kompres Song Yi dan menutup bajunya. "Pergilah!"

Min Joon menyuruh Song Yi pergi, tapi Song Yi terus saja mengoceh. Bahkan saat Min Joon memejamkan matanya, Song Yi terus bicara.
"Apakah itu pertama kalinya bagimu?" tanya Song Yi.
Min Joon membuka matanya.
"Pertama kalinya?" ulang Song Yi.
Min Joon hanya diam.
"Apa saja yang sudah kau lakukan selama hidupmu?" tanya Song Yi terkejut. "Kalau begini kan aku jadi menyesal."
Min Joon memejamkan matanya.
Song Yi  membuka jendela kamar Min Joon.

Hwi Kyung teringat ketika Se Mi meneleponnya (padahal Hwi Kyung menyuruh Se Mi menelepon pria yang disukainya).
Hwi Kyung mengirim sms.
"Apa kau sudah tidur?" tanya Hwi Kyung. "Jika belum, telepon aku."

Se Mi membaca sms Hwi Kyung. Namun bukannya membalas, ia malah mematikan ponselnya.
Se Mi pergi ke kamar Seok. Ia menanyakan umur Do Min Joon pada kakaknya dan apakah Min Joon punya saudara kembar atau kakak.
"Kenapa kau ingin tahu?" tanya Seok.
"Apa hubungannya dengan Cheon Song Yi?" tanya Se Mi. Se Mi merasa bahwa ada yang aneh dari diri Min Joon.

Min Joon terbangun dan melihat jendela kamarnya terbuka.
Ia mencoba menggunakan kekuatannya untuk menutup jendela, tapi gagal. Ia terpaksa bangkit untuk menutup jendela. Udara dingin berhembus dari luar dan masuk lewat jendela.
Min Joon merasa dingin.
Setelah menutup jendela, ia berbalik dan terkejut melihat kepompong hijau di lantai.
Min Joon menarik napas panjang.
"Apa yang kau lakukan disana?" tanya Min Joon.
"Kau sudah bangun?" tanya Song Yi dari dalam kantong tidur yang menyerupai kepompong. "Apa kau sudah baikan? Aku merasa harus berada disisimu karena aku khawatir."

Song Yi berusaha membuka resleting kantong tidur itu, namun resletingnya tidak mau terbuka.
"Kenapa ini tidak mau terbuka?" ujar Song Yi.
"Aku baik-baik saja, jadi keluarlah." kata Min Joon.
"Apa aku tidak salah dengar?" omel Song Yi. "Semalaman aku menjagamu. Kenapa kau jahat sekali?"
"Bisakah kau menutup mulutmu?" tanya Min Joon.
"Resletingnya tidak mau terbuka! Bisakah kau buka dari luar?"
"Tetaplah disana dan jangan ganggu aku." ujar Min Joon.

Min Joon kembali tidur di ranjangnya.
Song Yi berteriak-teriak dan mengomel minta dibukakan resleting kantong tidurnya.
Min Joon kesal dan tidak bisa tidur. Ia membuka kancing kepala kantong tidur.
"Diamlah." ujarnya. "Kepalaku pusing."
"Tolong bukakan." ujar Song Yi.

Min Joon malah membopong Song Yi ke ruang tengah dan membaringkannya di sofa.
Keesokkan harinya Min Joon tidak mengajar.
Seorang pria diam-diam mengambil pena dari meja kerja Min Joon di kampus.

Jang Young Mok berkunjung ke apartemen Min Joon. Ia terkejut melihat Song Yi ada di dalam kantong tidur.
Dengan bantuan Young Mok, Song Yi akhirnya berhasil keluar dari kepompong itu.

Young Mok datang karena ditelepon oleh Min Joon.
Young Mok membawakan bubur, namun Min Joon sulit makan karena tenggorokannya sakit.
Dulu Min Joon juga pernah karena meminum sebuah kopi. Sejak saat itu, Min Joon tidak mau makan bersama orang lagi. (Kayaknya kopi itu diludahin dulu sama orang yang buat karena dia ga suka sama Min Joon).
"Lalu sekarang, kenapa kau bisa sakit?" tanya Young Mok. "Apa kau makan bersama Nona Cheon Song Yi?"
"Itu..."
"Tidak, itu tidak mungkin." Young Mok menjawab pertanyaannya sendiri. "Kau makan denganku waktu itu dan kau baik-baik saja, kan?"

Min Joon hanya diam.
"Lalu apa yang terjadi?" Young Mok berpikir. "Atau jangan-jangan.... Itu."
"Apa yang kau bicarakan?" tanya Min Joon.
Young Mok memandang Min Joon.
"Aku harus beristirahat." ujar Min Joon, menyingkirkan makanan dipangkuannnya.
"Kau harusnya bertahan." kata Young Mok. "Kenapa membahayakan hidupmu sendiri?"
Young Mok menjadi khawatir atas kepergian Min Joon. Min Joon sudah terikat perasaan yang kuat dengan seseorang. Jika Min Joon pergi, ia takut hal itu akan menyakiti perasaan orang yang ditinggalkan.

Seok mendatangi sebuah kamar kost.
Kamar kost itu kelihatannya ditempati oleh orang yang fanatik pada Han Yo Ra.
Dan disana, Seok menemukan sebuah foto ketika Yo Ra pergi ke dokter kandungan. Rupanya saat tewas, Yo Ra sedang hamil.
Park malah berasumsi bahwa Yo Ra dan Song Yi sering bertengkar karena memperebutkan Do Min Joon.

Young Mok pamit pulang.
Song Yi merawat Min Joon. Mendadan ia teringat saat tidak sengaja membaca buku harian Min Joon, "Tiga bulan terakhir di bumi".
Song Yi mengira Min Joon memiliki penyakit yang parah.

Dari mata-matanya, Jae Kyung akhirnya tahu bahwa Yo Ra hamil. Ia makin khawatir karena Song Yi pernah memergoki dirinya yang sedang bicara dengan Yo Ra.
Ibu Song Yi menemui seorang pria.
Pria itu menawarkan akan memberikan uang yang banyak jika Song Yi mau berperan di film porno.
Ibu Song Yi marah dan menyiram wajah orang itu dengan air.
Orang itu mengatakan bahwa karir Song Yi di dunia hiburan sudah berakhir.

Min Joon sudah baikan.
Ia berbaring di sofa panjang favoritnya dekat pohon.
Saat Min Joon sakit, rumput disana layu. Tapi saat Min Joon sudah sehat, rumput itu kembali segar.
Song Yi mengatakan bahwa ayah Min Joon (Young Mok) kelihatan sangat mencemaskan Min Joon.
"Kau pasti lebih dekat dengan ayahmu ketimbang ibumu." ujar Song Yi. "Sama halnya denganku."

Flashback
Song Yi bercerita bahwa ayahnya sudah lama pergi dari rumah.
Ketika kecil, Song Yi mendengar ayah dan ibunya bertengkar dan memutuskan untuk berpisah.
Ayahnya ingin mengasuh Song Yi dan Yoon Jae, tapi ibunya melarang. Jika mau,ibu Song Yi menyuruh ayahnya bisa membawa Yoon Jae, sedangkan dirinya yang mengurus Song Yi.
"Kau ingin menjaga Song Yi karena ia bisa menghasilkan uang dan memberiku Yoon Jae?" ujar Ayah Song Yi.
"Ya, aku akan membesarkan Song Yi yang bisa menghasilkan uang!" seru ibunya. "Ia tidak akan menghasilkan apapun jika bersamamu. Yang membuatnya menjadi bintang cilik adalah aku. Orang yang membawanya menonton film siang dan malam adalah aku."
"Kau pikir aku gila?!" seru ayahnya. "Kenapa aku harus menyerahkan sesuatu yang bisa menghasilkan banyak uang!"
Song Yi dan Yoon Jae mendengarkan pertengkaran itu dari luar.

Tanpa sengaja, ayahnya melihat Song Yi.
"Song Yi... Itu bukan seperti yang kau dengar..." ujar ayahnya hendak menyentuh tangan Song Yi.
Song Yi mengelak dari ayahnya. "Jangan panggil namaku. Kau bukan ayahku lagi. Jika kau menyebut namaku sekali lagi, aku akan bunuh diri!"
Song Yi berlari keluar.
Flashback Ends

"Kurasa ia pasti sudah tua." ujar Song Yi. "Sekarang aku mengerti apa yang ayahku katakan saat itu. Aku yakin ayahku tidak bermaksud seperti itu. Alasan kenapa aku sangat marah adalah karena waktuku dengan ayah sangat singkat."
Song Yi juga menceritakan saat ia hampir ditabrak truk dan seorang paman menyelamatkannya.

Ponsel Song Yi berbunyi. Jae Kyung menelepon.
Dengan kekuatannya, Min Joon menjatuhkan ponsel Song Yi sampai baterenya terlepas.
Padahal saat itu, Jae Kyung sedang berada di apartemen Song Yi.
"Song Yi." panggil Jae Kyung.
Dari sebelah, Min Joon bisa mendengar suara Jae Kyung.
"Dia tidak ada." gumam Jae Kyung. "Gadis yang beruntung."

"Kak Jae Kyung aneh akhir-akhir ini." kata Song Yi secara membetulkan ponselnya. "Kurasa ia menyukaiku. Saat berkunjung kerumahku kemarin, dia menyuruhku menjaga kesehatan dan cemas padaku. Dia juga sering meneleponku untuk makan bersama. Apa yang harus kulakukan? Aku sangat membenci hal-hal seperti itu."
Min Joon hanya menarik napas panjang dan tidak berkata apapun.
Song Yi mengoceh mengenai Hwi Kyung dan Jae Kyung yang mungkin akan berkelahi karena memperebutkan dia.
"Kau pikir semua pria menyukaimu?" tanya Min Joon.
"Semua kecuali kau." jawab Song Yi. "Tapi sepertinya kau juga. Kejadian kemarin malam... sangat membingungkan."
Min Joon hanya diam.

"Seperti apa tipe yang kau sukai?" tanya Song Yi.
"Aku tidak punya." jawab Min Joon cepat.
"Tapi aku punya." ujar Song Yi. "Seseorang yang berada disisiku untuk waktu yang sangat sangat sangat lama. Tidak seperti ayahku yang menghilang tiba-tiba, seseorang itu harus berada disisiku untuk waktu yang sangat sangat sangat lama. Jika aku memikirkan hal ini, kurasa Hwi Kyung adalah orang yang tepat."
Min Joon kelihatan kesal. Ia bangkit dari duduknya dan beranjak pergi.

Setelah Min Joon pergi, Song Yi duduk di sofa panjang dan mengikuti gaya duduk Min Joon.
Jae Kyung keluar dari apartemen Song Yi.
Di depan, Min Joon sudah menunggunya.
Min Joon bertanya kenapa ia keluar dari apartemen Song Yi padahal Song Yi tidak ada di dalam.
Jae Kyung memberi alasan bahwa ia pikir Song Yi ada di dalam, ternyata tidak.

Jae Kyung berjalan dan naik ke lift. Min Joon menahan pintu lift itu.
"Ada apa?" tanya Jae Kyung.
"Hentikan."
Jae Kyung tertawa. "Apa?" Ia memainkan cincinnya.
Min Joon melihat cincin Jae Kyung.
Jae Kyung melirik ke arah cctv yang menyala. Ia berjalan mendekati Min Joon.
"USB itu... ada padamu, kan?" tanya Jae Kyung. "Lebih baik kau serahkan padaku. Untukmu dan juga Cheon Song Yi. Alasan saat ini kau masih hidup karena aku yang membiarkanmu hidup. Ini juga berlaku untuk Cheon Song Yi. Jadi, berterima kasihlah."
Jae Kyung menutup pintu lift.

Di lantai dasar, Jae Kyung keluar.
Min Joon sudah ada disana.
"Jika kau mengganggu Song Yi, siapa dirimu yang sebenarnya akan diketahui dunia." ancam Min Joon. "Aku yang akan melakukannya. Dan ada sesuatu yang perlu kau tahu. Kau tidak akan bisa membunuhku."

Se Mi menemui Min Joon di kampus.
Dengan alasan membicarakan Song Yi, Se Mi meminta waktu mengobrol dengan Min Joon.

Se Mi mengatakan bahwa ia adalah teman Song Yi sejak SMP. Dan karena suatu kejadian yang menyebabkan kesalahpahaman, hubungannya dan Song Yi menjadi tidak baik.
Karena khawatir pada Song Yi namun tidak bisa menghubunginya, Se Mi meminta izin Min Joon agar ia bisa menelepon Min Joon jika mengkhawatirkan Song Yi.

Asisten Se Mi (mantan asisten Song Yi) salah memanggil Se Mi sebagai Song Yi.
Se Mi kelihatan kesal, namun berusaha menutupinya.

Se Mi syuting adegan ciuman. Lawan mainnya sengaja melakukan NG berkali-kali. Hal itu membuat Hwi Kyung kesal.
Saat berpapasan dengan lawan main Se Mi, Hwi Kyung sengaja mendorongnya hingga jatuh.

Min Joon bercerita pada Song Yi kalau dia bertemu dengan Se Mi. Min Joon membela Se Mi saat Song Yi berkata ia tidak menyukai Se Mi.
"Pasti ada alasan kenapa orang-orang disekelilingmu pergi meninggalkanmu." kata Min Joon. "Mungkin kau sendirilah yang membuat dirimu sendiri kesepian."
"Aku tidak kesepian!" seru Song Yi marah. "Kata siapa aku kesepian!"
"Jika tidak, lalu kenapa kau tetap tinggal disini?" tanya Min Joon. "Kenapa kau tidak ke rumah keluarga dan temanmu? Kenapa kau malah berada dirumah pria asing? Apa yang kau tahu tentangku? Kenapa kau datang padaku? Karena kau kesepian. Karena kau tidak punya tempat untuk pergi."

Song Yi marah.
"Keluar!" teriaknya.
"Ini rumahku." ujar Min Joon tenang.
"Diam dan cepat keluar!" teriak Song Yi seraya berlari pergi.

Disisi lain, Se Mi berbincang dengan Hwi Kyung.
"Apa kau membaca pesanku?" tanya Hwi Kyung.
"Ya." jawab Se Mi.
"Lalu kenapa tidak membalas?"
"Aku takut."
"Aku banyak berpikir sejak menerima teleponmu saat itu." ujar Hwi Kyung. "Ketika aku menyukai Song Yi, kaulah orang pertama yang kuberitahu. Aku bisa membayangkan bagaimana perasaanmu ketika aku melakukan itu. Maafkan aku."

"Tapi," lanjut Hwi Kyung. "Kurasa suatu saat nanti aku juga akan minta maaf. Aku tahu bagaimana rasanya melihat seseorang yang tidak melihatmu. Rasa sakit hatimu, aku juga tahu."
Se Mi menangis.
"Aku tidak bisa melakukan apapun untukmu, kecuali menolakmu." ujar Hwi Kyung. "Maafkan aku. Telepon aku jika hatimu sudah tenang. Aku adalah temanmu, jadi aku tidak ingin kehilanganmu."

Hwi Kyung berjalan pergi, namun Se Mi memanggilnya.
"Hwi Kyung!" panggi Se Mi seraya berjalan mendekatin Hwi Kyung. "Pria yang tinggal disamping apartemen Song Yi... tidakkah kau merasa pernah melihatnya disuatu tempat?"
Se Mi menunjukkan foto Song Yi dan Min Joon.
"Kurasa mereka adalah orang yang sama." ujar Se Mi.
"Tidak mungkin. Itu sudah 12 tahun yang lalu."

Kedatangan kembali penyelamat Song Yi membuat Hwi Kyung cemas. Ia langsung menuju apartemen Min Joon.
Saat itu, Min Joon sedang pergi untuk membeli ayam dan bir (makanan kesukaan Song Yi jika sedang galau). Jadi, Song Yi-lah yang membukakan pintu.
"Kenapa kau ada disini?" tanya Hwi Kyung kaget.
Song Yi hanya diam.
"Kenapa kau ada di rumah Do Min Joon?!" seru Hwi Kyung. "Dimana Do Min Joon?"

"Keluar!" teriak Hwi Kyung seraya menarik tangan Song Yi kasar.
"Aku kemari karena tidak punya tempat untuk pergi!" ujar Song Yi.
"Kenapa tidak ke rumah ibumu?! Atau ke hotel?!" Hwi Kyung terus sewot.
"Aku benci rumah ibuku dan aku seorang artis. Mana mungkin pergi ke hotel."
"Pergilah ke rumahku! Aku akan beli rumah! Pokoknya kau tidak boleh disini. Kau boleh kemana saja asal tidak disini!"
"Hwi Kyung, tenanglah."
Hwi Kyung memohon pada Song Yi agar tinggal di vila miliknya. Melihat wajah cemas Hwi Kyung, Song Yi akhirnya setuju. Ia menyuruh Hwi Kyung menunggu di parkiran sementara ia akan bersiap-siap.

Min Joon mengayuh sepedanya pulang setelah membeli ayam dan bir untuk Song Yi.
Di lobi, ia berpapasan dengan Hwi Kyung.
Hwi Kyung menatap wajah Min Joon, berusaha mengingat kejadian ketika Song Yi hampir tertabrak truk.

Di sisi lain, Song Yi membereskan barang-barangnya.
Ia menuliskan sebuah pesan untuk Min Joon.
"Ini Cheon Song Yi. Terima kasih untuk segalanya. Aku akan pergi ke vila milik Hwi Kyung di Cheong Pyeong..."
Song Yi terdiam. "Kenapa aku menuliskan kemana aku akan pergi? Itu artinya aku menyuruhnya menemuiku. Ah, jangan ditulis."

Song Yi meremas kertas dan hendak membuangnya di tong sampah.
Mendadak ia tertegun melihat sesuatu di dalam tong sampah. Disana ada beberapa perban bernoda darah dan beberapa pecahan kaca.
Song Yi mengambil pecahan kaca itu.

"Siapa kau?" tanya Hwi Kyung.
Min Joon tidak memedulikan Hwi Kyung dan berjalan melewatinya.
Hwi Kyung menarik lengan Min Joon.
"Apa mungkin kau orang yang 12 tahun yang lalu menyelamatkan Song Yi? Apa kau orangnya?"